Integumen ikan
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Integumen merupakan bagian terluar dari ikan sebagai sistem pembalut tubuh. Salah satu yang biasa dikenal adalah sisik.
Sisik merupakan derivat dari lapisan dermis. Lapisan epidermis adalah lapisan terluar dari ikan. Sementara lapisan paling dalam adalah dermis. Epidermis selalu basah karena adanya lendir yang dihasilkan oleh sel-sel yang berbentuk piala yang terdapat di seluruh permukaan tubuh ikan. Lendir berfungsi untuk mengurangi gesekan dengan air supaya ikan dapat berenang lebih cepat, sebagai penutup luka, dan pencegah infeksi. Ada yang memanfaatkan lendir untuk menghindari diri dari kekeringan contohnya pada ikan African lungfish.
Berdasarkan bentuk dan bahan yang terkandung di dalamnya, sisik ikan dibagi menjadi 5 jenis. Yaitu placoid pada ikan bertulang rawan, cosmoid yang hanya ada pada ikan fosil dan ikan primitif, ganoid yang biasa ditemukan pada Garfish atau paddle fish, cycloid dan ctenoid.
Pewarnaan pada ikan berfungsi sebagai penyamaran, pemberitahuan bagi musuh, atau pemberitahuan untuk pengenalan seksual pada lawan jenisnya. Warna ikan disebabkan oleh schemachrome dan biochrome. Schemachrome yang dikarenakan konfigurasi sisik sementara biochrome sebagai pigmen pembawa warna.
Organ cahaya yang dikeluarkan oleh jasad hidup dinamakan bioluminescens yang umumnya berwarna biru atau biru kehijau-hijauan. Organ cahaya pada ikan biasanya akibat cahaya yang dikeluarkan oleh bakteri gram positif. Sementara ikan yang mempunyai organ cahaya tersendiri biasanya terdapat pada laut dalam yang berkisar antara 300-1000 meter.
Kelenjar beracun ditemukan juga pada ikan. Kelenjar tersebut merupakan modifikasi kelenjar yang mengeluarkan lendir. Berfungsi sebagai alat pertahanan atau untuk menyerang dan mencari makan. Contohnya pada ikan lepu ayam yang memiliki kelenjar beracun pada jari-jari keras sirip punggungnya, ikan buntal, ikan pari pada ekornya dan ikan lele.