Jarak kehamilan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Jarak kehamilan adalah penentuan waktu hamil pertama dengan waktu berikutnya ( Depkes RI 2000)[1]. BKKBN mendukung rekomendasi dari WHO tentang jarak kehamilan yaitu 33 bulan[2].

Jarak kehamilan Ideal[sunting | sunting sumber]

Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) jarak kehamilan ideal adalah 24 bulan. Jarak kehamilan

dibawah 12 bulan bisa menyebabkan resiko mengelupasnya plasenta dari dinding rahim sebelum terjadi kelahiran[3].

Manfaat Mengatur Kehamilan[sunting | sunting sumber]

Mengatur jarak kehamilan memiliki banyak manfaat bagi ibu dan anak. Ibu bisa memulihkan kondisi fisik dan psikisnya setelah melahirkan. Jarak kelahiran anak yang tidak terlalu dekat dengan adiknya akan membuat anak mendapatkan kasih sayang, perhatian dan gizi yang cukup[4].

Resiko Jarak Kehamilan Dekat[sunting | sunting sumber]

Jarak kehamilan dekat memiliki banyak resiko bagi ibu dan anak. Ibu yang terlalu dekat jarak kehamilannya dapat menyebabkan plasenta terlepas dari rahim. Plasenta merupakan organ reproduksi yang berfungsi menyalurkan makanan dari ibu ke bayi. Lepasnya plasenta sebelum bayi dilahirkan bisa menyebabkan calon bayi mengalami kematian. Resiko lainya yaitu terjadinya plasenta previa. Plasenta previa merupakan kondisi plasenta menutupi serviks. Serviks yang tertutup, berbahaya bagi bayi dan sang ibu, jika terjadi pendarahaan di saat haml tua. Resiko pada bayi adalah bayi bisa terlahir prematur, terlahir dengan berat badan rendah atau terlahir dengan ukuran terlalu kecil yang tidak sesuai dengan usia kehamilan. Resiko lainnya bayi lahir stuntig karena ibu mengalami anemi defisiensi besi[5]. Menurut sebuah penelitian anak kedua akan terlahir autis dan stunting jika terlalu dekat jarak kelahirannya dengan anak pertama[6].

Perlukah Mengatur Jarak Kehamilan Di Usia 35 Tahun[sunting | sunting sumber]

Bagi wanita usia 35 tahun yang baru pertama kali hamil, disarankan tidak mengikuti jarak kehamilan ideal. Wanita yang hamil di usia 35 tahuan memiliki resiko tinggi. Wanita hamil usia 35 tahuan yang berencana memiliki lebih dari satu anak, maka jarak antara anak pertama dan kedua bisa 1 tahun.

Jarak Kehamilan Terlalu Jauh[sunting | sunting sumber]

Jarak kehamilan terlalu jauh memiliki resiko yang hampir sama dengan jarak kehamilan terlalu dekat. Resiko tersebut diantaranya terjadi preeklampisia yang menyebabkan bayi dan ibu terancam kematian. Resiko lainnya bayi terlahir prematur, berat badan rendah dan ukuran yang tidak sesuai dengan usia kehamilan[7].

Cara Mengatur Jarak Kehamilan[sunting | sunting sumber]

Mengatur jarak kehamilan agar tidak terlalu dekat atau terlalu jauh perlu direncanakan dengan baik. Adapun cara mengatur jarak kehamilan bisa dilakukan dengan mengikuti program keluarga berecana (KB). Cara lainnya adalah dengan menggunakan alat kontrasepsi atau menggunakan pengaman ketika melakukan hubungan suami istri[8].

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Ini Jarak Kehamilan Ideal agar Tak Kewalahan Mengurus Anak". skata.info. Diakses tanggal 2023-09-09. 
  2. ^ Tim. "Jarak Ideal Antara Kelahiran Anak Pertama dan Kedua". gaya hidup. Diakses tanggal 2023-09-09. 
  3. ^ "Sosialisasi Pentingnya mengatur jarak kehamilan". BKKBN. 2019-05-10. Diakses tanggal 2023-09-09. 
  4. ^ "Ini Jarak Kehamilan Ideal agar Tak Kewalahan Mengurus Anak". skata.info. Diakses tanggal 2023-09-09. 
  5. ^ "Ini Jarak Kehamilan Ideal agar Tak Kewalahan Mengurus Anak". skata.info. Diakses tanggal 2023-09-09. 
  6. ^ Tim. "Jarak Ideal Antara Kelahiran Anak Pertama dan Kedua". gaya hidup. Diakses tanggal 2023-09-09. 
  7. ^ "Ini Jarak Kehamilan Ideal agar Tak Kewalahan Mengurus Anak". skata.info. Diakses tanggal 2023-09-09. 
  8. ^ Tim. "Jarak Ideal Antara Kelahiran Anak Pertama dan Kedua". gaya hidup. Diakses tanggal 2023-09-09.