Lompat ke isi

Kejatuhan Tiongkok

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

"Kejatuhan Tiongkok", dalam diskursus politik Amerika Serikat, mengacu pada peristiwa jatuhnya Tiongkok daratan ke tangan Partai Komunis dari Nasionalis yang dibeking Amerika Serikat pada tahun 1949,[1][2] dan lantas dijuluki sebagai "kejatuhan Tiongkok ke [tangan] komunisme". Oleh pengkritik pemerintahan Truman, "Kejatuhan Tiongkok" digambarkan sebagai "bencana yang dapat dihindari".[3] Peristiwa ini memicu "perdebatan yang membelah masyarakat". Isu ini dimanfaatkan oleh Partai Republik pada pemilu 1952.[4] Isu ini juga mendorong munculnya sosok Joseph McCarthy,[5] yang mencari kambing hitam atas "kejatuhan" tersebut dan menyasar Owen Lattimore, pakar Asia Tengah ternama.[6]

Semasa Perang Dunia II, Franklin D. Roosevelt berasumsi bahwa Tiongkok di bawah pemerintahan Chiang Kai-shek akan menjadi negara besar usai perang bersama Amerika Serikat, Britania Raya, dan Uni Soviet.[2] Menurut John Paton Davies Jr. (salah seorang "China Hand" yang karier diplomatiknya hancur akibat kejatuhan Tiongkok), kebijakan Roosevelt gagal karena tidak adanya bantuan material yang cukup dari Roosevelt untuk Chiang Kai-shek pada masa perang melawan Jepang tahun 1930-an dan 1940-an dan pilihan duta besar untuk Tiongkok yang tidak cocok.[2]

Menurut sejarawan Arthur Waldron, "Franklin Roosevelt memandang Tiongkok sebagai negara yang telah benar-benar dikuasai oleh [Chiang Kai-shek]." Kekuasaan Chiang Kai-shek cukup lemah dan "setelah Jepang kalah, Tiongkok mengalami kekosongan kekuasaan, memandang ke Moskow, dan tidak bisa dikendalikan para Nasionalis. Artinya, jatuhnya Tiongkok ke tangan komunisme dibantu oleh bobroknya kebijakan Roosevelt."[2]

Noam Chomsky, pengkritik utama kebijakan luar negeri A.S., berkomentar bahwa istilah "kejatuhan Tiongkok" mengungkapkan posisi kebijakan luar negeri Amerika Serikat:

Pada tahun 1949, Tiongkok menyatakan kemerdekaannya, sebuah peristiwa yang dikenal di Barat sebagai "kejatuhan Tiongkok", terutama di Amerika Serikat yang kelak memicu konflik mengenai pihak yang seharusnya bertanggung jawab atas kejatuhan tersebut. Istilah tersebut membuka kedok pemerintahan. Seseorang baru merasa kehilangan sesuatu apabila ia memilikinya. Asumsinya adalah A.S. berhak memiliki Tiongkok beserta sebagian besar dunia seperti yang diduga para perancang tatanan dunia pascaperang. "Kejatuhan Tiongkok" adalah tahap besar pertama dalam "kejatuhan Amerika." Peristiwa ini memiliki dampak kebijakan yang besar.[1]

Sejarawan Amerika Serikat Miles Maochun Yu berkomentar dalam ulasan buku tahun 2010 tentang "...pertengkaran yang tak kunjung usai mengenai pihak yang tebakannya benar soal situasi Tiongkok tanpa memandang kenyataannya di Tiongkok. Artinya, perdebatan mengenai Tiongkok Komunis, segala pertanyaan yang dilontarkan dan isu yang dibahas sering kali mencerminkan politik dan perubahan kebijakan Amerika Serikat yang bersifat partisan dan tidak mempertimbangkan kenyataan di Tiongkok".[7] Pada awal 1950-an, pemerintahan Truman dicerca atas "jatuhnya" Tiongkok. Senator Joseph McCarthy mengatakan dalam pidatonya tahun 1950 bahwa "orang-orang Komunis dan menyimpang" di Departemen Luar Negeri yang dibiarkan Presiden Harry S. Truman bertanggung jawab atas "jatuhnya" Tiongkok.[8] Dalam sebuah pidato yang berisi kekhawatiran akan "lunaknya" maskulinitas Amerika Serikat pada 1950-an, McCarthy menuduh bahwa "antek-antek partai Moskow" di Departemen Luar Negeri mengendalikan kebijakan luar negeri Amerika Serikat terhadap Tiongkok. Ia juga menuduh Dean Acheson sebagai "diplomat amatiran yang senyam-senyum di hadapan petinggi Soviet".[8] Salah satu buku terkenal tentang "kejatuhan Tiongkok" adalah buku The Shanghai Conspiracy (1952) oleh Jenderal Charles A. Willoughby yang mengklaim bahwa jaringan mata-mata Soviet pimpinan Richard Sorge (ditangkap tahun 1941 dan dieksekusi tahun 1944) masih ada.[9] Willoughby kembali mengklaim bahwa jaringan mata-mata Sorge memicu "kejatuhan Tiongkok" tahun 1949 dan pelan-pelan berusaha mengambil alih pemerintahan Amerika Serikat.[9] Pakar Jepang asal Amerika Serikat, Michael Schaller, menulis bahwa Willoughby benar saat mengungkapkan bahwa Sorge adalah mata-mata Uni Soviet, sama seperti beberapa wartawan sayap kiri Amerika Serikat yang bekerja dengan Sorge di Shanghai pada awal 1930-an, tetapi sebagian besar bukunya justru menunjukkan bahwa salah satu agen intelijen militer paling cakap sepanjang sejarah Amerika Serikat sangat paranoid.[9]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Noam Chomsky (14 February 2012). ""Losing" the World: American Decline in Perspective, Part 1". Guardian Comment Network. Diakses tanggal March 10, 2012. 
  2. ^ a b c d Waldron, Arthur (January 28, 2013). "How China Was 'Lost' – And could it have been saved?". The Weekly Standard. 18 (19). Diakses tanggal 2 August 2015. 
  3. ^ Hirshberg, Matthew S. (1993). Perpetuating Patriotic Perceptions: The Cognitive Function of the Cold War. Greenwood Publishing Group. hlm. 55–56. ISBN 9780275941659. 
  4. ^ Herring, George C. (1991). "America and Vietnam: The Unending War". Foreign Affairs. America and the Pacific, 1941-1991 (Winter, 1991). Council on Foreign Relations. 70 (5): 104–119. doi:10.2307/20045006. JSTOR 20045006. 
  5. ^ VanDeMark, Brian (1995). Into the Quagmire: Lyndon Johnson and the Escalation of the Vietnam War. Oxford University Press. hlm. 25. ISBN 9780195096507. As [President Lyndon Johnson] later recalled "I knew Harry Truman and Dean Acheson had lost their effectiveness from the day that the Communists took over in China. I believed that the loss of China had played a large role in the rise of Joe McCarthy. And I knew that all these problems, taken together, were chickenshit compared with what might happen if we lost Vietnam." 
  6. ^ Ellen Schrecker (Fall 2005). "The New McCarthyism in Academe". Thought & Action. Campus Watch. Diakses tanggal July 2, 2012. 
  7. ^ Maochun Yu, Miles Review of The Honorable Survivor: Mao's China, McCarthy's America, and the Persecution of John S. Service by Lynne Joiner pages 880-881 from The Journal of Asian Studies, Vol. 69, No. 3, August 2010 page 881.
  8. ^ a b Wood, Gregory Retiring Men: Manhood, Labor, and Growing Old in America, 1900-1960 Lanham: University Press of Americ 2012 page 145.
  9. ^ a b c Schaller, Michael MacArthur the Far Eastern General, Oxford: Oxford University Press, 1989 page 156.

Bacaan lanjutan

[sunting | sunting sumber]