Kampung Topeng Malangan
Artikel ini memiliki beberapa masalah. Tolong bantu memperbaikinya atau diskusikan masalah-masalah ini di halaman pembicaraannya. (Pelajari bagaimana dan kapan saat yang tepat untuk menghapus templat pesan ini)
|
Kampung Topeng adalah tempat wisata yang awal mulanya tempat penampungan gelandangan dan pengemis.Kampung Topeng Malangan ini berada di Dusun Baran, Kelurahan Tlogowaru, Kecamatan Kedungkandang.Kampung ini menarik karena topengnya yang tingginya 7,5 meter.Dua topeng ini menggambarkan figur Panji Asmarabangun dan Dewi Sekarjati.Wisata ini sempat sepi pengunjung karena pandemi Covid 19.Disaat pandemi melanda warga kampung ini tidak bisa mengandalkan penghasilan dari wisatawan.[1]
Topeng-topeng yang ada di desa tersebut kebanyakan dibuat oleh orang-orang desa. Topeng malangan sendiri merupakan topeng yang menjadi ciri khas kota Malang. Lebih dari 100 topeng malangan terpajang di kampung Desaku Menanti. Hal ini lah yang membuat para wisatawan tertarik mengunjungi desa ini. Banyak dari mereka menjadikan Kampung topeng sebagai sport foto.Kerajinan topeng yang kecil biasanya warga sekitar yang membuat,sedangkan yang topeng besar pesan dari pengrajin di Batu sana.Wisata Kampung Topeng sendiri didirikan sejak 14 Februari 2017.
Tiket Wisata
[sunting | sunting sumber]Dibuka dari jam 7-4 sore, Kampung Topeng menarik tiket seharga 5 ribu per orang.Kampung Topeng sendiri menyediakan Flying fox untuk pengunjung yang dibandrol dengan harga 15 ribu termasuk tiket masuk. Tempat wisata tersebut juga terdiri dari gantungan payung dengan tangga berwarna warni, cocok untuk dijadikan spot foto (instagramable) oleh pengunjung. Ada juga area bermain, spot foto topeng malangan dan juga tempat untuk bersantai.[2]
Ciri Khas Topeng Malangan
[sunting | sunting sumber]Ciri khas Topeng Malangan yaitu karakter wajah seseorang pada kayu yang nampak lebih nyata. Serta warna yang lebih beragam dibandingkan topeng dari daerah lainnya. Warna-warna topeng juga mencerminkan sifat/karakter tokoh, yaitu merah, putih, kuning, hijau, dan hitam. Arti dari warna-warna tersebut, secara berturut-turut melambangkan keberanian, kesucian, kesenangan, kedamaian, dan kebijaksanaan.[3]
Pewaris Topeng Malangan
[sunting | sunting sumber]Karimoen atau Mbah Mun adalah maestro topeng Malang yang dihormati karena dedikasinya dalam melestarikan kesenian topeng Malang melalui Sanggar Asmorobangun di Dusun Kedungmonggo.Setelah beliau wafat, ketokohannya diteruskan oleh Suroso dan Tri Handoyo.Topeng Malang tidak hanya berfungsi sebagai sarana ritual tetapi juga memiliki nilai ekonomi dan sosial, serta menjadi identitas masyarakat Kedungmonggo.Sanggar ini tetap aktif, dengan pertunjukan rutin dan produksi topeng untuk berbagai keperluan, termasuk suvenir.
Karakter Topeng Malangan
[sunting | sunting sumber]1. Panji Asmoro Bangun
2. Dewi Sekartaji
3. Gunungsari
4. Dewi Ragil Kuning[4]
Proses Pembuatan Topeng Malangan
[sunting | sunting sumber]Proses awal pembuatan topeng khas Malang dengan menyiapkan bahan mentah dari kayu nangka, mentaos, dan kayu kembang yang telah disimpan selama kurang lebih lima bulan. Kayu tersebut kemudian digambari sesuai dengan karakter yang ingin dibuat. Setelah itu diukir sesuai dengan pola yang telah dibuat dengan alat ukir patu, pecok, dan tatah, kemudian topeng dihaluskan menggunakan ampelas. Setelah topeng dirasa halus tahap selanjutnya adalah pengecatan. Sebelum dilakukan pengecatan dengan berbagai warna terlebih dahulu dilakukan pengecatan dasar dengan warna putih menggunakan cat tembok. Setelah cat dasar mengering barulah kemudian dicat dengan berbagai warna sesuai dengan karakter topeng yang diinginkan. Proses selanjutnya adalah topeng yang telah diwarnai kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan tidak dijemur secara langsung di bawah teriknya matahari karena akan menyebabkan catnya menjadi pecah-pecah.[5]
Manfaat Bagi Masyarakat Sekitar
[sunting | sunting sumber]1. Memperkuat Identitas dan Solidaritas Lokal
2. Membangun Komunitas Seni
3. Pendidikan dan Pembelajaran
4. Wisata Budaya
5. Peningkatan Kualitas Hidup[6]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Wicaksana, Yudistira (2023-05-22). "Kampung Topeng Malangan Bersolek". Radar Malanng. Diakses tanggal 2024-09-08.
- ^ "Kampung Topeng Malangan, Karya Anak Gelandangan yang Jadi Destinasi Wisata". Kumparan. 14 maret 2019. Diakses tanggal 2024-09-08.
- ^ "Mengenal 6 Karakter Utama Topeng Malangan". Lingkar sosial. 12 februari 2021. Diakses tanggal 08 September 2024.
- ^ "Topeng Malangan: Bentuk, Sejarah, hingga Tahap Pembuatan". Orami. 22 agustus 2024. Diakses tanggal 08 September 2024.
- ^ "Kerajinan Tangan Topeng Pakisaji". Warisan Budaya. 01 Januari 2016. Diakses tanggal 08 September 2024.
- ^ Iksan, mohamad (06 November 2023). "Topeng Malangan: Keterkaitannya dengan Kehidupan Sosial Masyarakat Malang". goodnewsfromindonesia. Diakses tanggal 08 September 2024.