Mahmudiana
Informasi pribadi | |||
---|---|---|---|
Nama lengkap | Mahmudiana | ||
Tanggal lahir | 9 Maret 1970 | ||
Tempat lahir | Malang, Indonesia | ||
Karier senior* | |||
Tahun | Tim | Tampil | (Gol) |
1989-1996 | Arema Malang | ||
1996-1997 | Persiba Balikpapan | ||
1997-1998 | Persema Malang | ||
1998-1999 | Arema Malang | ||
Tim nasional | |||
1989-1990 | Indonesia | ||
Kepelatihan | |||
1999-2000 | Kaki Mas | ||
2000 | Persekam Metro FC | ||
2002 | Sinar Purna Karna | ||
2004- | Persiwa Wamena (Asisten Pelatih) | ||
* Penampilan dan gol di klub senior hanya dihitung dari liga domestik |
Mahmudiana (lahir 9 Maret 1970) adalah mantan pemain sepak bola nasional Indonesia dan sekarang menjadi Asisten pelatih Persiwa Wamena kontestan dari Liga Super Indonesia. Dimasa Jayanya, Mahmud adalah seorang pemain berposisi gelandang dengan mempunyai keistimewaan tendangan bebas mematikan.
Karier
[sunting | sunting sumber]Pemain
[sunting | sunting sumber]Sebagai pemain, telah banyak prestasi yang diraih mantan pemain sepak bola yang dibesarkan klub Kaki Mas, Dampit, Kabupaten Malang, itu. Salah satu pencapaiannya adalah masuk seleksi PSSI Garuda II. Mahmud juga menjadi bagian skuat Arema Malang saat merebut gelar Galatama ke-XII musim 1992/93. Di masa jayanya, dia dikenal sebagai gelandang yang ahli dalam urusan tendangan bebas.
Menurut Mahmud, sosok yang berjasa dalam kariernya adalah Djoko Susilo yang kini menjadi penasihat teknis Persiwa. Kebetulan, pada akhir dekade 1980-an, Djoko adalah pelatih Kaki Mas. Nah, Mahmud yang saat itu masih SMA berstatus sebagai pemain di klub itu. "Pak Djoko adalah pelatih yang memoles saya. Dia juga memberikan inspirasi bagi saya," paparnya.
Pelatih
[sunting | sunting sumber]Sebagai Pelatih ia mengawali di klub yang membesarkanya, Kaki Mas (Kaki Mas sendiri singkatan dari Kanan Kiri Masjid) kemudian melatih Persekam Metro FC Malang. Selepas itu Mahmud menerima ajakan Djoko Susilo untuk menjadi asisten pelatih di Sinar Purna Karya (SPK), klub internal Persiwa. Kemudian kebersamaan mereka berlanjut saat mereka menangani Persiwa Wamena. Mereka berpisah pada musim kompetisi 2008-2009 ketika Djoko menerima tawaran untuk melatih Semen Padang di divisi Utama Liga Indonesia. "Saya mengajak Mahmud karena dia berbakat dan cocok menjadi asisten saya," ungkap Djoko. Tak heran, hampir di setiap klub yang ditanganinya, Djoko selalu mengajak Mahmud. dia memilih Mahmud karena sudah paham dengan karakternya. Terlebih, Mahmud tergolong orang yang nggak neko-neko.
Gelar
[sunting | sunting sumber]- Juara Galatama XII 1992/93
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]