Lompat ke isi

Pegunungan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Jajaran gunung)
Pegunungan Himalaya, rangkaian jajaran gunung dilihat dari angkasa.
Pegunungan Jayawijaya di Papua

Pegunungan atau disebut juga banjaran dan barisan merupakan suatu area geografis berupa rentetan dari beberapa gunung-gunung atau bukit yang terkait secara geologis yang membentuk suatu deret atau bentangan.[1] Pegunungan yang dibatasi oleh dataran tinggi atau terpisah dari pegunungan lain dengan melewati punggung gunung atau lembah. Di Bumi, pegunungan biasanya terbentuk dari pergerakan lempeng tektonik melalui sederetan proses. Pegunungan juga ditemukan di planet selain Bumi di Tata Surya dan merupakan bentang alam yang umum dijumpai pada Planet kebumian.

Pegunungan ini meskipun terdiri dari beberapa kumpulan gunung, namun tidak bisa disamakan dengan gunung berapi yang masih aktif. Pegunungan tidak menimbulkan erupsi dan mengeluarkan magma seperti yang terjadi pada gunung berapi yang masih aktif.

Gunung tunggal dalam pegunungan yang sama, tidak harus memiliki geologi yang sama. Meskipun mereka berada di tempat yang sama, mereka mungkin memiliki campuran Orogeni berbeda, misalnya gunung berapi, gunung-gunung terangkat atau pegunungan lipat.

Pengertian umum dan pembentukan

[sunting | sunting sumber]

Pengertian umum dari pegunungan adalah dataran tinggi berbentuk rentetan dari beberapa gunung atau bukit yang berderet membentuk bentangan.[2] Di Bumi, luas pegunungan atas luas keseluruhan daratan sekitar 24%. Pembentukan pegunungan di Bumi merupakan hasil dari gerakan permukaan tanahnya. Fenomena alam seperti sinar matahari, hujan, angin dan es kemudian mempercepat pembentukan pegunungan di Buni.[2] Gunung dan pegunungan dapat terbentuk di planet-planet terestrial, satelit alami maupun di asteroid. Pembentukan gunung dan pegunungan merupakan sebuah fenomena alam yang universal di tata surya.[3] Planet selain Bumi yang dapat ditemukan gunung dan pegunungan di dalamnya adalah Merkurius, Venus, dan Mars. Sementara satelit alam yang memiliki pegunungan adalah satelit dari planet Jupiter.[4][5]

Kondisi lingkungan

[sunting | sunting sumber]
Deretan gunung di pulau jawa, Indonesia

Lingkungan di pegunungan merupakan dataran tinggi yang bersuhu rendah. Sisi-sisi pegunungan membentuk lembah-lembah. Lembah-lembah di pegunungan terbentuk oleh pengikisan batuan oleh sungai atau gletser yang mengalir dari gunung-gunung.[2][6]

Pembagian zona

[sunting | sunting sumber]

Zona vegetasi

[sunting | sunting sumber]

Zona vegetasi dapat ditemukan pada kawasan hutan di pegunungan. Jenis, struktur dan bentuk morfologi pada zona vegetasi dapat berbeda-beda. Zona vegetasi dapat ditemukadi semua gunung di daerah tropis dengan berbagai ketinggian yang berbeda. Zona vegetasi dengan kawasan yang sempit ditemukan di gunung-gunung yang tidak begitu tinggi. Sementara zona vegetasi dengan kawasan yang luas ditemukan di gunung-gunung yang tinggi atau di bagian tengah suatu pegunungan.[7]

Pembentukan ekosistem manusia

[sunting | sunting sumber]

Pegunungan merupakan salah satu komponen pembentuk biosfer. Keberadaan pegunungan bersama dengan keberadaan air dan gunung api membentuk kehidupan di permukaan Bumi.[8] Pegunungan yang terdiri dari gunung-gunung merupakan salah satu lanskap di daratan yang membentuk suatu ekosistem tersendiri. Wilayah pegunungan menjadi pendukung utama dalam ekologi manusia yang menghuninya atau bermukim sebagai penduduk di sekelilingnya.[9] Pegunungan merupakan lingkungan yang sesuai untuk penanaman sayuran ditinjau dari segi agroklimat. Petani di pegunungan kesulitan menanam padi-padian di pegunungan karena suhunya terlalu rendah untuk pertumbuhannya.[10]     

Pembentukan ekosistem danau

[sunting | sunting sumber]

Proses pembentukan pegunungan dapat membentuk ekosistem danau di wilayah dataran tinggi di sekelilingnya. Beberapa proses yang memungkinkan adalah peristiwa tektonik dan vulkanik. Ekosistem danau juga dapat terbentuk selama proses terbentuknya kawah dan kaldera.[11]

Simbol keyakinan

[sunting | sunting sumber]

Pegunungan merupakan salah satu simbol pemujaan oleh penganut agama Hindu dan agama Buddha di Pulau Jawa dan Pulau Bali. Candi-candi didirikan oleh para penganut Hindu dan Buddha di pegunungan untuk pemujaan.[12]

Jajaran utama

[sunting | sunting sumber]

Andes adalah pegunungan terpanjang di dunia berkisar pada permukaan benua; itu adalah 7.000 kilometer (4.300 mil) panjangnya.

Lingkup Himalaya berisi gunung tertinggi di permukaan bumi, yang tertinggi adalah Gunung Everest.

Cordillera Arktik adalah sistem gunung utara dunia dan berisi titik tertinggi di Amerika Utara bagian timur. Pegunungan terpanjang di dunia adalah Mid Oceanic Ridge, yang bergerak di dasar laut dari lima lautan di seluruh dunia; pegunungan itu memiliki panjang 65.000 kilometer (40.400 mil), dan panjang total sistem adalah 80.000 kilometer (49.700 mil).

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Pengertian Pegunungan: Proses Terbentuk dan Jenisnya". IlmuGeografi.com. 2016-11-13. Diakses tanggal 2020-12-30. 
  2. ^ a b c Aliyah, I., Sugiarti, R., dan Yudana, G. (2021). Simarmata, Janner, ed. Manajemen Risiko Bencana Kawasan Wisata Lereng Pegunungan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat: Kawasan Wisata Lereng Gunung Lawu Kabupaten Karanganyar. Yayasan Kita Menulis. hlm. 15. ISBN 978-623-342-299-4. 
  3. ^ LPMAQ 2016, hlm. 90.
  4. ^ LPMAQ 2016, hlm. 92.
  5. ^ Sabriani, Sabriani; Surya, Batara; Latief, Rudi (2023-12-30). "Strategi Pengembangan Permukiman Berbasis Komunitas di Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan". Urban and Regional Studies Journal. 6 (1): 150–158. doi:10.35965/ursj.v6i1.3785. ISSN 2656-8705. 
  6. ^ Mugiono, Is (2021-04-29). "Pembelajaran Pengelolaan Hutan di Pulau Jawa (Studi di KPH Yogyakarta, TN Gunung Halimun Salak, dan TN Gunung Ciremai)". Jurnal Good Governance. doi:10.32834/gg.v17i1.255. ISSN 2654-8240. 
  7. ^ Anesta, A. F., Fatman A. F., dan Sugandi, M. (2020). "Zonasi Distribusi Tanaman Hutan di Taman Nasional Gunung Semeru Berdasarkan Integrasi Nilai Indeks Vegetasi dan Digital Elevation Model". Jurnal Geosains dan Remote Sensing. 1 (2): 65. ISSN 2722-3647. 
  8. ^ LPMAQ 2016, hlm. 89.
  9. ^ Sumedi 2013, hlm. X.
  10. ^ Sumedi 2013, hlm. 73.
  11. ^ Atmoko, T., dkk. (2021). Praktik Terbaik Pengelolaan Habitat Satwa Terancam Punah Dalam Skala Bentang Alam; Sebuah Pembelajaran dari Kawasan Ekosistem Esensial Wehea-Kelay (PDF). Bogor: PT Penerbit IPB Press. hlm. 93. 
  12. ^ Sumedi 2013, hlm. 88.

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]