Lompat ke isi

Mandarin (birokrat)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sebuah lukisan Ming dari abad ke-15. Burung jenjang di dadanya menandakan bahwa dia adalah seorang dengan status yang tinggi.
Sebuah foto Qing dari pemerintah resmi dengan Kotak Mandarin di depan.

Seorang mandarin (Tionghoa, guān; Cantonese: gun1; bahasa Vietnam: quan) adalah birokrat terdidik di pemerintah kekaisaran Tiongkok.

Etimologi

[sunting | sunting sumber]

Istilah ini (via bahasa Inggris) berasal dari bahasa Portugis mandarim (dieja dalam Portugis Kuno sebagai mandarin, diucapkan [ˌmɐ̃.ðɐˈɾĩ]) dalam surat-surat Tomé Pires, sekitar tahun 1524,[1]. Para ahli memperkirakan kata ini berasal dari kata mandador ("orang yang memerintah") dan mandar ("memerintah"), dari bahasa Latin mandare.[2], namun menurut kamus-kamus modern, kata Mandarin dipinjam dari bahasa Melayu menteri yang berasal dari bahasa Sanskrit mantri (Devanagari: मंत्री masih berhubungan etimologi dengan kata mantra).[3][4][5] Menurut ahli bahasa Malaysia Ungku Abdul Aziz, bangsa Portugis menggunakan istilah Mandarin ketika mereka tinggal di Malaka pada zaman Kesultanan Malaka dan ingin bertemu dengan pejabat dari Qing, dan menggunakan istilah "menteri", tapi dengan akhiran "-n" (menterin), karena kendala bahasa.[6]

Arti figuratif

[sunting | sunting sumber]

Dalam Bahasa Inggris modern, mandarin juga mengacu pada pelayan masyarakat (biasanya senior), sering kali juga dipakai untuk menyindir,[7] dan beberapa bagian di Britania Raya dan Negara persemakmuran.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Letters from Portuguese captives in Canton, written in 1534 & 1536: with an introduction on Portuguese intercourse with China in the first half of the sixteenth century. Educ. Steam Press, Byculla. 1902. 
  2. ^ Johnson, Samuel (1827). Dictionnary of the English Language. Longman. 
  3. ^ Mandarin, Online Etymology Dictionary
  4. ^ Mandarin Merriam-Webster
  5. ^ "mandarin", Shorter Oxford English Dictionary. 1 (edisi ke-6th). Oxford University Press. 2007. ISBN 978-0-19-920687-2. 
  6. ^ Ku Seman Ku Hussain; Hafizahril Abdul Hamid (19 July 2009). "PPSMI satu kesilapan" [PPSMI a mistake]. Mingguan Malaysia (dalam bahasa Melayu). Kuala Lumpur: Utusan Melayu (M) Berhad. hlm. 7. Jadi perkataan menteri itu disebut kepada "menterin" dan apabila mereka pergi ke negeri China untuk berjumpa dengan pegawai tinggi akhirnya perkataan "menterin" tadi bertukar kepada "Mandarin". 
  7. ^ e.g. as in the titles of such works as The Mandarins by Simone de Beauvoir, Chomsky's American Power and the New Mandarins, etc.