Ini adalah artikel yang memenuhi kriteria penghapusan cepat karena alasan sebagai berikut:
- artikel tentang orang, hewan individu, organisasi (grup musik, klub, perusahaan, dll.), konten web, atau peristiwa yang terselenggara yang tidak mengindikasikan kepentingan subjeknya. Lihat KPC A7.
- halaman yang tidak ensiklopedis dan isinya hanya berupa serangan terhadap tokoh dan/atau entitas lain. Termasuk pemfitnahan, ancaman hukum, materi yang bersifat melecehkan atau mengintimidasi orang, atau biografi orang hidup yang isinya menggunakan nada negatif tanpa sumber, dan tidak ada versi netral yang dapat dibalikkan. Lihat KPC U10.
Halaman ini mungkin dihapus dengan kriteria yang sesuai. Lebih+dari+satu+macam+alasan%3A+penghapusan+cepat+criteria+%5B%5BWP%3AA7%7CA7%5D%5D%2C+%5B%5BWP%3AU10%7CU10%5D%5D.+Untuk+mengajukan+pembatalan+penghapusan%2C+lihat+%5B%5BWP%3AREFUND%2FG13%5D%5DNA
Jika artikel ini tidak memenuhi syarat KPC, atau Anda ingin memperbaikinya, silakan hapus pemberitahuan ini, tetapi tidak dibenarkan menghapus pemberitahuan ini dari halaman yang Anda buat sendiri. Jika Anda membuat halaman ini tetapi Anda tidak setuju, Anda boleh mengeklik tombol di bawah ini dan menjelaskan mengapa Anda tidak setuju halaman itu dihapus. Silakan kunjungi halaman pembicaraan untuk memeriksa jika sudah menerima tanggapan pesan Anda.
Ingat bahwa artikel ini dapat dihapus kapan saja jika sudah tidak diragukan lagi memenuhi kriteria penghapusan cepat, atau penjelasan dikirim ke halaman pembicaraan Anda tidak cukup meyakinkan kami.
- Kepada nominator: Tempatkan templat:
{{subst:Db-notice-multiple|Iwan Sukoco|header=1|A7|U10}} ~~~~
- pada halaman pembicaraan pembuat/pengunggah.
Kepada pengurus: artikel ini memiliki isi pada halaman pembicaraannya yang harus diperiksa sebelum dihapus.
Pengurus: periksa pranala balik, riwayat (beda), dan catatan sebelum dihapus. Periksa di Google.
Halaman ini terakhir disunting oleh FenyMufyd (kontribusi | log) pada 08:17, 12 Maret 2024 (UTC) (46 hari lalu)
Iwan Sukoco (lahir 22 November 1977) adalah seorang wasit sepak bola di Liga Indonesia. Iwan Sukoco dikenal sebagai wasit yang memiliki banyak keputusan kontroversi di setiap pertandingan sepak bola yang ia pimpin.
Iwan Sukoco merupakan wasit asal Malang, Jawa Timur. Ia lahir pada 22 November 1977. Selain berkarier sebagai wasit, pria satu ini juga merupakan anggota Tentara Nasional Indonesia.
Saat sepak bola Indonesia dibekukan, Iwan pun menjalani hidupnya sebagai Bintara TNI di mana ia menerima amanat bertugas di BAMIN KOMSOS (Bintara Administrasi Komunikasi Sosial) di Koramil Wagir, Kabupaten Malang.[1]
Karier Iwan Sukoco sebagai pengadil lapangan sendiri dimulai sejak tahun 2009. Saat itu, Iwan telah memimpin beberapa pertandingan Divisi Utama dan juga memimpin gelaran Piala Indonesia 2010.
Setelahnya, ia terus berkecimpung di dunia wasit di beberapa ajang seperti Indonesia Super League, Torabika Soccer Championship, hingga Liga 1. Sebagai salah satu wasit di Indonesia, Iwan pernah mendapat beragam prestasi salah satunya status wasit terbaik ISL musim 2013–2014 versi Komite Media PSSI.
Prestasi yang Iwan Sukoco torehkan juga tertutup dengan kontroversi yang ia ciptakan di lapangan hijau. Banyak kontroversi yang telah ia ciptakan hingga menuai kritik dari pemain hingga pemilik klub. Karena banyak kesalahan yang ia buat selama menjadi wasit, Iwan pun pernah dibebas tugaskan oleh PSSI dari beberapa gelaran seperti Torabika Soccer Championship 2016 dan Piala Sudirman 2016.
Mundur lagi ke belakang, pada gelaran Piala Presiden 2015 Persib Bandung secara terbuka meminta operator penyelenggara untuk melakukan penyidikan terhadap sosoknya pasca memimpin babak 8 besar melawan Pusamania Borneo FC. Lalu pada 2013, Sartono Anwar yang saat itu melatih Persisam Samarinda menyebut Iwan sebagai wasit mafia pasca timnya kalah dari Pelita Bandung Raya dan pada gelaran ISL 2014, Iwan Sukoco juga pernah mendapat teguran keras dari PSSI menyusul banyaknya keputusan kontroversial yang ia buat.
Iwan Sukoco kembali menjadi sorotan setelah pelatih Persita Tangerang, Widodo C. Putro, memberikan komentar pedas usai timnya bermain menghadapi Borneo FC pada laga Liga 1 2021–2022. Widodo mengomentari keputusan Iwan Sukoco yang memberi kartu kuning kedua pada pemain Persita yaitu Irsyad Maulana karena dianggap melakukan diving.[2] Widodo kemudian meminta PSSI mengevaluasi wasit Iwan Sukoco karena dinilai bukan kali ini saja memberikan keputusan kontroversial.[3]
Pada pertandingan Liga 1 2021–2022 antara Persiraja Banda Aceh melawan PSIS Semarang yang berlangsung pada 12 Januari 2022, Iwan Sukoco kembali membuat banyak keputusan yang kontroversi, salahsatunya mengesahkan gol dari pemain PSIS Semarang, Wallace Costa pada menit 96 di waktu tambahan yang hanya diberikan 5 menit.[4] Keputusan itu membuat staf dan para pemain Persiraja melayangkan protes keras kepada Iwan setelah usainya pertandingan.[5]