Lompat ke isi

Jadwal imunisasi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Jadwal imunisasi adalah informasi mengenai kapan suatu jenis vaksinasi atau imunisasi harus diberikan kepada anak. Jadwal imunisasi suatu negara dapat saja berbeda dengan negara lain tergantung kepada lembaga kesehatan yang berwewenang mengeluarkannya.

Jadwal imunisasi di Indonesia

[sunting | sunting sumber]

Imunisasi anak

[sunting | sunting sumber]

Berikut ini adalah jadwal imunisasi anak rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Periode 2004 (revisi Agustus 2017):

Vaksin Umur pemberian imunisasi
Bulan Tahun
Lahir 1 2 3 4 5 6 9 12 15 18 2 3 5 6 10 12
Program Pengembangan Imunisasi (PPI, diwajibkan)
BCG                                  
Hepatitis B 1 2         3                    
Polio 0   1   2   3       4     5      
DTP     1   2   3       4     5     6 dT atau TT
Campak Rubela               1             2    
Program Pengembangan Imunisasi Non PPI (non PPI, dianjurkan)
Hib     1   2   3     4            
MMR (diganti menjadi MR)                   1         2    
Tifoid                       Ulangan, tiap 3 tahun
Hepatitis A                       diberikan 2x, interval 6-12 bulan
Varisela                               Keterangan jadwal imunisasi rekomendasi IDAI, periode 2004:
Umur Vaksin Keterangan
Saat lahir Hepatitis B-1
  • HB-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir, dilanjutkan pada umur 1 dan 6 bulan. Apabila status HbsAg-B ibu positif, dalam waktu 12 jam setelah lahir diberikan HBlg 0,5 ml bersamaan dengan vaksin HB-1. Apabila semula status HbsAg ibu tidak diketahui dan ternyata dalam perjalanan selanjutnya diketahui bahwa ibu HbsAg positif maka masih dapat diberikan HBlg 0,5 ml sebelum bayi berumur 7 hari.
Polio-0
  • Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama. Untuk bayi yang lahir di RB/RS polio oral diberikan saat bayi dipulangkan (untuk menghindari transmisi virus vaksin kepada bayi lain)
1 bulan Hepatitis B-2
  • Hb-2 diberikan pada umur 1 bulan, interval HB-1 dan HB-2 adalah 1 bulan.
0-2 bulan BCG
  • BCG dapat diberikan sejak lahir. Apabila BCG akan diberikan pada umur > 3 bulan sebaiknya dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu dan BCG diberikan apabila uji tuberkulin negatif.
2 bulan DTP-1
  • DTP-1 diberikan pada umur lebih dari 6 minggu, dapat dipergunakan DTwp atau DTap. DTP-1 diberikan secara kombinasi dengan Hib-1 (PRP-T)
Hib-1
  • Hib-1 diberikan mulai umur 2 bulan dengan interval 2 bulan. Hib-1 dapat diberikan secara terpisah atau dikombinasikan dengan DTP-1.
Polio-1
  • Polio-1 dapat diberikan bersamaan dengan DTP-1
4 bulan DTP-2
  • DTP-2 (DTwp atau DTap) dapat diberikan secara terpisah atau dikombinasikan dengan Hib-2 (PRP-T).
Hib-2
  • Hib-2 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan dengan DTP-2
Polio-2
  • Polio-2 diberikan bersamaan dengan DTP-2
6 bulan DTP-3
  • DTP-3 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan dengan Hib-3 (PRP-T).
Hib-3
  • Apabila mempergunakan Hib-OMP, Hib-3 pada umur 6 bulan tidak perlu diberikan.
Polio-3
  • Polio-3 diberikan bersamaan dengan DTP-3
Hepatitis B-3
  • HB-3 diberikan umur 6 bulan. Untuk mendapatkan respons imun optimal, interval HB-2 dan HB-3 minimal 2 bulan, terbaik 5 bulan.
9 bulan Campak (MR)-1
  • Campak (MR)-1 diberikan pada umur 9 bulan, campak (MR)-2 merupakan program BIAS pada SD kelas 1, umur 6 tahun. Apabila telah mendapatkan MMR pada umur 15 bulan, campak (MR)-2 tidak perlu diberikan.
15-18 bulan MMR
  • Apabila sampai umur 12 bulan belum mendapatkan imunisasi campak, MMR dapat diberikan pada umur 12 bulan.
Hib-4
  • Hib-4 diberikan pada 15 bulan (PRP-T atau PRP-OMP).
18 bulan DTP-4
  • DTP-4 (DTwp atau DTap) diberikan 1 tahun setelah DTP-3.
Polio-4
  • Polio-4 diberikan bersamaan dengan DTP-4.
2 tahun Hepatitis A
  • Vaksin HepA direkomendasikan pada umur > 2 tahun, diberikan dua kali dengan interval 6-12 bulan.
2-3 tahun Tifoid
  • Vaksin tifoid polisakarida injeksi direkomendasikan untuk umur > 2 tahun. Imunisasi tifoid polisakarida injeksi perlu diulang setiap 3 tahun.
5 tahun DTP-5
  • DTP-5 diberikan pada umur 5 tahun (DTwp/DT ap)
Polio-5
  • Polio-5 diberikan bersamaan dengan DTP-5.
6 tahun. MMR
  • Diberikan untuk catch-up immunization pada a nak yang belum mendapatkan MMR-1.
10 tahun sampai kurang dari 15 tahun dT/TT
  • Menjelang pubertas, vaksin tetanus ke-5 (dT atau TT) diberikan untuk mendapatkan imunitas selama 25 tahun.
Varisela
  • Vaksin varisela diberikan pada umur 10 tahun.

Vaksinasi dewasa

[sunting | sunting sumber]

Selain jadwal vaksinasi anak ada juga jadwal vaksinasi dewasa yang direkomendasikan oleh PAPDI (Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia). Terdapat dua tabel:

Di Jepang Vaksinasi Dewasa sudah umum dilakukan, di Amerika Serikat umumnya juga direkomendasikan seperti di Indonesia, di beberapa negara Eropa ada Vaksinasi Dewasa yang gratis dan ada pula yang menjadi kewajiban dengan sanksi tertentu, jika tidak melakukannya.

[1]Daftar Penyakit yang ada Vaksinasi Dewasanya

  1. Influenza (bukan flu biasa)[2]
  2. Typhoid fever (demam tifoid)[3]
  3. Hepatitis B[4]
  4. Hepatitis A[5]
  5. MMR - Mumps, Measles, Rubella (gondongan & campak)[6]
  6. Pneumonia (radang paru-paru / paru-paru basah)[7]
  7. Varicella (cacar air)[8]
  8. Herpes Zoster (cacar api)[9]
  9. Tetanus, Difteri, Pertusis
  10. Meningitis (radang selaput otak)[10]
  11. Human Papillomavirus (HPV) untuk wanita & pria[11]
  12. Yellow fever (demam kuning)[12]

Vaksinasi lansia

[sunting | sunting sumber]

Vaksinasi/imunisasi pada lansia/manula perlu dilakukan, mengingat lansia kekebalan tubuhnya telah menurun dan hal ini dapat diperparah dengan adanya kurang gizi yang bisa disebabkan kurangnya asupan gizi atau tingkat penyerapan gizi oleh tubuh yang sudah menurun.[13]

Menurut Perserikatan Bangsa Bangsa, pertumbuhan lansia di Indonesia termasuk yang tertinggi di dunia dan pada tahun 2020 diperkirakan terdapat 25,5 juta lansia.

Pada tahun 2005 telah ada Konsensus Nasional Imunisasi untuk Usia Lanjut bagi mereka yang berumur mulai dari 60 tahun ke atas, karena jika lansia terkena penyakit infeksi, maka penyembuhannya akan sulit, apalagi banyak kuman yang sudah resisten terhadap antibiotik yang umum dan kondisi tubuhnya telah lemah.

Vaksinasi yang dianjurkan adalah:

  • Vaksinasi Influenza, sebaiknya diberikan pada komunitas di panti werdha maupun yang memiliki penyakit kronis, misalnya diabetes. Vaksinasi ini perlu diulang tiap tahun
  • Vaksinasi Pneumonia, sebaiknya diberikan pada komunitas di panti werdha dan bagi mereka yang pernah divaksinasi sebelum usia 60 tahun perlu dilakukan vaksinasi ulang/kembali, demikian juga yang mengalami penurunan kekebalan tubuh karena diabetes, gagal ginjal kronik, dan penyakit hati kronik[14]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Topik ke-216: Vaksinasi Dewasa". Dr. Indra K. Muhtadi - "dokter plus". Diakses tanggal 2017-02-17. 
  2. ^ "Topik ke-39: "Flu Pada Orang Dewasa"". Dr. Indra K. Muhtadi - "dokter plus". Diakses tanggal 2017-02-17. 
  3. ^ "Topik ke-45: "Demam Tifoid"". Dr. Indra K. Muhtadi - "dokter plus". Diakses tanggal 2017-02-17. 
  4. ^ "Topik ke-35: "Hepatitis B"". Dr. Indra K. Muhtadi - "dokter plus". Diakses tanggal 2017-02-17. 
  5. ^ "Topik ke-37: "Hepatitis A"". Dr. Indra K. Muhtadi - "dokter plus". Diakses tanggal 2017-02-17. 
  6. ^ "Topik ke-42: "MMR"". Dr. Indra K. Muhtadi - "dokter plus". Diakses tanggal 2017-02-17. 
  7. ^ "Topik ke-40: "Bacterial Pneumonia"". Dr. Indra K. Muhtadi - "dokter plus". Diakses tanggal 2017-02-17. 
  8. ^ "Topik ke-152: "Cacar Air Pada Dewasa"". Dr. Indra K. Muhtadi - "dokter plus". Diakses tanggal 2017-02-17. 
  9. ^ "Topik ke-21: "Herpes"". Dr. Indra K. Muhtadi - "dokter plus". Diakses tanggal 2017-02-17. 
  10. ^ "Topik ke-41: "Meningitis Pada Dewasa"". Dr. Indra K. Muhtadi - "dokter plus". Diakses tanggal 2017-02-17. 
  11. ^ "Topik ke-46: "HPV"". Dr. Indra K. Muhtadi - "dokter plus". Diakses tanggal 2017-02-17. 
  12. ^ "Topik ke-224: Yellow Fever". Dr. Indra K. Muhtadi - "dokter plus". Diakses tanggal 2017-02-17. 
  13. ^ "Vaksinasi pada Usia Lanjut". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-04-02. Diakses tanggal 14 Maret 2015. 
  14. ^ "Konsensus Nasional Imunisasi untuk Usia Lanjut". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-01-23. Diakses tanggal 14 Maret 2015. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]