Hiperplasi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ilustrasi yang menunjukkan perbedaan hiperplasi dan hipertrofi

Hiperplasi adalah peristiwa meningkatnya jumlah sel yang terjadi pada organ tertentu akibat peningkatan proses mitosis.[1]

Mekanisme[sunting | sunting sumber]

Hiperplasi dapat terjadi dan ditemui pada sel yang dirangsang dengan peningkatan beban kerja, pensinyalan oleh hormon, atau sinyal yang dihasilkan secara lokal sebagai respon terhadap penurunan kepadatan jaringan.[1] Hiperplasi hanya dapat terjadi pada sel-sel yang mengalami proses mitosis, seperti sel hati, ginjal, dan jaringan ikat.[1] Hiperplasi adalah respon normal dari jaringan tubuh.[2]

Jenis[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan penyebab terjadinya, hiperplasia dapat terbagi atas 3, yaitu hiperplasi fisiologis, hiperplasi patologis, dan hiperplasi kompensasi.[1]

Hiperplasi fisiologis[sunting | sunting sumber]

Adalah hiperplasi yang terjadi setiap bulan pada sel-sel jaringan endometrium uterus (rahim) selama stadium folikular pada siklus menstruasi.[1]

Hiperplasi patologis[sunting | sunting sumber]

Adalah hiperplasi yang dapat terjadi karena perangsangan hormon yang berlebihan.[1] Contoh peristiwa ini terjadi pada kasus akromegali, suatu penyakit yang terjadi pada jaringan ikat yang ditandai oleh meningkatnya hormon pertumbuhan.[1]

Hiperplasi kompensasi[sunting | sunting sumber]

Adalah hiperplasi yang terjadi karena sel jaringan berproliferasi untuk menggantikan jumlah sel yang telah mengalami penurunan pada jaringan tertentu.[1] Hiperplasia ini ditemui pada sel-sel hati setelah pengangkatan sebagian jaringan hati melalui pembedahan.[1] Hiperplasia ini terjadi dengan kecepatan yang signifikan.[1]

Kasus[sunting | sunting sumber]

Hiperplasi adrenal kongenital adalah tidak meresponnya sel penghasil glukokortikoid adrenal terhadap ACTH selama masa gestasi, baik secara total atau relatif sehingga menyebabkan jumlah glukokortikoid sangat rendah dan terjadi maskulinisasi genitalia pada janin perempuan.[1]

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e f g h i j k Corwin EJ. 2007. “Buku Saku Patofisiologi Corwin. Jakarta: EGC.
  2. ^ Underwood JCE. 1996. “General and Systematic Pathology. London: Pearson.