Kenormalan baru
Kenormalan baru[1], kebiasaan baru, tatanan kehidupan baru, kelaziman baru, kewajaran baru, atau kelumrahan baru (bahasa Inggris: new normal) adalah sebuah istilah dalam bisnis dan ekonomi yang merujuk kepada kondisi-kondisi keuangan usai krisis keuangan 2007–2008, resesi global 2008–2012, dan pandemi COVID-19. Sejak itu, istilah tersebut dipakai pada berbagai konteks lain untuk mengimplikasikan bahwa suatu hal yang sebelumnya dianggap tidak normal atau tidak lazim, kini menjadi umum dilakukan.
New normal dilakukan sebagai upaya kesiapan untuk beraktivitas di luar rumah seoptimal mungkin, sehingga dapat beradaptasi dalam menjalani perubahan perilaku yang baru. Perubahan pola hidup ini dibarengi dengan menjalani protokol kesehatan sebagai pencegahan penyebaran dan penularan COVID-19.[2]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Entri istilah kenormalan baru". Senarai Padanan Istilah Asing Indonesia oleh Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan. Diakses tanggal 13 Oktober 2020.
- ^ "New Normal: Definisi, Panduan, Penerapan Saat Pandemi COVID-19". DokterSehat. 29 Mei 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-09-26. Diakses tanggal 2 Juni 2020.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- "Gotta Find a Better Way," Philadelphia City Paper, January 29, 2009 paragraph 3
- "The New Normal is Actually Pretty Old", New York Times, January 11, 2011
- "Asia-Pacific Trade and Investment Report 2015: Supporting Participation in Value Chains", United Nations ESCAP, November, 2, 2015 Diarsipkan 2020-05-02 di Wayback Machine.