Kesadaran merek

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kesadaran merek (bahasa Inggris: brand awareness) adalah kesanggupan calon pembeli mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk atau jasa tertentu yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan.[1] Semakin tinggi tingkat kesadaran merek yang dimiliki konsumen terhadap suatu merek, kian besar pula potensi merek tersebut dibeli dan digunakan konsumen.[2]

Selama bertahun-tahun, banyak perusahaan telah menggunakan strategi periklanan dan pemasaran yang telah meningkatkan kesadaran merek di kalangan konsumen, dan secara langsung diterjemahkan ke dalam penjualan yang lebih tinggi.[3]

Tingkatan kesadaran merek secara berurutan dari tingkat terendah sampai tingkat tertinggi sebagai berikut:

a. Tidak Menyadari Merek (Unware of Brand)

Merupakan tingkat yang paling rendah dalam piramida kesadaran merek, dimana konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek.

b. Pengenalan Merek (Brand Recognition)

Tingkat minimal dari kesadaran merek. Hal ini penting pada saat pembeli memilih suatu merek pada saat melakukan Penggunaan jasa.

c. Pengingatan Kembali Terhadap Merek (Brand Recall)

Pengingatan kembali terhadap merek didasarkan pada permintaan seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas produk.

d. Puncak Pikiran (Top of Mind).

Apabila seseorang bertanya secara langsung tanpa diberi bantuan pengingatan dan ia dapat menyebutkan suatu nama merek, maka merek yang paling banyak disebutkan pertama kali merupakan puncak pikiran.[4]

Kesadaran merek terdiri dari dua komponen, ingatan merek (brand recall) dan pengenalan merek (brand recognition).[5] Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa kedua komponen ini beroperasi dengan cara yang berbeda dimana ingatan merek dikaitkan dengan pengambilan memori, sementara pengenalan merek melibatkan pengenalan objek. Ingatan merek dan pengenalan merek memainkan peran penting dalam proses keputusan pembelian konsumen serta dalam komunikasi pemasaran. Kesadaran merek berkorelasi erat dengan keputusan pembelian. Konsumen diyakini memiliki antara tiga dan tujuh merek dalam pertimbangan di berbagai kategori produk. Konsumen biasanya membeli salah satu dari tiga merek teratas dalam pertimbangan karena mereka hanya membeli merek-merek yang dikenal dan sudah mapan.[6]

Fungsi merek[sunting | sunting sumber]

Di dunia di mana konsumen mengandalkan penelitian ekstensif dan pendapat orang lain sebelum melakukan pembelian, kepercayaan merek adalah segalanya. Setelah konsumen terikat dengan sebuah merek, mereka cenderung melakukan pembelian berulang dengan sedikit atau tanpa pemikiran sebelumnya — yang kemudian menjembatani kesenjangan antara kepercayaan dan loyalitas.[7]

Merek memiliki fungsi yang memberikan berbagai manfaat bagi produsen, termasuk[1]:

1. Sebagai sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau pelacakan bagi perusahaan, terutama dalam pengorganisasian, sediaan dan pencataan akuntansi.

2. Untuk proteksi terhadap fitur atau aspek produk yang unik.

3. Sebagai signal tingkat kualitas, bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka bisa dengan muda untuk memilih dan membelinya lagi di lain waktu

4. Sebagai sarana menciptakan asosiasi dan makna yang unik yang membedakan produk dari pesaing.

5. Sebagai sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum, loyalitas pelanggan, dan citra unik yang terbentuk dalam

benak konsumen.

6. Sebagai sumber financial returns, terutama menyangkut pendapatan masa datang.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b Permadi, Giovani (Oktober 2016). "PENGUKURAN TINGKAT KESADARAN MEREK PADA MOTOR HONDA" (PDF). JOM FISIP. 3 (2). 
  2. ^ Media, Kompas Cyber (2022-01-05). "Brand Awareness: Pengertian dan Peranannya Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2023-06-28. 
  3. ^ "Apa Itu Brand Awareness?". Warta Ekonomi. Diakses tanggal 2023-06-28. 
  4. ^ Vera Yusi Eka Putri, Agus Maolana Hidayat. "PENGARUH BRAND AWARENESS DAN BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PENGGUNAAN LAYANAN GOPAY (Studi Pada Mahasiswa Universitas Telkom)". Telkom University Open Library. Diakses tanggal 2024-02-22. 
  5. ^ Keller, Kevin Lane (1993). "Conceptualizing, Measuring, and Managing Customer-Based Brand Equity". Journal of Marketing. 57 (1): 1–22. doi:10.2307/1252054. ISSN 0022-2429. JSTOR 1252054. 
  6. ^ Roselius, Ted (1971). "Consumer Rankings of Risk Reduction Methods". Journal of Marketing. 35 (1): 56–61. doi:10.2307/1250565. ISSN 0022-2429. JSTOR 1250565. 
  7. ^ "The Ultimate Guide to Brand Awareness". blog.hubspot.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-06-29.