Makam Sultan Hasanuddin
Makam Sultan Hasanuddin merupakan kompleks pemakaman yang berada di Kelurahan Katangka, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa. Situs ini berada di puncak Bukit Tamalate dengan luas 2.352 m². Di kompleks ini terdapat 24 situs pemakaman raja-raja dari Kerajaan Gowa yang sudah ada sebelum masa islamisasi di Sulawesi Selatan. Hal ini ditandai dengan arah kubur yang berorientasi dari arah timur ke barat pada makam raja Gowa ke-11, yaitu I Tajibarani Daeng Marompa Karaeng Data Tunibatta yang diangkat menjadi raja Gowa pada tahun 1565.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 1952, kedua makam tertua tersebut dipugar dengan mengubah posisi orientasi makam, yang semula memiliki orientasi timur -barat menjadi utara - selatan dan menambah cungkup berbentuk kubah pada makam Raja Gowa ke-11.
Makam raja dan bangsawan
[sunting | sunting sumber]Berikut merupakan daftar tokoh yang dimakamkan di Kompleks Pemakaman Sultan Hasanuddin.
- I Tajiibang Daeng Marompa Karaeng Data Tunibatta. Ia adalah raja Gowa ke-11 yang wafat pada tahun 1565
- Arung Lamoncong, seorang bangsawan dari Kerajaan Bone. Lokasi makam terletak di depan makam raja Gowa ke-11.
- Karaeng I Mallingkari Daeng Manjori Karaeng Katangka Sultan Abdullah Awalul Islam Tumenanga Riagamana Raja Tallo. Ia wafat pada hari Rabu, 1 Oktober 1636
- I Mangngarangi Daeng Manrabbia, Karaeng Lakiung Sultan Alauddin tumenangna ri Gaukanna. Ia adalah raja Gowa ke-14 yang wafat pada 15 Juni 1639
- I Mannungtungi Daeng Mattola Karaeng Ujung Karaeng Lakiung Sultan Malikussaid Tumenanga Ri Papanbatuna, Ia adalah raja Gowa ke-15 yang wafat pada hari Rabu, tanggal 5 November 1653
- I Mallombasi Daeng Mattawang Muhammad Baqir karaeng Bontomangape sultang Hasanudding tumenanga ri Balla Pangkana. Ia adalah raja Gowa ke-16 yang wafat pada tanggal 12 Juni 1670
- I MappasombaDaeng Nguraga Karaeng Lakiung Sultan Amir Hamzah Tumammalianga ri Allu. Ia adalah raja Gowa ke-17 yang wafat pada hari Senin, tanggal 7 Mei 1674.
- I Mappaosang Daeng Mangngewai Karaeng Bisei Sultan Muhammad Ali Tumenanga ri Jakattara . Ia adalah raja Gowa ke-18 yang wafat pada tanggal15 maret 1681.
- Sombangta Imappadulung Daeng Mattimung Karaeng sanrobone sultan Abdul Djalil Tumenanga Rilakiung. Ia adalah raja Gowa ke-19 yang wafat pada 18 September 1711
- I Mallingkai Daeng Manjonri Karaeng Katangka Sultan Abdullah Awallul Islam Tumenanga ri Kalabbiranna. Ia adalah raja Gowa ke-33 dan Raja Tallo ke-6 yang wafat pada tanggal 13 Mei 1895. Selain itu, ia juga Arung Lamonjong, seorang bangsawan Kerajaan Bone yang berjasa membawa jenazah Sombangta I Tajibarani dari Bone ke Gowa.
Bentuk jirat makam
[sunting | sunting sumber]Dalam kompleks makam Sultan Hasanuddin terdapat 24 buah makam dan semuanya masih dalam keadaan utuh. Di kompleks ini terdapat beberapa tipe jirat makam yaitu:
- Jirat makam tipe cungkup kubah sebanyak satu buah bentuk dasar kubah persegi panjang dengan ukuran. Panjang jirak mencapai 626 cm dengan lebar 600 cm dan tinggi 450 cm serta ketebalan 60 cm.
- Jirat makam tipe cungkup punde berundak, yaitu makam dengan bentuk cungkup bersusun seperti punde berundak
- Jirat makam tipe teras berundak, yaitu makam yang menyerupai teras berundak-undak, terdiri dari satu hingga dua teras dengan ukuran yang semakin ke atas semakin kecil.
- Jirat makam tipe peti batu, yaitu makam yang hanya terdiri dari subasemen dari balok batu andesit, di atasnya ditancapkan tipe nisan pipih, silindrik, dan balok.
- Jirat makam yang hanya terdiri dari tumpukan batu alam atau gundukan tanah berbentuk gunung.[1][2]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Duli, A., dkk. (2013). Monumen Islam di Sulawesi Selatan (PDF). Makassar: Balai Pelestarian Cagar Budaya Makassar. hlm. 170–176. ISBN 978-602-8405-50-8.
- ^ "gambar makam sultan hasanuddin - Penelusuran Google". www.google.com. Diakses tanggal 2019-12-17.