Lompat ke isi

Hakim-Hakim 10

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Hakim-hakim 10)
Hakim-hakim 10
Kitab Hakim-hakim lengkap pada Kodeks Leningrad, dibuat tahun 1008.
KitabKitab Hakim-hakim
KategoriNevi'im
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Lama
Urutan dalam
Kitab Kristen
7
pasal 9

Hakim-hakim 10 (disingkat Hak 10) adalah bagian dari Kitab Hakim-hakim dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen.[1][2]

Pembagian isi pasal (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):

Ia [Yair] mempunyai tiga puluh anak laki-laki, yang mengendarai tiga puluh ekor keledai jantan, dan mereka mempunyai tiga puluh kota, yang sampai sekarang disebutkan orang Hawot-Yair, di tanah Gilead.[5]
bahasa Ibrani: ויהי־לו שלשים בנים רכבים על־שלשים עירים ושלשים עירים להם להם יקראו ׀ חות יאיר עד היום הזה אשר בארץ הגלעד׃
transliterasi: way·hî-lōw shə·lō·shîm bā·nîm, rō·ḵə·ḇîm ‘al-shə·lō·shîm ‘ă·yā·rîm, ū·shə·lō·shîm ‘ă·yā·rîm lā·hem; lā·hem yiq·rə·’ū ḥa·wōṯ yā·’îr, ‘aḏ ha·yōm ha·zeh, ’ă·šer bə·’e·reṣ ha·gil·‘āḏ.

Jumlah dan kehormatan yang dimiliki oleh putra-putra Yair menunjukkan bahwa Yair sendiri, seperti halnya Gideon (Hakim–hakim 8:30), menempatkan dirinya dalam status layaknya seorang pembesar. Dalam bahasa Ibrani, kata ‘ă·yā·rîm yang digunakan untuk "keledai-keledai jantan" merupakan homonim dengan kata (yang agak jarang dipakai) untuk "kota-kota", sehingga merupakan permainan kata, sebagaimana halnya "Perumpamaan Yotam" (Hakim–hakim 9:7–21) dan "Teka-teki Simson" (Hakim–hakim 14:14).[6]

Orang Israel itu melakukan pula apa yang jahat di mata TUHAN; mereka beribadah kepada para Baal dan para Asytoret, kepada para allah orang Aram, para allah orang Sidon, para allah orang Moab, para allah bani Amon dan para allah orang Filistin, tetapi TUHAN ditinggalkan mereka dan kepada Dia mereka tidak beribadah.[7]

Sekali lagi orang Israel berpaling dari Tuhan dan berbakti kepada dewa-dewa lain

  1. Dalam agama Kanaan, orang bisa mengabdi kepada agama tertentu dan pada saat bersamaan terlibat dalam pelacuran keagamaan. Dalam mencari kesuburan dari para dewa, penganut agama-agama tersebut menemukan bahwa agama dan kenikmatan dosa seksual dapat dipadukan.
  2. Dengan cara yang sama, berapa orang yang menyatakan dirinya Kristen mengajarkan bahwa keselamatan dapat dipadukan dengan kebebasan seksual. Mereka mengatakan bahwa karena keselamatan diperoleh melalui kasih karunia, maka kasih karunia itu dengan sendirinya menghapus semua bentuk dosa; jadi, kebejatan seksual, kemabukan, pencurian, homoseksualitas, kekejaman, dan hal semacam itu tidak perlu ditinggalkan untuk memperoleh keselamatan di dalam Kristus.
  3. Doktrin semacam itu memutarbalikkan penebusan Allah bagi umat-Nya sehingga harus ditolak oleh semua orang yang tetap setia kepada Allah dan firman-Nya (lihat Matius 7:21; 1 Yohanes 2:4; Wahyu 21:8).[8]
Dan mereka menjauhkan para allah asing dari tengah-tengah mereka, lalu mereka beribadah kepada TUHAN. Maka TUHAN tidak dapat lagi menahan hati-Nya melihat kesukaran mereka.[9]

Sekalipun orang Israel pantas menerima penderitaan yang sedang mereka alami, Allah masih sangat terharu melihat penderitaan mereka.

  1. Penderitaan dan keadaan mereka menyedihkan hati-Nya, sama seperti penderitaan seorang anak kecil menyedihkan hati seorang ayah yang penuh kasih. Sampai batas tertentu, hati Allah bersedih oleh kesukaran mereka (bandingkan Yehezkiel 6:9) dan tergerak oleh belas kasihan untuk bermurah hati kepada mereka (bandingkan Hosea 11:7–9).
  2. Kemurahan Allah yang lembut tersedia bagi semua orang yang telah berdosa, yang sedang menderita akibat-akibatnya yang dahsyat, dan yang bertobat serta mencari pengampuan. Dalam situasi semacam itu kita dapat yakin bahwa hati Allah tersentuh oleh kesusahan dan penderitaan kita, sehingga mengasihani kita, dan memulihkan kita kepada kedudukan persekutuan dan berkat.
  3. Belas kasihan Allah bagi dunia yang terhilang menggerakkan Dia untuk mengutus Putra-Nya untuk mendamaikan orang berdosa dengan diri-Nya sendiri (Yohanes 3:16).[8]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ W.S. LaSor, D.A. Hubbard & F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1. Diterjemahkan oleh Werner Tan dkk. Jakarta:BPK Gunung Mulia. 2008. ISBN 979-415-815-1, 9789794158159
  2. ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada Perjanjian Lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
  3. ^ Hakim–hakim 2:6–9
  4. ^ Hakim–hakim 10:1
  5. ^ Hakim–hakim 10:4
  6. ^ The Pulpit Commentary, disunting oleh H.D.M. Spence dan Joseph S. Exell, 1890.
  7. ^ Hakim–hakim 10:6
  8. ^ a b The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  9. ^ Hakim–hakim 10:16

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]