Kete Kesu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pengunjung memadati situs Kete Kesu, dengan deretan Tongkonan dan lumbung (alang) di dalam kompleksnya, sebagai salah satu daya tarik wisata di Toraja.

Kete Kesu adalah suatu desa wisata di kawasan Tana Toraja yang dikenal karena adat dan kehidupan tradisional masyarakat dapat ditemukan di kawasan ini.[1] Di dalam Kete Kesu terdapat peninggalan purbakala berupa manusia purba yang biasa disebut oky kete kesu yang berasal dari salodong dan mempunyai adik kembar nunang tongkonan. Dilain itu juga terdapat berupa kuburan batu yang diperkirakan berusia 500 tahun lebih.[2] Di dalam kubur batu yang menyerupai sampan atau perahu tersebut, tersimpan sisa-sisa tengkorak dan tulang manusia. Hampir semua kubur batu diletakkan menggantung di tebing atau gua. Selain itu, di beberapa tempat juga terlihat kuburan megah milik bangsawan yang telah meninggal dunia.[2]

Desa Adat[sunting | sunting sumber]

Terletak 4 km di bagian tenggara Rantepao, Kete Kesu terdiri dari padang rumput dan padi yang mengelilingi rumah adat Tana Toraja, yaitu Tongkonan.[3] Sebagian rumah adat yang terletak di desa ini diperkirakan berumur sekitar 300 tahun dan letakknya berhadapan dengan lumbung padi kecil.[4] Tidak hanya terdiri dari 6 Tongkonan dan 12 lumbung padi, Kete Kesu juga memiliki tanah seremonial yang dihiasi oleh 20 menhir.[5]Di dalam salah satu Tongkonan terdapat museum yang berisi koleksi benda adat kuno Toraja, mulai dari ukiran, senjata tajam, keramik, patung, kain dari Cina, dan bendera Merah Putih yang konon disebutkan merupakan bendera pertama yang dikibarkan di Toraja. Selain itu, di dalam museum ini juga terdapat pusat pelatihan pembuatan kerajinan dari bambu.[6] Masyarakat yang hidup di desa ini umumnya memiliki keahlian sebagai pemahat dan pelukis, sehingga selain sebagai objek wisata, tempat ini juga dimanfaatkan untuk menjual berbagai pahatan dan suvernir tradisional Toraja.[3][1]

Desa Kete Kesu merupakan kawasan cagar budaya dan pusat berbagai upacara adat Toraja yang meliputi pemakaman adat yang dirayakan dengan meriah (Rambu Solo), upacara memasuki rumah adat baru (Rambu Tuka), serta berbagai ritual adat lainnya.[4] Pada bulan Juni - Desember, berbagai upacara dan perayaat adat umumnya dilakukan oleh masyarakat sekita di lokasi ini.[6]

Kuburan Adat[sunting | sunting sumber]

Peti tradisional Toraja (erong) tergantung di tebing di situs pemakaman Kete Kesu.

Beberapa makam adat di Kete Kesu telah ditutup dengan jeruji besi untuk mencegah pencurian patung jenazah adat (tau-tau). Beberapa jenazah dapat dilihat jelas dari luar bersama dengan harta yang dikuburkan di dalamnya. Peti mati tradisional (erong) yang terdapat di desa ini tidak hanya berbentuk seperti perahu, namun juga ada yang berbentuk kerbau dan babi dengan pahatan atau ukiran yang menghiasi.[6][7]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b Indonesia-tourism.com: Kete Kesu. Diakses pada 1 Desember 2012.
  2. ^ a b Luwuraya.com: Pesona Kuburan Purbakala Kete Kesu. 4 January 2011. Diakses pada 1 Desember 2012.
  3. ^ a b Torajatreasure.com: Kete Kesu. Diarsipkan 2012-04-26 di Wayback Machine. Diakses pada 1 Desember 2012.
  4. ^ a b Desa Kete Kesu: Potret Lengkap Tana Toraja yang Wajib Disambangi, Diakses pada 1 Desember.
  5. ^ UNESCO: Tana Toraja Traditional Settlement, Diakses pada 1 Desember.
  6. ^ a b c KEGIATAN - Desa Kete Kesu: Potret Lengkap Tana Toraja yang Wajib Disambangi, Diakses pada 1 Desember.
  7. ^ Tana Toraja: Land of Heavenly Kings, Diakses pada 1 Desember.