Lompat ke isi

Kereta Setan Manggarai

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Untuk film dengan nama yang mirip, lihat: Kereta Hantu Manggarai, film yang juga diproduksi tahun 2008.
Kereta Setan Manggarai
SutradaraNanang Istiabudi
ProduserSagar Mahtani
Ditulis olehKumar Pareek
Dhiyute
PemeranVera Lasut
Ocke Mulyawan
Ferry Agustian
Nelly Yustikarini
Renaldo Thompson
DistributorMM Creations
Tanggal rilis
18 Maret 2008
Durasi100 Menit
NegaraIndonesia

Kereta Setan Manggarai merupakan sebuah film horor Indonesia yang dirilis pada tahun 2008. Dibintangi oleh Vera Lasut, Ocke Mulyawan, Ferry Agustian, Nelly Yustikarini, dan Renaldo Thompson. Dengan mengangkat kisah dari legenda urban tentang perkeretaapian yang beredar di kalangan masyarakat Indonesia.

5 orang mahasiswa: Key, Fifi, Dado, Rey dan Fajar merencanakan sebuah liburan yang mengasyikkan di Bandung, tetapi perjalanan mereka sedikit terhambat, karena Dado harus mencari kabar dua orang sepupunya, Frans dan Yongki, yang tak kunjung pulang selepas berlibur ke Bogor. Raut khawatir yang ditunjukkan oleh Om Dado saat mengatakan, bahwa kedua sepupunya telah pulang sejak semingu lalu membawa mereka ke dalam sebuah pencarian yang awalnya terlihat mudah.

Perjalanan membawa mereka ke sebuah jalan buntu yang menyesatkan, hingga kemudian kejadian aneh mulai bermunculan satu demi satu, rumah tua di tengah hutan, pertemuan dengan seorang kakek dan cucunya yang kemudian menghilang secara misterius hingga kecelakaan yang menyebabkan mobil mereka tertabrak kereta. Berusaha mencari pertolongan, mereka pun berlari menyusuri rel menuju stasiun kereta api terdekat. Lelah dan panik menyebabkan mereka melupakan semua pesan dan cerita dari Om-nya Dado untuk tidak naik kereta pada malam Jumat. Mereka pun naik sebuah kereta yang kebetulan sedang berhenti di stasiun tersebut, yang sepertinya adalah kereta terakhir menuju Jakarta.

Rasa aman yang sempat melingkupi mereka berubah drastis saat satu demi satu mulai merasakan gelagat aneh yang ditunjukkan oleh para penumpang kereta, hingga ketika mereka sadar, bahwa kereta ini tak jua berhenti di beberapa stasiun. Berjuang untuk bisa keluar, kebersamaan mereka pun dipertaruhkan karena untuk bisa keluar salah satu dari mereka harus menjadi tumbal.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]