Kecelaan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Relief tersembunyi Borobudur bercerita tentang Mahakarmawibhangga, alam penuh nafsu yang masih terikat karma. Panel ini menggambarkan sifat-sifat yang mengarah pada kebencian, seperti murka, kemunafikan, kegetiran, ujaran jahat, penghancuran dll.

Kecelaan (sebagai lawan kata dari kebajikan) adalah perbuatan yang buruk, aib, tidak pantas, ternoda dsb.[1][2] Dalam bahasa Indonesia, kecelaan dapat disinonimkan atau berhubungan erat dengan beberapa kata lain, seperti perbuatan buruk, kesalahan, dosa, kebobrokan, kejahatan, kebengisan, kebusukan, dan kebiadaban.

Istilah[sunting | sunting sumber]

Dalam beberapa teks agama dan filsafat, istilah kecelaan dilawankan dengan istilah kebajikan, beberapa contoh di antaranya sebagai berikut.

Hikayat Bayan Budiman:[3]

"Tiadalah harus sebarang yang kecelaan itu ditambah-tambah celanya, melainkan dicarikan jalan kebajikan juga."

Alkitab Mazmur 15:[4]

15:2 Orang yang berjalan dengan tulus hatinya, dan yang mengerjakan kebajikan, dan yang berkata benar dalam hatinya. 15:3 Yang tiada berbuat fitnah dengan lidahnya dan tiada berbuat jahat akan kawannya dan tiada mengatakan kecelaan samanya manusia.

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Glosarium ~ Kateglo". kateglo.com. Diakses tanggal 2019-08-31. 
  2. ^ "kecelaan (indonesia) - Kamus SABDA". kamus.sabda.org. Diakses tanggal 2019-08-31. 
  3. ^ Hikayat Bayan Budiman. Balai Pustaka. 1986. 
  4. ^ "Mazmur 15 (TL) - Tampilan Pasal - Alkitab SABDA". alkitab.sabda.org. Diakses tanggal 2019-08-31.