Kikuko, Putri Takamatsu
Kikuko 宣仁親王妃喜久子 | |||||
---|---|---|---|---|---|
Putri Takamatsu | |||||
Kelahiran | Tokugawa Yoshinobu-ke, Tokyo, Jepang | 26 Desember 1911||||
Kematian | 18 Desember 2004 Rumah Sakit Internasional St. Lukas, Tokyo, Jepang | (umur 92)||||
Pemakaman | 27 Desember 2004 Pemakaman Kekaisaran Toshimagaoka, Bunkyo, Tokyo | ||||
Pasangan | Nobuhito, Pangeran Takamatsu | ||||
| |||||
Wangsa | Keluarga Kekaisaran Jepang | ||||
Ayah | Yoshihisa Tokugawa | ||||
Ibu | Putri Mieko dari Arisugawa | ||||
Agama | Shinto |
Kikuko, Putri Takamatsu (宣仁親王妃喜久子 , Nobuhito Shinnōhi Kikuko), née Kikuko Tokugawa (徳川喜久子 , Tokugawa Kikuko, 26 Desember 1911 – 18 Desember 2004), yang secara informal dikenal sebagai Putri Kikuko, adalah anggota Keluarga Kekaisaran Jepang. Putri tersebut adalah janda dari Nobuhito, Pangeran Takamatsu, putra ketiga dari Kaisar Taishō dan Permaisuri Teimei. Ia adalah saudara ipar dari Kaisar Shōwa dan bibi dari kaisar saat ini, Akihito.
Kehidupan awal
[sunting | sunting sumber]Putri tersebut lahir di Tokyo pada 26 Desember 1911, dengan nama Kikuko Tokugawa. Ia adalah putri kedua dari Yoshihisa Tokugawa (2 September 1884 – 22 Januari 1922) dan istrinya Putri Mieko dari Arisugawa (14 Februari 1891 – 25 April 1933). Kakek pihak ayahnya adalah Yoshinobu Tokugawa, shogun terakhir di Jepang. Kakek pihak ibunya, Pangeran Takehito Arisugawa, adalah kepala Arisugawa-no-miya ketujuh.
Pernikahan
[sunting | sunting sumber]Pada 4 Februari 1930, ia menikahi Pangeran Takamatsu di Istana Kekaisaran Tokyo di Tokyo. Keduanya tidak memiliki anak.
Keterbukaan yang Tidak Biasa
[sunting | sunting sumber]Semasa hidupnya, Putri Takamatsu telah memberi kontribusi pada masyarakat Jepang di hampir berbagai bidang. Ia juga terlibat aktif dalam penelitian kanker sejak tahun 1930. Pada tahun 1968, Putri Kikuko memulai mendanai berbagai riset tentang kanker, menyelenggarakan simposium, memberi penghargaan pada para ilmuwan karena berbagai jasanya. Pada tahun 1995, ia menerbitkan memoar tentang Pangeran Takamatsu, mengkritik militerisme Jepang pada masa Perang Dunia II. Oleh karena itu, pihak Kekaisaran Jepang sangat menentang penerbitan buku tersebut.
Setelah kelahiran Putri Aiko, anak tunggal putra mahkota Naruhito pada 2001, Putri Kikuko menyatakan bahwa seorang putri kerajaan Jepang boleh mengambil tahta kekaisaran, bahkan ia mendukung revisi Undang-Undang Rumah Tangga Kaisar Jepang. Putri Kikuko mengemukakan dalam sebuah artikelnya di majalah wanita, seorang kaisar perempuan memang "tidak tak alami".
Putri Takamatsu meninggal pada tanggal 18 Desember 2004 di Rumah Sakit St. Lukas di Tokyo, setelah dirawat karena penyakit ginjal sejak bulan Februari 2004.[1]