Infrastruktur perdamaian
Insfratruktur Perdamaian Merupakan sebuah awal dari perjalanan untuk menekankan sebuah perdamaian melalui pembangunan hal ini berhubungan dengan Tujuan ke 9 Industri, Inovasi dan Infrastruktur dari (Sustainable Development Goals/SDGs), Yaitu pembangunan yang dapat memiliki arti untuk perikemanusiaan dengan adanya pembangunan berkelanjutan perdamaian akan dapat terealisasikan. konflik dan kekerasan tidak bisa menghasilkan pembangunan yang dapat memperhitungkan seluruh makhluk hidup.[1] pengembagan Pariwisata merupakan salah satu cara melakukan pembangunan dalam upaya meningkatkan perekonomian di sebuah daerah Konflik ataupun pasca konflik. dengan adanya pariwisata akan membantu dalam pemulihan daerah konflik atau pasca konflik."Kita tidak akan menikmati pembangunan tanpa keamanan (perdamaian), kita tidak akan menikmati keamanan (perdamaian) tanpa pembangunan, dan kita tidak akan menikmati keduanya tanpa menghormati hak asasi manusia" Sekretaris Jenderal PBB, 2005 Sejak kemerdekaan, Indonesia telah mengalami beberapa gelombang kekerasan yang merusak perdamaian dan mengganggu pembangunan, antara lain beberapa konflik separatis ditahun-tahun awal kemerdekaan dan konflik bersekala besar pada masa transisi pada orde lama ke orde baru. awal era reformasi pada tahun 1998 juga diwarnai dengan gelombang konflik yang besar gelombang kekerasan ini sedemikian rupa menjadi Laporan Pembangunan dunia (WDR) tahun 2011 menyatakan bahwa daerah yang mengalami konflik besar pada tahun2011 kemungkinan besar akan mengalami pada tahun 2011 kemudian besar akan mengalami konflik serupa lagi setidaknya selama satu dekade. hal ini membuktikan oleh karena itu, perlu diberikan perhatian lebih terhadap karakteristik dan ekskalasi konflik agar upaya pencegahan konflik dan pembangunan perdamaian dapat di laksanakan secara efektif.[2]
pariwisata sebagai kunci perekonomian setelah konflik
[sunting | sunting sumber]Pariwisata memiliki peran penting untuk memulihkan perkekonomian dan membantu untuk membangun perdamaian di daerah yang pernah terkena konflik. banyaknya daerah yang mengalami pembentukan kehancuran yag parah. dengan adanya pariwisata dapat menajdi solusi yang berguna dalam upaya peningkatan ekonomi yang merosot akibat konflik, dan juga dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal, membuat perdamaina, dan mengenalkan budaya juga warisan daerah.[3] Pariwisata dapat menjadi sebagai sarana dalam pembentukan diplomasi dan memperkuat perdamaian di daerah setelah konflik. dengan adanya wisatawan dari berbagai negara. pariwisata dapat mempromosikan dialog antarbudaya dan membangun pemahaman yang lebih baik antara para warga yang pernah bereteru. dan wisatawan dapat menilai keindahan dan keragaman dari daerah ini. serta bertemu dengan masyarakaat lokal yang ramah dan terbuka. dengan ini dapat mengubah presfektif negatif di daerah pasca konflik ini juga dapat membangun hubungan yang lebih baik antara masyarakat lokal dan wisatawan.[4]
Referensi :
[sunting | sunting sumber]- ^ Kusumah, Galih (2023-07-08). "Mendukung Pembangunan Ekonomi dan Perdamaian Melalui Pariwisata di Daerah Pasca-Konflik". Magister Pariwisata. Diakses tanggal 2023-12-02.
- ^ "The Habibie Center | Perdamaian dan Pembangunan". habibiecenter.or.id. Diakses tanggal 2023-12-02.
- ^ Azra, Azyumardi (2022-02-23). "Pembangunan dan Perdamaian". kompas.id. Diakses tanggal 2023-12-02.
- ^ "Tourism Raises its voice for Peace". www.unwto.org. Diakses tanggal 2023-12-02.