Jabon merah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Jabon merah adalah salah satu tanaman lokal Indonesia dengan pertumbuhan yang cepat dan memiliki kegunaan yang luas bagi masyarakat lokal.[1] Jabon merah merupakan jenis tanaman dengan pertumbuhan yang sangat cepat dan dapat tumbuh hingga mencapai 40 meter. Bentuk batangnya bundar dan sebagian besar tumbuh secara tegak lurus dengan diameter batang dapat mencapai 50 sentimeter dan lingkar batang lebih dari 150 sentimeter. Selain itu, Jabon merah juga dapat hidup di kondisi cahaya yang terang dan dapat hidup pada ketinggian 50 meter hingga 1 kilometer dari permukaan laut.[2] Jabon merah tumbuh dan tersebar secara alami di sebagian besar wilayah tengah dan wilayah timur Indonesia, baik di dataran rendah maupun di pegunungan.[3] Jabon merah memiliki kayu yang berwarna putih kemerahan bertekstur halus dan seratnya tidak terlihat. Hal ini sangat berguna bagi industri bubur kertas, kertas, venir, kayu lapis, meubel, peti buah, mainan anak-anak, korek api, alas sepatu, dan papan.[4]

Penamaan[sunting | sunting sumber]

Nama latin Jabon merah adalah Anthocephalus macrophyllus. Jabon merah juga memiliki beberapa nama lokal di daerah habitat alaminya, yaitu samama di Maluku dan karumama di Sulawesi Utara.[5]

Karakteristik[sunting | sunting sumber]

Jabon merah merupakan jenis tanaman dengan pertumbuhan yang sangat cepat. Pohon Jabon merah dapat tumbuh hingga mencapai 40 meter. Bentuk batangnya bundar dan sebagian besar tumbuh secara tegak lurus. Diameter batang dapat mencapai 50 sentimeter dengan lingkar batang lebih dari 150 sentimeter. Selain itu, Jabon merah juga dapat hidup di kondisi cahaya yang terang dan dapat hidup pada ketinggian 50 meter hingga 1 kilometer dari permukaan laut.[2] Jabon merah tumbuh dan tersebar secara alami di sebagian besar wilayah tengah dan wilayah timur Indonesia, terutama di Pulau Sulawesi, Provinsi Maluku, Provinsi Maluku Utara dan Pulau Papua. Jabon merah dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah maupun di pegunungan.[3]

Daun Jabon merah memiliki permukaan bagian atas yang agak kasar dan berbulu halus, sedangkan permukaan daun bagian bawahnya halus. Urat daun Jabon merah tidak tebal, sehingga terlihat halus.[6] Tipe pangkal daun Jabon merah adalah langsung meruncing tanpa lekukan.[7]

Kegunaan[sunting | sunting sumber]

Jabon merah memiliki kayu yang berwarna putih kemerahan bertekstur halus dan seratnya tidak terlihat. Hal ini sangat berguna bagi industri bubur kertas, kertas, venir, kayu lapis, meubel, peti buah, mainan anak-anak, korek api, alas sepatu, dan papan. Warna yang kemerahan dan lurusnya arah serat kayu membuat Jabon merah sesuai dibuat venir untuk dipakai pada industri kayu lapis. Kayu lapis Jabon merah dapat menggantikan penggunaan kayu lapis dari bahan kayu Meranti merah yang semakin langka.[4]

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Setyaji et al. (2014), hlm. 1."Jabon merah (Anthocephalus macrophyllus) merupakan jenis tanaman lokal cepat tumbuh dengan spektrum kegunaan yang cukup luas. Di beberapa tempat di Indonesia jenis ini telah mulai dikembangkan dan ditanam oleh masyarakat."
  2. ^ a b Halawane J.E., Hanif N., dan Kinho J. (2011), hlm. 13."Jabon merah (A. macrophyllus) merupakan salah satu jenis tanaman yang cepat tumbuh (fast growing species). Tinggi pohon jabon merah bisa mencapai 40 meter dengan batang bundar dan tegak lurus mencapai 70%-80% dengan lingkar batang mencapai lebih dari 150 cm (diameter lebih dari 50 cm). Jabon merah merupakan tanaman pioner yang toleran cahaya, dapat hidup di dataran rendah sampai ketinggian 50-1000 m dpl."
  3. ^ a b Setyaji et al. (2014), hlm. 6."Secara alami Jabon merah tumbuh dan tersebar (natural distribution) di sebagian besar wilayah Indonesia bagian tengah - timur seperti antara lain di Sulawesi, Maluku, Maluku Utara dan Papua. Tanaman ini tumbuh baik di dataran rendah sampai pegunungan."
  4. ^ a b Setyaji et al. (2014), hlm. 7."Kayunya yang berwarna putih kemerahan dengan tekstur yang halus tanpa terlihat seratnya sangat sesuai bagi industri pulp dan kertas, venir, kayu lapis (plywood), industri meubel, peti buah, mainan anak anak, korek api, alas sepatu, papan, dan produk kayu lainnya. Warnanya yang kemerahan dan juga arah serat kayunya yang lurus mebuat kayu Jabon merah sangat bagus untuk dibuat venir. Venir kayu Jabon merah dapat digunakan dengan baik sebagai face atau back pada industri kayu lapis. Dengan warnanya yang kemerahan kayu lapis Jabon merah sering digunakan sebagai pengganti kayu lapis dari bahan kayu Meranti merah yang semakin langka."
  5. ^ Halawane J.E., Hanif N., dan Kinho J. (2011), hlm. "Jabon merah atau yang lebih dikenal dengan nama lokal samama (Maluku), karumama (Sulawesi Utara) memiliki nama latin Anthocephalus macrophyllus.".
  6. ^ Kartikaningtyas, Dwi dan Widigdo (2014), hlm. 53."Permukaan daun Jabon Merah bagian atas agak kasar apabila diraba dan memiliki bulu-bulu halus. Sedangkan permukaan bawah daun Jabon Merah halus dengan urat daun tipis."
  7. ^ Kartikaningtyas, Dwi dan Widigdo (2014), hlm. 55."Jabon Merah memiliki tipe pangkal daun runcing (acutus), tidak terdapat lekukan pada pangkal daun akan tetapi langsung runcing."

Daftar Pustaka[sunting | sunting sumber]

Buku[sunting | sunting sumber]

  • Setiaji; et al. (2014). Budidaya Intensif Jabon Merah (Athocephalus macrophyllus): Si Jati Kebon dari Timur. Bogor: IPB Press. ISBN 978-602-7672-52-9. 
  • Halawane J. E., Hanif N., dan Kinho J. (2011). Prospek Pengembangan Jabon Merah (Anthocephalus macrophyllus (Roxb.) Havil), Solusi Kebutuhan Kayu Masa Depan. Manado: Balai Penelitian Kehutanan Manado. ISBN 978-602-98144-5-3. 

Jurnal[sunting | sunting sumber]

  • Kartikaningtyas, Dwi dan Widigdo (September 2014). "Identifikasi Morfologi Jabon Putih (Antochepallus cadamba Miq.) dan Jabon Merah (Antochepallus macrophylla Roxb.) Pada Tingkat Semai". Informasi Teknis. 12 (2): 51–59.