Lompat ke isi

La Tenritappu Toappaliweng

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

La Tenri Tappu To Appaliweng adalah Raja Bone ke-23 yang memerintah kerajaan dari tahun 1775-sampai tahun 1812. Dikenal dengan nama Islam sebagai Sri Sultan Ahmad as-Saleh Syamsuddin dan nama almarhum Petta MatinroE ri Rompégading. Peneliti Balai Pelestarian Nilai Budaya Makassar, Syahrir Kila (2013) mencatat bahwa Raja Bone Petta Matinroe ri Rompegading telah mencurahkan perhatiannya pada ajaran-ajaran Syekh Yusuf, sehingga dapat dikatakan bahwa pemuja Syekh Yusuf yang terbesar dan terbanyak terdapat di daerah Bone.

Entri untuk bulan Januari dan Februari 1789 dari buku harian (sure' bilang) La Tenritappu

Sultan Ahmad Ash-Sholih La Tenri Tappu naik tahta menggantikan kakeknya La Temmassonge To Appaliweng MatinroE ri Malimongeng pada tahun 1775. Dalam masa pemerintahannya,Inggris masuk setelah Belanda kalah perang di Eropa. Philips, Residen Inggris mengirim utusan untuk meminta Sudang dan benda-benda pusaka Kerajaan Gowa lainnya yang berada di tangan Arungpone yang juga merupakan keturunan dari Raja Gowa ke-20 Sultan Ismail La Pareppai Tosappewali Matinroe ri Somba Opu.

Kehidupan Awal

[sunting | sunting sumber]

Pada tanggal 2 November 1774, Baginda Sultan Ahmad Ash-Sholih La Tenri Tappu menikahi sepupunya We Padauleng yang kemudian menjadi permaisuri kerajaan. 17 anak dilahirkan dan 11 diantaranya laki-laki dan 4 meninggal ketika masih kecil. Ada 13 nama lengkap putra-putri beliau yang tercatat dalam Buku Harian Sultan Ahmad Ash-Sholih La Tenri Tappu yang tersimpan di Perpustakaan Inggris, yaitu Pertama, Sitti Fatimah alias We Batara Tungke Arung Timurung. Kedua, Sitti Salimah alias We Maniratu Arung Data Raja Bone ke-25. Ketiga, Muhammad Ismail alias [La Mappasessu To Appatunru/ La Mappatunru] Arung Palakka yang menjadi raja berikutnya Raja Bone ke-24. Keempat, Muhammad Yusuf alias La Mappaseling Arung Panynyili Raja Bone ke-26. Kelima, Muhammad Abdul Karim alias La Tenribali Arung Ta. Keenam, Abdul Muhammad alias La Pawawoi Arung Sumaling. Ketujuh, Muhammad Baqiy alias La Tenrisukki Arung Kajuara. Kedelapan, Sitti Maryam alias We Makkalarue Arung Pallengoreng. Kesembilan, Sitti Aisyah alias We Mamuncaragi Arung Malaka. Kesepuluh, Muhammad Amirullah (Wafat dalam usia 2 tahun). Kesebelas, Muhammad Sulaiman alias La Mappangewa Arung Lompu. Keduabelas, Muhammad Abdulrahman alias La Paremmarukka Arung Karella. Ketigabelas, Muhammad Saleh alias La Temmupage Arung Paroto. Terdapat tambahan diluar Catatan Harian Baginda Sultan yakni dari dari sumber lainnya (ANRI Mak.354/6) bernama Abdul Salam alias La Patuppubatu Arung Tonra.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  • M. Hadrawi (2020) Lontara Sakke, Attoriolong Bone
  • M. Pamulu (2018) Sejarah Kerajaan dan Silsilah Raja-raja Bone
  • R. Omar (2003) The history of Boné A.D. 1775-1795: The diary of Sultan Ahmad as-Salleh Syamsuddin
  • S. Kila (2013) Hubungan Kerajaan Suppa dan Bone.
  • ANRI Mak.354/6 Geslachtslijst Der Boniren Soppengers en Tanetterezen

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]