Kertagena Dajah, Kadur, Pamekasan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kertagena Dajah
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
KabupatenPamekasan
KecamatanKadur
Kode pos
69335
Kode Kemendagri35.28.12.2010
Jumlah penduduk2.593 jiwa
Situs webhttps://kertagenadajah.web.id/


Sejarah[sunting | sunting sumber]

Asal Usul Desa Kertagena Dajah bermula dari sebuah legenda yaitu adanya sumber api yang pernah padam dan tertutup dibalik sebuah batu besar yang berada di Utara desa atau dalam bahasa Madura dikenal dengan (Dajah dhisa), kemudian karena hal inilah maka lambat laun penduduk setempat menamakan desa ini menjadi desa Kertagena Dajah. Desa Kertagena Dajah (Kertagena Utara) berasal dari kata “KERTO” yang berarti “BATU” dan kata “GENI” yang berarti pula “API”.

Kertagena Dajah adalah salah satu Desa yang terletak di wilayah Kecamatan Kadur, Kabupaten Pamekasan, Provinsi Jawa Timur,[1][2] Indonesia. Desa Kertagena Dajah merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Kadur dan dipimpin oleh kepala Desa atau “Klebun (Dalam Istilah Madura)” yang dipilih langsung oleh masyarakat melalui PILKADES. Dengan masa jabatan Seumur hidup, kemudian adanya peraturan baru dari pemerintah ketentuan masa jabatan kepala desa  sekarang adalah 6 tahun berdasarkan 39 ayat (1) UU Desa. Jumlah penduduk di desa ini sekitar 2.593 jiwa dengan mata pencaharian sebagai petani, wiraswasta, karyawan swasta, pedagang, PNS, guru mengaji dan lain-lain.

Terdapat 5 Kepala Desa yang menjabat mulai dari pemerintahan terdahulu hingga sekarang:

1.Mattamin  dengan masa jabatan -1965

2.Asmawi dengan masa jabatan -1974

3.Mohammad dengan masa jabatan (1974-1992)

4.Ahmad dengan asa jabatan (1990-2008)

5.Zainani, S.Pd dengan masa jabatan (2008 sampai sekarang)

Pada masa pemerintahan Ibu Zainani, S.Pd banyak program pembangunan yang mulai dilaksanakan di Desa Kertagena Dajah diantaranya PNPM Mandiri Perdesaan, PNPM Generasi Sehat dan Cerdas, PKH dan lain-lain. Infrastruktur sudah mulai bagus, dengan adanya pengerasan jalan, pengaspalan jalan poros dusun, walaupun belum semua jalan dusun tersentuh pembangunan karena terbatasnya dana sementara pembangunan desa semakin menuntut untuk terus dikembangkan. Di bidang kesehatan telah nampak hasilnya yaitu semakin meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap kesehatan ibu dan anak serta bidang pendidikan dengan semakin pahamnya masyarakat terhadap pentingnya pendidikan untuk putra putri mereka. Pembangunan desa berbasis partisipatif ini kemudian menjadi prioritas kerja bagi kepala desa yang baru yaitu Ibu Zainani, S.Pd ke depan.

Pada sektor wisata dengan kegigihan dan semangat yang tinggi dari Ibu kepala desa bersama partisipasi masyarakat dapat mengolah sebuah lahan tak bertuan (Kehi) menjadi tempat pariwisata yang nyaman dan menarik. Nama Wisata tersebut diambil dari istilah lahan kosong atau lahan tak bertuan “KEHI” . Setiap harinya pengunjung yang datang ketempat wisata tersebut sekitar 50 orang bahkan lebih. Pengunjung mulai dari anak-anak, remaja, dewasa bahkan sampai pada usia ibu-ibu.

Letak Geografis[sunting | sunting sumber]

Desa Kertagena Dajah merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Kadur, Kabupaten Pamekasan, Provinsi Jawa Timur. Desa Kertagena merupakan salah satu desa pariwisata yang terdapat di kecamatan Kadur. Icon wisata di desa ini merupakan satu bukit yang di kelola menjadi pariwisata yang sekarang di kenal dengan nama “BUKIT KEHI”.

Desa Kertagena Dajah berbatasan dengan:

Sebelah utara: Desa Cenlecen, Desa Bajang Kec. Pakong Sebelah Selatan: Desa Kertagena Tengah, Desa Bungbaruh, Desa Kadur, Kec. Kadur.

Sebelah barat: Desa Klompang, Kec. Pakong.

Sebelah timur: Desa Larangan Perreng, Kec. Pragaan Kabupaten Sumenep

Desa Kertagena Dajah terbagi menjadi 6 Dusun diantaranya yaitu:

1.Dusun Polai Atas terdiri dari: 3 Rukun Warga (RW), 2 Rukun Tetangga (RT)

2.Dusun Polai Bawah terdiri dari: 2 Rukun Warga (RW), 2 Rukun Tetangga (RT)

3.Dusun Moccol terdiri dari: 2 Rukun Warga (RW), 1 Rukun Tetangga (RT)

4. Dusun Bungbaruh terdiri dari: 5 Rukun Warga (RW), 4 Rukun Tetangga (RT)

5. Dusun Sakadduk terdiri dari: 3 Rukun Warga (RW), Rukun Tetangga (RT)

6. Dusun Berngek terdiri dari : 2 Rukun Warga (RW) , 1 Rukun Tetangga (RT)

Potensi Alam[sunting | sunting sumber]

Potensi alam merujuk pada kemampuan atau keberadaan sumber daya alam yang ada di suatu wilayah atau geografis. Ini mencakup semua aset alami yang dapat dimanfaatkan atau memiliki nilai ekonomi, ekologis, sosial, atau budaya. Potensi alam mencakup berbagai sumber daya alam dan kekayaan alam yang dapat memberikan manfaat bagi manusia.

Desa Kertagena Dajah adalah salah satu desa penghasil tembakau, siwalan, padi, jagung, kacang tanah dan kacang hijau. Dari hasil alam tersebut beberapa ada yang diolah sendiri dan ada yang langsung dijual ke pengepul, seperti siwalan yang dapat dengan mudah ditemui disekitar tempat tinggal penduduk desa. Dari pohon siwalan hampir seluruh bagiannya dapat digunakan, seperti buahnya dapat dimakan secara langsung atau diolah, air siwalan dapat diperoleh dari pengeboran atau atau pemotongan pohon siwalan yang muda, cairan ini memiliki rasa yang manis dan menyegarkan. Air siwalan sering dikonsumsi sebagai minuman alami. di Desa Kertagena Dajah air siwalan dijadikan produk unggulan dan sering pasarkan pada saat ada acara di tempat wisatanya. Air siwalan yang sudah menjadi legen biasanya juga digunakan untuk bahan dasar pembuatan gula merah. Daun dari pohon siwalan juga dimanfaatkan untuk wadah dari gula merah. Selanjutnya jagung, petani desa Kertagena Dajah menghasilkan jagung yang kemudian diolah menjadi marning. Selain itu petani juga menanam padi yang kemudian hasilnya digunakan untuk konsumsi pribadi dan tidak diperjual belikan. Kacang-kacangan juga salah satu yang dihasilkan biasanya pengolahannya hanya direbus dan dijual pada saat ada event tertentu di desa.

Dalam pengembangan hasil alamnya desa Kertagena Dajah memiliki rencana jangka panjang salah satu rencana yang kedepannya akan dijalankan yaitu mematenkan produk dari hasil pohon siwalan dan akan membuat inovasi pada packingnya agar lebih memiliki ciri khas tersendiri.

Peran perangkat desa dalam mempromosikan hasil alam yang dimiliki desa dengan cara memperkenalkan beberapa jenis produk hasil potensi alam kepada wisatawan yang berkunjung ke bukit Kehi untuk dijadikan sebagai buah tangan, Ibu Zainani selaku kepala desa dan sekaligus pendiri wisata bukit Kehi selalu mengikut sertakan produk hasil alam desa dalam semua eventevent seperti pleser wisata bukit Kehi bersama bupati Pamekasan dan acara lainnya.

Potensi Wisata[sunting | sunting sumber]

Wisata bukit kehi yang ada di desa kertagena dajah merupakan salah satu wisata yang ada di kecamatan kadur kabupaten pamekasan dan masih bertahan sejak pertama kali dibangun pada tahun 2019 yang masih bertahan dan eksis hingga saat ini.  Bukit Kehi merupakan sebuah wisata yang memanfaatkan keindahan alam sebagai daya tarik utamanya. Sebelum menjadi lokasi wisata Bukit kehi merupakan lokasi lapangan futsal. Menjelang tahun 2020 wisata ini mulai ramai dan banyak dikunjungi oleh wisatawan baik pengunjung lokal maupun wisatawan diluar kota pamekasan. Wisata bukit kehi mulai banyak dikenal oleh wisatawan tak lepas dari peran aktif pemerintah setempat dalam mempromosikan wisata bukit kehi dengan berbagai metode seperti promosi lewat media sosial seperti akun Instagram dan akun youtube resmi milik bukit kehi, pengadaan even seperti outbound dan senam, selain itu media yang lain yang digunakan untuk mempromosikan bukit kehi yakni lewat pamflet yang menyertakan fasilitas lengkap yang ada di bukit kehi untuk menarik minat wisatawan.

Bukit kehi memiliki banyak spot foto menarik yang banyak digemari oleh kaum milenial, selain itu terdapat fasilitas lain seperti kolam renang yang tersedia untuk ukuran dewasa, sepeda gantung yang unik terinspirasi dari Coban Rais dan deretan gazebo yang cocok dijadikan tempat berkumpul dan menikmati indahnya pemandangan dari atas bukit kehi. Selain itu terdapat kantin dan toko yang menjual aneka karya kerajinan khas daerah seperti tas yang terbuat dari anyaman daun siwalan, kain batik dan souvenir ala bukit kehi. Sedangkan kantin dan cafe menjual berbagai makanan dan minuman khas dan  oleh-oleh berupa produk unggulan yang di produksi dari Desa Kertagena Dajah.

Pembangunan lokasi wisata ini tak lepas dari ide cemerlang yang di gagas oleh kepala desa Kertagena Dajah ibu Hj. Zainani yang penuh semangat dan berdedikasi dalam pembangunan dan pengembangan wisata bukit kehi. Adanya wisata bukit kehi ini membawa banyak dampak positif bagi desa diantaranya yaitu bertambahnya lapangan pekerjaan bagi warga sekitar, masuknya

UMKM lokal yang mendukung pembangunan ekonomi masyarakat desa dan majunya perkembangan pada industri pariwisata akan memberikan banyak dampak positif lainnya seperti pengertian dan pemahaman antar budaya lokal melalui interaksi dan komunikasi antara wisatawan dan masyarakat lokal. Dengan adanya interaksi ini maka wisatawan bisa mengenal budaya yang ada dimasyarakat setempat juga memahami latar belakang kebudayaan lokal yang dianut oleh masyarakat yang ada di desa khususnya desa Kertagena Dajah.

Potensi Perekonomian[sunting | sunting sumber]

Aspek perekonomian merupakan aspek penting yang mendukung maju dan berkembangnya suatu desa. Sektor unggulan yang ada di desa Kertagena Dajah dibagi menjadi dua kriteria wilayah utama berdasarkan letak pemukiman penduduk tinggal yaitu wilayah yang ada di dekat lokasi wisata, dimana penduduk desa yang ada di dalam jangkauan yang dekat dengan lokasi wisata bekerja menjadi staf di wisata bukit Kehi sedangkan penduduk yang wilayah lokasi pemukimannya jauh dari lokasi wisata mayoritas bekerja sebagai petani. Namun, selain itu sebagian masyarakat juga mencari penghasilan di bidang kuliner seperti legen, rujak dan banyak lainnya.

Tingkat perekonomian desa Kertagena Dajah dapat dikatakan masih cenderung menengah dan berkembang ke atas, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti kurangnya lapangan pekerjaan untuk para petani dengan kepemilikan sawah yang kecil, kurangnya minat anak muda untuk menjadi petani sehingga kebanyakan dari pemuda tersebut lebih memilih keluar kota bahkan keluar negeri dimana hasil yang didapatkan dianggap lebih menjanjikan daripada bekerja menjadi petani. Selain dari dua faktor pembatas tersebut, faktor pembatas lain juga terdapat di bidang pariwisata desa yaitu kurangnya pengunjung atau wisatawan yang datang. Dalam hal ini pemerintah desa telah melakukan bebagai upaya dan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut diantaranya sosialisasi dan pembentukan kelompok tani juga memfasilitasi traktor untuk petani yang di peroleh dari dinas pertanian. Selain itu pemerintah desa juga perlu melakukan perluasan lapangan

Potensi Sosial dan Budaya[sunting | sunting sumber]

Masyarakat desa kertagena dajah masih memegang erat aspek sosial dan budaya lokal, meskipun desa sudah mengikuti perkembangan jaman namun budaya lokal sendiri tidak dilupakan dan masih ada yang mempertahankan budaya yang telah ada di desa kertagena dajah. Kondisi sosial Desa masih terjaga dengan sangat baik dikarenakan masyarakat masih berpegang teguh prinsip gotong royong dimana aktivitas ini menciptakan sosialisasi antar masyarakat desa terjalin dengan baik. Perangkat desa juga telah menjadi contoh yang baik dimana kepala dusun atau pamong ayang ada pada setiap dusun selalu menghadiri acara kemasyarakatan yang ada di setiap dusunnya. Adapun budaya lokal yang masih ada hingga saat ini yaitu musik tong-tong dan hadrah. Musik tong-tong masih sering ditampilkan terutama pada saat acara-acara penting seperti acara penyambutan tamu penting yang berasal dari luar daerah. Musik tong-tong biasanya dimainkan oleh pemuda laki-laki yang memiliki bakat dan ketertarikan pada musik tradisional asal madura ini. Sedangkan hadrah biasa ditampilkan pada acaraacara kemasyarakatan, seperti acara pengajian dan pernikahan. Kedua aliran musik tersebut sudah jarang diminati oleh pemuda desa, dikarenakan adanya pergeseran minat atau ketertarikan pada budaya lokal. Hal ini dapat menjadi acuan bagi pemerintah desa untuk mendorong pemuda sebagai penerus generasi yang ada di desa Kertagena Dajah untuk lebih mencintai sekaligus meneruskan peran mereka dalam melestarikan budaya yang telah ada di desa Kertagena Dajah.

Keunggulan Desa[sunting | sunting sumber]

Desa kertagenah Dajah merupakan desa yang masuk kategori desa model yaitu desa mandiri yang mengelola pariwisata asli dari desa secara mandiri. Diantara banyaknya keunggulan desa, desa Kertagena Dajah unggul dalam bidang pariwisata dimana pemerintah desa berhasil membuat wisata desa yaitu bukit kehi yang dikelola dan dikembangkan secara mandiri oleh desa Kertagena Dajah. Kemajuan dari wisata bukit kehi ini tak lepas dari ide cemerlang kepala desa Kertagena Dajah ibu Hj. Zainani yang memiliki semangat luar biasa dalam pengembangan wisata Bukit Kehi. Wisata bukit kehi tergolong dalam wisata yang masih eksis hingga kini terbukti dengan masih banyaknya wisatawan atau pengunjung yang datang untuk berkunjung untuk sekedar menikmati indahnya pemandangan yang ditawarkan oleh wisata ini atau juga mencoba berbagi wahana ataupun spot foto yang beragam yang ada di wisata bukit kehi.

Keunggulan lain dari desa Kertagena Dajah yaitu pada bidang pertanian khususnya pada komoditas tembakau dimana saat ini desa Kertagena Dajah masih menjadi eksportir komoditas tembakau yang ada di kabupaten Pamekasan. Komoditas unggulan lainnya yaitu produk dari pohon siwalan. Produk yang dihasilkan desa Kertagena Dajah dari pohon siwalan ini beragam mulai dari daun siwalan yang dianyam sehingga menjadi kapet atau sebagai wadah tempat penyimpanan tembakau, batang daun muda pada pohon siwalan diolah menjadi minuman legen yang menyegarkan dan produk unggulan utama dari desa Kertagena Dajah adalah gula merah yang dihasilkan dari ekstrak buah siwalan yang memiliki rasa manis dan gurih karna berbahan utama ekstrak buah siwalan yang diproduksi langsung oleh desa Kertagena Dajah. Dalam bidang sosial budaya desa ini memiliki hubungan sosial yang baik dan memilki hubungan erat antar masyarakat yang dapat dibuktikan dengan masih kentalnya budaya gotong royong atau budaya tolong menolong dalam berbagai bidang yang ada di desa ini.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan (Permendagri No.56-2015)". www.kemendagri.go.id (dalam bahasa Indonesia). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-29. Diakses tanggal 2019-01-06. 
  2. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-09-19. Diakses tanggal 6 Januari 2019.