Lamiadji

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Marsekal Pertama TNI (Purn.) Drs. H.R. Lamiadji (9 Agustus 1929 – 7 Januari 1989) adalah seorang perwira tinggi angkatan udara dan politikus dari Indonesia. Ia menjabat sebagai Kepala Sekretariat Umum Angkatan Udara dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat.

Pendidikan[sunting | sunting sumber]

Beliau memiliki riwayat pendidikan yang cukup panjang. Pada tahun 1936-1943, beliau lulus HIS/SD. Kemudian, beliau melanjutkan pendidikan di SMP dan lulus pada tahun 1943-1946. Beliau juga menyelesaikan pendidikan SMA pada tahun 1946-1949. Pada tahun 1964-1969, beliau berhasil meraih gelar Sarjana dari UNTAG. Selain itu, beliau juga mengikuti beberapa pendidikan khusus, seperti Sekolah Perwira Meteorologi pada tahun 1950 - 1952, Sekolah Ilmu Siasat pada tahun 1955, dan Sekolah Dasar Kemiliteran pada tahun 1956. Beliau juga mengikuti SEKKOAU pada tahun 1970-1971, SESKOAU pada tahun 1974, Kursus Sistem Management Hk pada tahun 1975, dan Kursus Calon Dosen Kewiraan.[1]

Karier di militer[sunting | sunting sumber]

Lamiadji memegang sejumlah jabatan di lingkungan Angkatan Udara. Setelah menyelesaikan pendidikan dalam bidang meteorologi, Lamiadji bertugas sebagai perwira meteorologi dan ditempatkan sebagai instruktur di sekolah penerbang dan sekolah ilmu siasat. Usai bertugas sebagai instruktur, Lamiadji ditugaskan sebagai perwira administrasi di Yayasan TNI Angkatan Udara dan Wing 100 Pertahanan Udara.[1]

Lamiadji kemudian ditugaskan di Komando Pertahanan Udara Nasional sebagai asisten personalia. Ia juga memegang jabatan sebagai kepala biro statistik di Markas Besar Angkatan Udara dan sempat menjabat sebagai wakil komandan jenderal Komando Pertahanan Udara Nasional. Dari Komando Pertahanan Udara Nasional, Lamiadji berturut-turut dipindahkan ke Pusat Pembinaan Mental ABRI sebagai asisten dan ke Sekretariat Umum TAI-AU untuk mengepalai lembaga tersebut. Pada tanggal 1 Oktober 1982, Lamiadji dilantik menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat mewakili ABRI.[1]

Riwayat perjuangan[sunting | sunting sumber]

Beliau juga memiliki riwayat perjuangan yang cukup panjang. Pada tahun 1953 - 1954, beliau terlibat dalam Operasi Udara di Jawa Barat. Kemudian, beliau juga terlibat dalam Operasi Udara di Sulawesi Selatan pada tahun 1954 - 1955, Operasi Udara di Sumatera Utara pada tahun 1957-1958, Sapta Marga pada tahun 1958-1959, Trikora pada tahun 1961-1962, Dwikora pada tahun 1964 - 1965, dan Operasi Menumpas G30S/PKI pada tahun 1965.[1]

Tanda jasa[sunting | sunting sumber]

Beliau juga dianugerahi beberapa Bintang/Tanda Jasa, seperti Bintang Gerilya, PK. I , PK. II, GOM I, GOM IV, GOM V, GOM VII, Sapta Marga, Satya Dharma, Wira Dharma, Dwija Sistha, Penegak, 10 Th. AU, Satya Lencana 8/16/24 tahun, Bintang Sewindu ABRI, dan Bintang Swa Bhuwana Paksa Nararya.[1]

Wafat[sunting | sunting sumber]

Lamiadji - TMP Kalibata 1

Lamiadji wafat pada tanggal 9 Januari 1989 dan dimakamkan di TMP Kalibata.[1]

References[sunting | sunting sumber]