Lompat ke isi

Gangguan transvetik

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Gangguan transvetik atau dikenal juga dalam Bahasa Inggrisnya transvetic disorder adalah kondisi seseorang mengalami rangsangan seksual yang intens dan berulang dari penggunaan pakaian lawan jenis, yang bisa saja diwujudkan dalam bentuk fantasi, desakan, atau kebiasaan. Lebih jauh gangguan ini menyebabkan tekanan atau terganggunya fungsi di dalam hidup.[1]

Gejala yang mudah diamati dari penyandang gangguan transvetik sebagai berikut:

  • Keinginan menggunakan pakaian lawan jenis untuk bisa mendapat rangsangan seksual
  • Menggunakan pakaian lawan jenis untuk mengurangi tekanan
  • Tidak bisa mendapat kesenangan seksuali selain dengan menggunakan pakaian, akeseoris, atau objek lain yang spesifik digunakan oleh lawan jenis
  • Berpura-pura menjadi lawan jenis saat melakukan cross dressing
  • Kebutuhan seksual yang konstan dan intens dari membayangkan atau menggunaakan sepotong atau beberapa potong pakaian yang secara umum dianggap seharusnya digunakan oleh lawan jenis. Hal ini bisa saja hanya berupa bra, atau satu set gaun, stoking, atau sepatu hak tinggi.
  • Membeli baju atau objek lainnya yang spesifik digunakan oleh lawan jenis, menggunakannya, dan kemudian membuangnya sebagai usaha untuk berhenti
  • Tuntutan untuk melakukan ini terlihat setidaknya dalam 6 bulan terakhir, dan menyebabkan ketidakbahagiaan dalam hubungan, karir, atau kehidupan sehari-hari
  • Bisa menyebabkan terganggunya pekerjaan karena tekanan yang dialami
  • Untuk penyandang yang masih muda, bisa jadi kepuasan seksual ini terbangun secara perlahan dan gradual. Masturbasi dengan pakaian kawan jenis biasanya dihindari oleh pengguna yang lebih tua karena memperlama proses penggunaan pakaian.[2]

Menurut DSM 5, kriteria untuk diagnosa gangguan transvetik adalah:

  • Selama 6 bulan terakhir mengalami rangsangan seksual yang intens dan berulang dari penggunaan pakaian lawan jenis, diwujudkan dalam bentuk fantasi, tuntutan, atau kebiasaan tetentu
  • Fantasi, tuntutan seksual, dan kebiasaan ini menyebabkan tekanan klinis atau terganggunya fungsi sosial, okupasional, atau fungsi penting lainnya.[3]

Penanganan

[sunting | sunting sumber]

Penyandangnya bisa diberikan cognitive behaviour therapy dengan membantu mereka memahami penyebab terjadinya kondisi ini dan mengembangkan strategi untuk membangun penyaluran seksual yang lebih sehat. Terapi aversi bisa dilakukan untuk membuat otak menghubungkan ketertarikan yang dialami dengan akibat-akibat yang tidak menyenangkan. Obat-obatan untuk mengatasi tuntutan kompulsif, anti depresan, dan anti kecemasan bisa diberikan oleh psikiater, dikombinasikan dengan terapi yang lain.[2]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Transvetic disorder. dari situs msdmanuals
  2. ^ a b Transvetic disorder. dari situs firstlightpsych
  3. ^ American Phsyciatric Accosiation. Diagnostic and Statiscal Manual of Mental Disorders - DSM 5. American Phsyciatric Publishing. Washingon DC dan London:2013