Kekaisaran Manila
Kekaisaran Manila (bahasa Tagalog Maynilang Imperyal, bahasa Inggris Imperial Manila) adalah julukan peyoratif yang digunakan oleh sebagian masyarakat Filipina dan non-Manileños untuk mengungkapkan gagasan bahwa semua urusan Filipina, baik dalam bidang politik, ekonomi dan bisnis atau budaya, ditentukan oleh apa yang terjadi di wilayah ibu kota, Metro Manila, tanpa mempertimbangkan kebutuhan daerah lainnya. Hal ini disebabkan utamanya oleh sistem pemerintahan yang terpusat dan keangkuhan urban.[1]
Sentimen ini kadang-kadang diungkapkan oleh pepatah "Tidak ada daun yang bisa jatuh di negara kita tanpa seizin Malacañang."[a] Ungkapan lain dari pengaruh kuat Manila disuarakan oleh Artis Nasional Filipina Nick Joaquin, yang mengatakan "Ketika Manila bersin, Filipina masuk angin."[3]
Lihat juga
[sunting | sunting sumber]- Parisianisme, istilah untuk menyebut dominasi Paris
- Jakartasentrisme, istilah untuk menyebut dominasi Jakarta
Catatan
[sunting | sunting sumber]- ^ Contoh penggunaan pepatah ini dapat ditemui pada kutipan oleh David C. Martínez berikut:
[W]e've left sacred and untouched, spotless and unsullied, the same centralist authority where near-absolute political power continues to reside: Imperial Manila. My father spoke the truth when he used to lament in Cebuano, "Wa y dahong mahulog sa atong nasud nga di mananghid sa Malacañang" (Not a leaf can fall in our country without Malacañang's permission)[2]
Daftar Pustaka
[sunting | sunting sumber]- ^ Martínez, David (2004). A Country of Our Own: Partitioning the Philippines. Los Angeles, California: Bisaya Books. hlm. 202. ISBN 978-0-9760613-0-4.
- ^ Martínez, David (2004). A Country of Our Own: Partitioning the Philippines. Los Angeles, California: Bisaya Books. hlm. 447. ISBN 978-0-9760613-0-4.
- ^ Joaquin, Nick (1990). Manila, My Manila: A History for the Young. City of Manila: Anvil Publishing, Inc. ISBN 978-9715693134.