Keamanan manusia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Keamanan manusia adalah paradigma baru untuk memahami kerentanan global. Para pendukungnya menolak makna lama keamanan nasional dan berpendapat bahwa acuan keamanan yang lebih tepat adalah individu, bukan negara. Keamanan manusia menyatakan bahwa pemahaman keamanan yang berpusat pada manusia dan multidisipliner melibatkan berbagai bidang studi, termasuk studi pembangunan, hubungan internasional, studi strategis, dan hak asasi manusia. Laporan Pembangunan Manusia yang dikeluarkan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1994[1] diakui sebagai terobosan dalam bidang keamanan manusia; laporan tersebut menyatakan bahwa menjamin "kebebasan dari kemiskinan" dan "kebebasan dari ketakutan" bagi semua orang adalah jalan terbaik untuk menangkal masalah ketidakamanan global.[2]

Kritikus konsep ini berpendapat bahwa kerancuannya membuat teori ini kurang efektif[3] sehingga teori ini seolah menjadi kendaraan bagi aktivis yang ingin mempromosikan agenda tertentu. Selain itu, teori ini tidak membantu komunitas ilmuwan memahami makna keamanan atau para pembuat keputusan merumuskan kebijakan yang tepat.[4] Agar keamanan manusia dapat menangani kesenjangan global, perlu ada kerja sama antara kebijakan luar negeri suatu negara dengan pendekatannya terhadap kesehatan global. Namun demikian, kepentingan negara selalu lebih diutamakan ketimbang kepentingan rakyat. Misalnya, kebijakan luar negeri Kanada, "tiga D", dikritik karena lebih mengutamakan pertahanan daripada pembangunan.[5]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ United Nations Development Programme (1994): Human Development Report
  2. ^ America's Climate Choices: Panel on Advancing the Science of Climate Change, National Research Council (2010). ""Chapter 16. National and Human Security".". Advancing the Science of Climate Change. Washington, DC: The National Academies Press. hlm. 389. Diakses tanggal 16 April 2012. Footnote 1 - Human security is defined as freedom from violent conflict and physical want (see Khagram and Ali [2006] for one recent review and synthesis). 
  3. ^ Paris, Roland (2001): Human Security - Paradigm Shift or Hot Air? In: International Security, Vol. 26, No. 2. 87-102.online
  4. ^ For a comprehensive analysis of all definitions, critiques and counter-critiques, see Tadjbakhsh, Shahrbanou & Chenoy, Anuradha M. Human Security: Concepts and Implications, London: Routledge, 2006
  5. ^ Spiegel, J.M., and R. Huish. 2009. Canadian foreign aid for global health: Human security opportunity lost. Canadian Foreign Policy Journal 15(3):60-84.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]