Kabupaten Aceh Barat Daya
3°48′N 96°52′E / 3.800°N 96.867°E
Kabupaten Aceh Barat Daya | |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Jawoë | اچيه بارات ديا |
Motto: Sapeue kheuen sahou langkah (Aceh) Seiya sekata menyatukan langkah | |
Koordinat: 3°47′28″N 95°55′00″E / 3.7911°N 95.9167°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Aceh |
Dasar hukum | UU RI No. 4 Tahun 2002[1] |
Hari jadi | 10 April 2002[1] |
Ibu kota | Blangpidie |
Jumlah satuan pemerintahan[2] | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Sunawardi (Pj.) |
• Wakil Bupati | lowong |
• Sekretaris Daerah | Salman Alfarisi |
• Ketua DPRD | Nurdianto |
Luas | |
• Total | 1.490,60 km2 (575,52 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 154.800 |
• Kepadatan | 100/km2 (270/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | |
• Bahasa | Indonesia, Aceh |
• IPM | 70,47 (2023) tinggi [4] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode pos | 23762-23767 |
Kode BPS | |
Kode area telepon | (+62)659 |
Pelat kendaraan | BL xxxx C** |
Kode Kemendagri | 11.12 |
APBD | Rp 896.177.626.467 ,-[5] |
PAD | Rp 89.174.113.700,- |
DAU | Rp 424.470.065.000,- (2021)[6] |
Situs web | acehbaratdayakab |
Aceh Barat Daya (bahasa Aceh: Jawoe: اچيه بارات ديا) adalah salah satu kabupaten di provinsi Aceh, Indonesia yang beribu kota di Blangpidie. Kabupaten ini resmi berdiri setelah disahkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2002.[2][7] Pada akhir tahun 2023, jumlah penduduk Aceh Barat Daya sebanyak 154.800 jiwa.[3]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Aceh Barat Daya atau yang sering disingkat "ABDYA" merupakan pemekaran dari Kabupaten Aceh Selatan. Pemekaran kabupaten yang dijuluki Bumoe Breueh Sigupai ini bukanlah merupakan akibat dari reformasi pada tahun 1998. Meskipun perubahan pemerintahan nasional saat itu mempercepat pemekaran tersebut, namun wacana untuk pemekaran itu sendiri sudah berkembang sejak sekitar tahun 1960-an.[8]
Serangan Amerika Serikat
[sunting | sunting sumber]Penduduk Kuala Batee, Kabupaten Aceh Barat Daya pernah menjadi sasaran serangan kapal perang Amerika Serikat.[9] Potomac, nama kapal perang ini, membawa lebih dari 300 prajurit. Dikirim atas perintah Presiden Andrew Jackson sebagai bentuk hukuman bagi penduduk Kuala Batee yang pernah merampas kargo milik kapal dagang Amerika Serikat bernama Friendship. Penduduk Kuala Batee menyerang kapal tersebut karena merasa muak terhadap para pedagang Amerika Serikat yang suka mencurangi timbangan. Kargo yang dirampas bernilai sekitar mencapai 50.000 dollar Amerika Serikat. Salah satu muatannya adalah lada dan opium. Dalam serangan ini lebih dari 450 penduduk Kuala Batee tewas, sedangkan Amerika Serikat hanya kehilangan dua nyawa prajuritnya dan belasan lainnya terluka.
Geografi
[sunting | sunting sumber]Wilayah ini termasuk dalam gugusan pegunungan Bukit Barisan.
Batas wilayah
[sunting | sunting sumber]Utara | Kabupaten Gayo Lues |
Timur | Kabupaten Gayo Lues |
Selatan | Kabupaten Aceh Selatan dan Samudra Indonesia |
Barat | Kabupaten Nagan Raya |
Pemerintahan
[sunting | sunting sumber]Bupati
[sunting | sunting sumber]Bupati saat ini dijabat oleh penjabat bupati yakni Darmansah. Sebelumnya, bupati dijabat oleh Akmal Ibrahim, didampingi Wakil Bupati, Muslizar, untuk masa bakti tahun 2017–2022. Didahului oleh Bupati Jufri Hasanuddin dan Wakil Bupati Erwanto, untuk masa bakti tahun 2012–2017. Bupati definitif pertama hasil pemilihan kepala daerah secara langsung yaitu Akmal Ibrahim, didampingi oleh Wakil Bupati Syamsurizal, untuk masa bakti tahun 2007–2012. Pasangan ini dilantik menggantikan Penjabat Bupati Azwar Umri.
No. | Bupati | Mulai menjabat | Akhir menjabat | Wakil Bupati | |
---|---|---|---|---|---|
— | H. Darmansah (Penjabat) |
15 Agustus 2022 | Petahana | Lowong |
Dewan Perwakilan
[sunting | sunting sumber]DPRK Abdya memiliki 25 orang anggota yang dipilih secara langsung dalam pemilihan umum legislatif lima tahun sekali. Anggota DRPK Abdya yang sedang menjabat saat ini adalah hasil Pemilu 2019 yang menjabat untuk periode 2019-2024 sejak 9 September 2019 dan berasal dari 11 partai politik.[10] Pimpinan DPRK Abdya terdiri dari satu ketua dan dua wakil ketua yang berasal dari partai politik pemilik kursi dan suara terbanyak. Pimpinan DPRK Abdya periode 2019-2024 dijabat oleh Nurdianto dari Partai Demokrat sebagai Ketua dan Hendra Fadli dari Partai Aceh sebagai Wakil Ketua II yang menjabat sejak 25 Oktober 2019.[11] Untuk posisi Wakil Ketua I atas nama Syarifuddin belum dilantik pada saat itu dikarenakan adanya dualisme kepengurusan Partai Nanggroe Aceh. Syarifuddin kemudian resmi dilantik menjadi Wakil Ketua I pada 12 Januari 2021.[12][13] Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Aceh Barat Daya dalam dua periode terakhir.[14][15]
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |||
---|---|---|---|---|
2014-2019 | 2019-2024 | 2024-2029 | ||
PKB | 2 | 2 | 3 | |
Gerindra | 1 | 2 | 4 | |
Golkar | 1 | 3 | 3 | |
NasDem | 3 | 3 | 2 | |
PKS | 0 | 1 | 0 | |
PPP | 1 | 1 | 1 | |
PAN | 3 | 3 | 2 | |
Hanura | 2 | 1 | 0 | |
Demokrat | 3 | 3 | 3 | |
Partai Aceh | 7 | 3 | 3 | |
PNA | 1 | 3 | 2 | |
PKPI | 1 | 0 | 0 | |
PDA | (baru) 1 | |||
Gelora | (baru) 1 | |||
Jumlah Anggota | 25 | 25 | 25 | |
Jumlah Partai | 11 | 11 | 11 |
Kecamatan
[sunting | sunting sumber]Kabupaten Aceh Barat Daya memiliki 9 kecamatan dan 152 gampong dengan kode pos 23762-23767 (dari total 289 kecamatan dan 6.497 gampong di seluruh Aceh). Per tahun 2010, jumlah penduduk di wilayah ini adalah 125.991 (dari penduduk seluruh provinsi Aceh yang berjumlah 4.486.570) yang terdiri atas 62.633 pria dan 63.358 wanita (rasio 98,86). Dengan luas daerah 188.205 ha (dibanding luas seluruh provinsi Aceh 5.677.081 ha), tingkat kepadatan penduduk di wilayah ini adalah 54 jiwa/km² (dibanding kepadatan provinsi 78 jiwa/km²). Pada tahun 2017, jumlah penduduknya sebesar 148.687 jiwa dengan luas wilayahnya 1.490,60 km² dan sebaran penduduk 100 jiwa/km².[2][16]
No | Kode Kemendagri |
Kecamatan | Luas Wilayah (km2) |
Penduduk 2017 (jiwa) |
2017 | ||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Mukim | Gampong | Dusun | |||||
1 | 11.06.01 | Blangpidie | 473,68 | 22.850 | 4 | 20 | |
2 | 11.06.02 | Tangan-Tangan | 132,92 | 12.339 | 2 | 15 | |
3 | 11.06.03 | Manggeng | 40,94 | 13.864 | 3 | 18 | |
4 | 11.06.04 | Susoh | 19,05 | 22.799 | 5 | 29 | |
5 | 11.06.05 | Kuala Batee | 176,99 | 20.286 | 3 | 21 | |
6 | 11.06.06 | Babah Rot | 528,28 | 20.324 | 14 | ||
7 | 11.06.07 | Setia | 43,92 | 9.595 | 1 | 9 | |
8 | 11.06.08 | Jeumpa | 367,12 | 10.565 | 1 | 12 | |
9 | 11.06.09 | Lembah Sabil | 99,15 | 10.690 | 1 | 14 | |
TOTAL | 1882,05 | 143.312 | 152 | ||||
Sumber:Kabupaten Aceh Barat Daya dalam angka 2017, BPS |
Demografi
[sunting | sunting sumber]Penduduk Aceh Barat Daya didominasi oleh Suku Aceh (80%) diikuti oleh Suku Aneuk Jamee (12%). Sedangkan sisanya adalah pendatang dari berbagai suku (8%).[17] Di Aceh Barat Daya ini pula lahir pejuang kemerdekaan Indonesia yaitu Teuku Ben Mahmud[18] dan Teungku Peukan.[19]
Ekonomi
[sunting | sunting sumber]Aceh Barat Daya mengandalkan sektor pertanian dan perdagangan untuk kelangsungan perekonomiannya. Hal ini ditunjang dengan posisinya yang sangat strategis di jalur dagang kawasan barat selatan Aceh, khususnya kota Blangpidie yang sejak dahulu menjadi pusat perdagangan di pantai barat selatan Aceh. Sebenarnya bila kondisi keamanan semakin membaik, banyak sekali potensi yang dapat digali di kawasan ini, seperti pariwisata, karena posisinya yang merupakan paduan antara pantai Samudra Hindia dan Bukit Barisan yang hijau. Selain itu Aceh Barat Daya dapat dikembangkan sebagai kawasan agroindustri, agrobisnis dan peternakan terpadu serta sektor lain yang akan berkembang.
Perkebunan
[sunting | sunting sumber]Potensi wilayah 32.417 Ha, areal Taman 11.850 Ha, cadangan areal 20.567 Ha
Pertanian
[sunting | sunting sumber]Potensi wilayah 21.296 Ha, areal taman 16.450 Ha, cadangan areal 4.846 Ha
Kehutanan
[sunting | sunting sumber]Hutan lindung 31.375 Ha, Taman Nasional Gunung Leuser 62.400 Ha, Hutan Produksi Terbatas 36.165 Ha.
Perikanan
[sunting | sunting sumber]- Darat: Budi Daya Air Payau 10 Ha, Budi Daya Air Tawar 20 Ha
- Laut/Danau/Sungai: Kerambah 5 unit (sungai)
Produksi Perikanan Tangkap tahun 2010:[butuh rujukan]
- Ikan selar: 335,3 ton, ikan kwee: 748 ton, ikan layang: 440,4 ton, ikan talang-talang: 3,5 ton
- Ikan lemuru: 368,5 ton, ikan teri: 1.080,6 ton, ikan kakap merah: 186,7 ton, ikan lisong: 516,8 ton
- Ikan tongkol krai: 889,8 ton, ikan tongkol komo: 833,3 ton, ikan cakalang: 3.642,9 ton, ikan kembung: 1.046,2 ton
- Ikan tenggiri: 308,6 ton, ikan tuna mata besar: 423,1 ton, ikan kerapu karang: 136,1 ton, ikan layur: 387,5 ton
- Ikan cucut lanyam: 524,4 ton, ikan lainnya: 134,2 ton
Industri
[sunting | sunting sumber]- Produksi Air Mineral Kemasan ADANT, terletak di Desa Adant Kecamatan Tangan-tangan Aceh Barat Daya.
- Produski Air Mineral Kemasan IE ABDYA, Terletak di Desa Kuta Tinggi Kecamatan Blangpidie Aceh Barat Daya.
Pertambangan
[sunting | sunting sumber]Kabupaten Aceh Barat Daya memiliki potensi sumber daya mineral yang cukup kaya, di antaranya bijih besi, emas, batu-bara, pasir zirkon dan galena. Juga terdapat batuan yang dapat dijadikan sebagai bahan baku pupuk mineral. Namun hingga saat ini masih belum dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun upaya yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya dalam mempercepat pembangunan sektor energi dan sumber daya mineral, sesuai dengan Qanun No. 1 Tahun 2008 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah telah terbentuk SKPD Dinas Pertambangan dan Energi.
Pariwisata
[sunting | sunting sumber]Wisata Alam Pulau Gosong Sangkalan, Taman Wisata Cemara Indah, Wisata Pantai Ujong Manggeng, Wisata Pantai Lhok Pawoh, Wisata Pantai Jilbab, Wisata Pantai Bali, Wisata Pantai Kuala, Wisata Pantai Lama Muda dan Pantai Lama Tuha. Pariwisata Gunung: Bendungan irigasi Krueng Susoh Blang Pidie, Irigasi Krueng Baru Lembah Sabil Manggeng, Air terjun Kuala Batee Bahbah Rot, Marga Satwa Leuser (Pucuk Kila), Pucok Krueng Alue Sungai Pinang.
Tempat Wisata
[sunting | sunting sumber]Kabupaten Aceh Barat daya saat ini memiliki beberapa Objek Daerah Tujuan Wisata (ODTW) yang tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Aceh Barat Daya seperti wisata alam, wisata cagar budaya dan situs sejarah sampai wisata minat khusus seperti hiking dan arung jeram. Sampai tahun 2012 belum tercatat wisatawan dalam dan luar negeri yang berkunjung ke berbagai pelosok Aceh Barat Daya. Di antara jenis wisata yang menonjol adalah wisata minat khusus hiking. Untuk mendukung kegiatan wisata tersebut terdapat pula 7 hotel/losmen yang tersebar di Kabupaten Aceh Barat Daya khususnya di Kota Blangpidie. Berikut ini adalah tabel yang memperlihatkan objek wisata yang terdapat di Kabupaten Aceh Barat Daya.
Potensi Wisata di Kabupaten Aceh Barat Daya
No | Lokasi | Nama | Jenis wisata |
---|---|---|---|
1. | Lembah Sabil |
|
Wisata Alam |
2. | Manggeng |
|
Wisata Alam |
3. | Tangan-Tangan |
|
Wisata Alam dan Sejarah |
4. | Blangpidie |
|
Wisata Alam, Budaya dan Sejarah |
5. | Susoh |
|
Wisata Alam |
6. | Kuala Batee |
|
Wisata Alam, Budaya dan Sejarah |
7. | Babahrot |
|
Wisata Alam dan Sejarah |
8. | Setia |
|
Wisata Alam |
Sumber: Draft RTRW Kabupaten Aceh Barat Daya, 2012 Sumber: Untuk Kecamatan Setia dari Tabloid Jangka Pos, 2018
Seni Budaya
[sunting | sunting sumber]Tari Ratéb Meuseukat Aceh Barat Daya
[sunting | sunting sumber]Tari Rateb Meuseukat merupakan salah satu tarian Aceh yang berasal dari Aceh. Nama Ratéb Meuseukat berasal dari bahasa Arab yaitu rateb asal kata ratib artinya ibadat dan meuseukat asal kata sakat yang berarti diam.
Diberitakan bahwa tari Ratéb Meuseukat ini diciptakan gerak dan gayanya oleh anak Teungku Abdurrahim alias Habib Seunagan (Nagan Raya), sedangkan syair atau ratéb-nya diciptakan oleh Teungku Chik di Kala, seorang ulama di Seunagan, yang hidup pada abad ke XIX. Isi dan kandungan syairnya terdiri dari sanjungan dan puji-pujian kepada Allah dan sanjungan kepada Nabi, dimainkan oleh sejumlah perempuan dengan pakaian adat Aceh. Tari ini banyak berkembang di Meudang Ara Rumoh Baro di kabupaten Aceh Barat Daya.Pada mulanya Ratéb Meuseukat dimainkan sesudah selesai mengaji pelajaran agama malam hari, dan juga hal ini tidak terlepas sebagai media dakwah. Permainannya dilakukan dalam posisi duduk dan berdiri.
Pada akhirnya juga permainan Ratéb Meuseukat itu dipertunjukkan juga pada upacara agama dan hari-hari besar, upacara perkawinan dan lain-lainnya yang tidak bertentangan dengan agama.Saat ini, tari ini merupakan tari yang paling terkenal di Indonesia. Hal ini dikarenakan keindahan, kedinamisan dan kecepatan gerakannya. Tari ini sangat sering disalahartikan sebagai tari Saman milik suku Gayo. Padahal antara kedua tari ini terdapat perbedaan yang sangat jelas.Perbedaan utama antara tari Ratéb Meuseukat dengan tari Saman ada 3 yaitu, pertama tari Saman menggunakan bahasa Gayo, sedangkan tari Ratéb Meuseukat menggunakan bahasa Aceh. Kedua, tari Saman dibawakan oleh laki-laki, sedangkan tari Ratéb Meuseukat dibawakan oleh perempuan. Ketiga, tari Saman tidak diiringi oleh alat musik, sedangkan tari Ratéb Meuseukat diiringi oleh alat musik, yaitu rapa’i dan geundrang
Tari Rapa'i Geleng
[sunting | sunting sumber]Rapa'i Geleng adalah sebuah tarian etnis Aceh yang berasal dari Manggeng, Aceh Barat Daya. Rapa'i Geleng dikembangkan oleh seorang anonim di Aceh Barat Daya. Permainan Rapa'i Geleng juga disertakan gerakan tarian yang melambangkan sikap keseragaman dalam hal kerjasama, kebersamaan, dan penuh kekompakan dalam lingkungan masyarakat. Tarian ini mengekspresikan dinamisasi masyarakat dalam syair yang dinyanyikan, kostum dan gerak dasar dari unsur Tari Meuseukat. Jenis tarian ini dimaksudkan untuk laki-laki
Kuliner
[sunting | sunting sumber]Mi kocok
[sunting | sunting sumber]Mi berwarna kuning dan putih dimasak menggunakan adonan berupa gayung dari aluminium bertangkai kayu. Disebut mi kocok karena prosesnya dikocok-kocok selama beberapa detik dalam air mendidih sebelum dihidangkan. Mi ini umum ditemukan di Provinsi Aceh, termasuk di daerah lain di Indonesia. Akan tetapi, Mie kocok ala Abdya, menurut banyak kalangan, memiliki cita rasa berbeda dengan yang lain.
Pada 1960, Said Idrus (alm) pernah merantau ke Negeri Cina membuka warung di deretan pertokoaan kontruksi kayu di Jalan Selamat, Kota Blangpidie. Toko tersebut diberi label “Warung Muslim”. Selain menyediakan minuman kopi, menu khas di warung itu disebut mi kuning dan mi putih yang dikenal dengan sebutan mi kocok.
Era 60-an, di Kota Blangpidie (saat itu masih wilayah Aceh Selatan), ada tiga warung menyediakan mi kocok: Warung Muslim, Warung Sayangan dan Warung Japaris. Dua lainnya milik warga Tionghoa. Warung Muslim milik Said Idrus terus berkembang dan membuka cabang di Losmen Muslim, Jalan At-Taqwa, Blangpidie. Kemudian, warung tersebut dikelola oleh salah seorang putranya, Said Tantawi. Mi kocok Warung Muslim di lantai dasar Losmen Muslim, masih bertahan hingga saat ini. Kini, gerai tersebut dikelola Said Muswir (putra Said Tantawi atau cucu dari almarhum Said Idrus).
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b "Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014" (PDF). www.otda.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 12 Juli 2019. Diakses tanggal 8 Desember 2021.
- ^ a b c d "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Désémber 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama "Permendagri-137-2017" didefinisikan berulang dengan isi berbeda - ^ a b c "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 28 Januari 2024.
- ^ "Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2021-2023". www.aceh.bps.go.id. Diakses tanggal 28 Januari 2024.
- ^ "APBD 2018 ringkasan update 04 Mei 2018". 2018-05-04. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-06. Diakses tanggal 2018-07-06.
- ^ "Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2021" (pdf). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2021). hlm. 1. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2021-12-07. Diakses tanggal 8 Desember 2021.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ Nawafil, Rozal (2022-04-9). "Sejarah Bumoe Breueh Sigupai: Dari Kesatria ke Abdya". Aceh One.my.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-04-17. Diakses tanggal 2022-04-15.
- ^ "Ketika Amerika Menginvasi Aceh pada 1832". Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia. 2015-06-14. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-12. Diakses tanggal 2021-04-12.
- ^ Anwir, Fakhrul Razi (09-09-2019). "25 Anggota DPRK Abdya Dilantik". AJNN. Diakses tanggal 29-07-2020.
- ^ Pratama, Jimi (25-10-2019). "Nurdianto Dilantik Jadi Ketua DPRK Abdya". Kanal Aceh. Diakses tanggal 29-07-2020.
- ^ Saputra, Rahmat (08-10-2019). "DPRK Abdya Usul Tiga Nama untuk Pimpinan Definitif Dewan, Ini Nama-namanya". Tribunnews.com. Diakses tanggal 29-07-2020.
- ^ Yusuf, Zainun (2021-01-12). "Syarifuddin Diambil Sumpah Sebagai Wakil Ketua I DPRK Abdya, Jabatan Sempat Kosong Setahun Lebih". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2021-02-09.
- ^ Perolehan Kursi DPRK Aceh Barat Daya 2014-2019
- ^ Perolehan Kursi DPRK Aceh Barat Daya 2019-2024
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-11-22. Diakses tanggal 2011-09-05.
- ^ Rozal Nawafil, Aris Faisal Djamin dan (2024). Teuku Bentara Mahmud Setia Radja : pahlawan besar perang Aceh. Banda Aceh: Aceh Culture And Education. ISBN 978-623-88864-3-2.
- ^ Hasbullah, Hasbullah (2009) Peristiwa 11 September 1926: perlawanan Tengku Peukan terhadap Belanda di Aceh Barat Daya. Informasi Kesejarahan (16). Direktorat Jenderal Kebudayaan, Banda Aceh. ISBN 9789799164780
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Indonesia) UURI No.4 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Aceh Barat DayaDiarsipkan 2005-12-17 di Wayback Machine.
- (Indonesia) Situs web Kabupaten Aceh Barat Daya