Gereja Maria Bunda Karmel, Tomang
Gereja Maria Bunda Karmel | |
---|---|
Gereja Maria Bunda Karmel, Paroki Tomang | |
Koordinat: 6°11′24.738″S 106°46′49.526″E / 6.19020500°S 106.78042389°E | |
Lokasi | Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jakarta |
Negara | Indonesia |
Denominasi | Gereja Katolik Roma |
Arsitektur | |
Status | Gereja paroki |
Status fungsional | Aktif |
Peletakan batu pertama | 21 Oktober 1979 |
Administrasi | |
Paroki | Tomang |
Dekenat | Barat II |
Keuskupan Agung | Jakarta |
Provinsi | Jakarta |
Gereja Maria Bunda Karmel, Tomang atau yang bernama lengkap resmi Gereja Paroki Maria Bunda Karmel, Tomang adalah sebuah gereja paroki Katolik yang terletak di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jakarta. Gereja ini berada dalam naungan Keuskupan Agung Jakarta dan didedikasikan kepada Bunda Maria dari Gunung Karmel.
Gereja ini dikelola oleh para imam Ordo Karmelit.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Wilayah Paroki Tomang pada awalnya merupakan bagian dari Gereja Santo Kristoforus, Grogol. Inisiasi diskusi antara Ordo Karmelit dan Keuskupan Agung Jakarta berlangsung pada tahun 1970, untuk merencanakan sebuah paroki yang akan dikelola oleh ordo tersebut. Wilayah yang hendak dibangun ialah daerah Tomang Barat, tepatnya di daerah Tomang City Garden.[1]
Izin Prinsip diterbitkan oleh Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin pada tahun 1972. Pada 23 Oktober 1973, R.P. Aloysius Hardowidagdo, O.Carm. diangkat menjadi Pastor Paroki pertama di Gereja Maria Bunda Karmel,[2] setelah sebelumnya KAJ mengeluarkan surat pengukuhan tugas untuk pendirian Paroki Tomang pada 25 November 1972. Pada November 1973, Sekolah Sang Timur mulai beraktivitas di Jalan Arjuna Selatan sekaligus menjadi lokasi sementara peribadatan.
Pada tahun 1975, Panitia Pembangunan Gereja kembali dibentuk. Tiga tahun berselang pembangunan mulai direncanakan dengan menunjuk Biro Arsitek Han Awal serta Vincent Winarko selaku arsitek pelaksana. Pada 21 Oktober 1979, peletakan batu pertama berlangsung. Gereja ini kemudian diberkati oleh Uskup Agung Jakarta, Leo Soekoto, S.J. dan diresmikan oleh Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Tjokropranolo pada 14 September 1980. Tanggal 14 September merupakan Pesta Salib Suci dalam Gereja Katolik.
Setelah itu dilakukan beberapa pengembangan, seperti aula pada tahun 1988. Dengan jumlah umat yang berkembang, dilakukan pemekaran di wilayah Meruya dengan berdirinya Gereja Maria Kusuma Karmel, Meruya pada tahun 1993. Renovasi sempat diinisiasi pada tahun 2003, yang dimulai pada Maret 2004 dan berakhir pada Desember 2004. Renovasi juga sempat dilakukan pada gedung pastoran dan sekretariat paroki. Pengembangan juga dilakukan dengan membangun auditorium yang memiliki kapel (dengan pelindung Santa Theresia Lisieux) dan juga ruang adorasi.
Kapel Maria Bintang Laut
[sunting | sunting sumber]Paroki Tomang memiliki sebuah stasi yang berlokasi di Mal Taman Anggrek. Awalnya umat menggunakan sebuah ruangan dengan nama Stasi Santo Fransiskus Assisi. Sejak peresmian Kapel Maria Bintang Laut pada 29 Oktober 2024 oleh Uskup Agung Jakarta, Ignatius Suharyo, peribadatan mulai dilaksanakan di Kapel Maria Bintang Laut. Misa dilaksanakan secara rutin pada hari Minggu sebanyak dua kali.[3] Di kapel ini terdapat lima buah lukisan berupa ikonografi, yang menggambarkan lima peristiwa dalam Gereja.[4]
-
Panti imam Kapel MBL
Galeri
[sunting | sunting sumber]-
Tampak luar
-
Goa Maria
-
Kaca patri pada pintu utama
-
Panti imam
-
Panti imam
-
Altar gereja
-
Patung Hati Kudus Yesus
-
Patung Santa Maria dari Karmel
-
Auditorium
Lihat juga
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Sejarah Gereja MBK". www.parokimbk.or.id. Paroki Tomang Gereja Maria Bunda Karmel. 2 September 2013. Diakses tanggal 1 Mei 2024.
- ^ "Paroki Maria Bunda Karmel (Tomang)". www.trinitas.or.id. Paroki Cengkareng, Trinitas. Diakses tanggal 1 Mei 2024.
- ^ "Jadwal Misa Rutin". Paroki Tomang. Diakses tanggal 26 November 2024.
- ^ "Ikon-ikon di Kapel St. Fransiskus dari Assisi, Taman Anggrek, Jakarta Barat". ikonchristiantombiling.blogspot.com. Diakses tanggal 26 November 2024.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]