Lompat ke isi

Lau Sidebukdebuk

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pemandangan Lau Sidebuk-debuk
Pemandian Alam Sibayak - Lau Sidebuk-debuk

Lau Sidebukdebuk adalah objek wisata alam pemandian air panas dengan suhu 40-45 °C berada di kaki Gunung Sibayak yang terletak di Desa Semangat Gunung, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. Tempat ini berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang di utara dan barat, dengan Desa Jaranguda di selatan, dan dengan Kecamatan Berastagi di timur. Sumber mata air panas yang mengandung sulfur atau belerang sekitar 16% muncul melalui retakan dari aliran lava di daerah selatan lereng Gunung Sibayak. Air panas ini dialirkan melalui pipa kemudian ditampung didalam kolam-kolam yang sengaja dibuat oleh pengelola agar dapat dimanfaatkan untuk mandi, berendam maupun berenang. Sambil berendam di kolam air panas, pengunjung dapat melihat Bukit Singkut, Bukit Pertektekan, dan puncak Gunung Sibayak dengan ketinggian 2.172 meter di atas permukaan laut.[1]

Lau Sidebuk-debuk pada awalnya memiliki status cagar alam berdasarkan keputusan Raja Deli tanggal 30 Desember 1924, yang kemudian diubah statusnya menjadi taman wisata alam melului Surat Keputusan Menteri Pertanian nomor 320/Kpts/Um/5/1980 tanggal 9 Mei 1980 dengan luas 7 hektare. Selain wisata alam pemandian air panas, Lau Sidebuk-debuk juga menjadi salah satu jalur dari tiga jalur untuk mendaki ke puncak Gunung Sibayak.[2][3]

Lokasi Lau Sidebuk-debuk juga merupakan salah satu tempat suci dan keramat bagi penganut aliran kepercayaan masyarakat Karo. Penganutnya disebut Kalak Penema. Pada hari tertentu penganut kepercayaan Kalak Penema melakukan acara Erpangir Ku Lau, yakni mandi membersihkan diri dengan air bunga di Lau Sidebuk-debuk. Erpangir Ku Lau bertujuan membersihkan diri dari roh-roh jahat dan niat-niat yang tidak baik. Air bunga disebutkan Lau Pangiren yang terdiri jeruk purut, rimo malem (jeruk bisa) dan bunga rampai. Acara Erpanggir Ku Lau ini bagi para penganut kepercayaan dianggap sebagai acara sakral.[2]

Pembangkit listrik tenaga panas bumi

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1992, anak perusahaan Pertamina, PT Pertamina Geothernal Energi, mendirikan pembangkit listrik sumber panas bumi yang berasal dari uap belerang Gunung Sibayak di Lau sidebuk debuk Desa Semangat Gunung. Listrik yang dihasilkan dari uap panas bumi memberikan energi yang bebas polusi pada stmosfir ataupun pada air, bahkan tidak mengandung radioaktif. Air panas alami Gunung Sibayak di Lau Sidebuk debuk Desa Semangat Gunung merupakan pemanfaatan langsung potensi panas bumi Sibayak selain sebagai objek wisata [4]

Pemandian air panas di Lau Sidebuk-debuk.

Sarana pariwisata yang tersedia di objek wisata Lau Sidebuk-debuk antara lain pemandian air panas, penginapan, tempat ibadah, kamar mandi, toilet, kamar ganti, gazebo, parkir, dan restoran.

Kolam untuk anak-anak di Lau Sidebuk-debuk.

Kolam-kolam pemandian air panas yang buka setiap hari selama 24 jam dan dikelola masyarakat antara lain:

  1. Pemandian air panas Pariban
  2. Pemandian air pas Karona family
  3. Pemandian air panas Puncak Dp
  4. Pemandian air panas Pesona Alam
  5. Pemandian air panas Rindu Alam
  6. Pemandian air panas Alam Sibayak
  7. Pemandian air panas Nagoya View
  8. Pemandian Air panas Mitra
  9. Pemandian air panas Anugrah
  10. Pemandian air panas Purnama
  11. Pemandian air panas Ginting

Tarif masuk ke pemandian kolam air panas mulai Rp10.000-20.000 per orang tergantung pengelola dan sarana dan fasilitas yang ada di kolam pemandian air panas tersebut.

Rute menuju Pemandian air panas Lau Sidebuk-debuk bisa ditempuh kendaraan dengan jarak 60 km arah selatan Kota Medan dan dengan jarak 10 km dari Berastagi. Dari jalan lintas Medan-Berastagi masuk dari simpang pos polisi Sidebuk-debuk Desa Daulu, di sana terdapat plang yang bertuliskan Hot Springs Sidebuk debuk. Dari tempat tersebut menuju lokasi pemandian air panas jaraknya sekitar 1 km.

Kontroversi

[sunting | sunting sumber]

Di akhir bulan Mei 2021 pemandian Lau Sidebuk-debuk menjadi pemberitaan di media karena adanya protes pengunjung karena adanya dua kali pembayaran menuju objek wisata pemandian Lau Sidebuk-debuk. Pembayaran pertama sebesar Rp5000,- per orang di Desa Doulu dan pembayaran kedua saat memasuki Desa Semangat Gunung sebesar Rp5000,- per orang. Sejak kejadian tersebut terungkap, tidak ada lagi biaya masuk di sepanjang jalan menuju objek wisata Lau Sidebuk-debuk kecuali ketika masuk ke kolam pemandian air panas saja.[5]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Pemandian Air Panas Sidebuk-debuk, Tempat Terbaik Melepas Penat di Tanah Karo". Tribun-medan.com. Diakses tanggal 2021-10-25. 
  2. ^ a b "TWA Lau Debuk-debuk". BBKSDA SUMATERA UTARA. 2016-10-19. Diakses tanggal 2021-10-25. 
  3. ^ YG, Super Admin. "Website Kabupaten Karo - Air Panas Lau Debuk-debuk". www.karokab.go.id. Diakses tanggal 2021-10-25. 
  4. ^ "Panasbumi Sibayak Dongkrak Perkembangan Wisata Berastagi". PABUMNews (dalam bahasa Inggris). 2019-03-24. Diakses tanggal 2021-10-25. 
  5. ^ Arfah, Ahmad. "Warga Protes Tiket Masuk Wisata Sidebuk-debuk Sumut Kemahalan". detiknews. Diakses tanggal 2021-10-25.