Lompat ke isi

Pangeran Mangkoe Boemi Nata

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Mangkoe Boemi Nata)
Padoeka Pangeran Mangkoe Boemi[1] (Pangeran Husin)
Mangkubumi Kesultanan Banjar
Berkuasa1823-1 Mei 1841
Penobatan1823
PendahuluRatoe Anom Ismail Ratu Anom Mangku Bumi Sukma Dilaga
PenerusRatoe Anom Mangkoe Boemi Kentjana 3 Mei 1841-7 September 1851
KelahiranGoesti Koesin (Husein / Husin)
Martapura (Banjar)
Kematian1 Mei 1841
Martapura (Banjar)
Pasangan
1. Nyai Intan, anak Alooh Oengka binti Kiai Adipati Singasari[2][3]

2. Nyai Sepuh[2]
3. Nyai Bulan[2]
4. Nyai Kambir[2]
5. Nyai Udningasih[2]
6. Nyai Taësah (Njahi Sitie Esah) ikut pengasingan ke cianjur 1862[4]

KeturunanPangeran Kasoema Ningrat[2][5][6]
Pangeran Tjitra Kasoema/Pangeran Citra Kasoema[2][5]
Pangeran Ardi Kasoema[7][2][5][8]
Pangeran Moeksin[2][5]
Goesti Jamal (Pangeran Jamal)[2][5]
Goestie Sitie (Ratoe Siti)[2][5][9]
Ratoe Asia[10]
Ratoe Maimoenah[11]
Pangeran Aria Wangsa Kasoema[2]
Pangeran Muhammad Napis[2]
Pangeran Melaya Kesoema[2]
Ratu Bandara (Ratu Bendahara) Ratu Berlah[2]
Pangeran Amir[2]
Pangeran Parbaya (Pangeran Purbaya)[2]
Pangeran Ahmad[2]
Ratu Syarif Abdullah[2]
Gusti Alimuddin
Gusti Abun Sari
Goesti Daud
Pangeran Nasir
Pangeran Tirta Kesoema[12]
WangsaDinasti Tutus Anum
AyahSultan Sulaiman dari Banjar
IbuNyai Ratu Intan Sari (Ratna) Ratu Sepuh binti Kiai Adipati Singasari
AgamaIslam Sunni
PekerjaanKepala pemerintahan Kesultanan Banjar

Kelahiran Goesti Koesin (Husein / Husin) bergelar Pangeran Mangkoe Boemi Nata[5][9][13] atau Pangeran Mangkoe Boemi[14][15] atau Pangerang Mangkoe Boemie[16][17] atau Pangeran Mangkubumi Nata Kasuma (bin Sultan Sulaiman) adalah mangkubumi Kesultanan Banjar yang dilantik oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda. Ia adalah adik Pangeran Sultan Adam yang telah ditetapkan sebagai pengganti Sultan Sulaiman.Pangeran Mangkubumi Nata Kasuma merupakan anak laki-laki yang kedua Sultan Sulaiman. Ia menjabat mangkubumi hingga 1 Mei 1841 mendampingi ayahandanya Sultan Sultan Sulaiman.Pangeran Mangkoe Boemi Nata memperisteri Nyai Intan Alooh Intan Putri Alooh Oengka binti Kiai Singasari[3]Sedangkan anak laki-laki tertua Sultan Sulaiman yaitu Pangeran Adam menjadi Sultan Muda (Pangeran Ratu). Sebenarnya anak pertama Sultan Sulaiman merupakan seorang perempuan yakni Ratu Umi yang dilahirkan oleh Nyai Siti Gading. Sultan Adam merupakan anak kedua Sultan Sulaiman yang dilahirkan oleh Nyai Ratu Intan Sari.Menurut tradisi kesultanan Banjar yang berlaku pada saat itu, di antara putera-putera dari seorang Sultan yang sedang berkuasa, maka anak laki-laki tertua dari permaisuri akan dilantik sebagai Sultan Muda dan putera kedua dari permaisuri akan dilantik sebagai Raden Dipati atau Pangeran Dipati atau Pangeran Dipati Anom yaitu calon mangkubumi untuk menggantikan mangkubumi atau Pangeran Mangkubumi sebelumnya yang meninggal dunia.Semenjak dibuatnya perjanjian 4 Mei 1826, pihak kolonial Hindia Belanda dapat mencampuri pengaturan permasalahan mengenai pengangkatan Pangeran Mangkubumi atau Sultan Muda, yang mengakibatkan rusaknya adat istiadat kerajaan dalam bidang ini.

Pangeran Ismael Ratu Anum Mangku Dilaga/ Pangeran Mangkubumi Sukma Dilaga Ratu Anom Ismail (Pangeran Asmail kemudian dibunuh oleh Sultan Sulaiman karena diduga akan melakukan kudeta.Jabatan mangkubumi kemudian dipegang oleh anak kandung nya Pangeran Husein adik kandung sultan adam .pangeran Husin dengan gelar Pangeran Mangkubumi Nata putera Sultan Sulaiman sendiri.Pada tahun 1823 Pangeran Husein dengan gelar Pangeran Mangkubumi Nata diduga terlibat atas kematian yang tidak wajar terhadap Pamanya sendiri yang bernama Pangeran Ismael dalam suatu perkelahian karena memperebutkan bakal calon Pangeran Mangkubumi yang kelak menggantikan paman mereka Pangeran Mangkubumi Sukma Dilaga Ratu Anom Ismail.mengirim surat kepada Gubernur-Jenderal VOC Pieter Gerardus van Overstraten untuk mencegah terjadi hukuman mati Gantung. namun surat itu terlambat tidak mendapatkan tanggapan(Cod.Or.2239)[18][19]

Sulthan Sulaiman dari Banjar mengirim surat kepada Residen Gubernur-Jenderal VOC Pieter Gerardus van Overstraten di mana ia memberi pemberitahuan bahwa karena cemburu ia menghukum mati gantung membunuh adik kandung nya Ratu Ismail. Dalam suratnya kepada Perusahaan, ia akan menjelaskan hal ini secara lebih rinci.Sulthan Sulaiman mengirim surat kepada Residen, dengan meterai utuh, diterima di Batavia Sebuah laporan yang sangat rinci tentang alasan mengapa ia membunuh adik kandung nya Pangeran Ismael Ratu Anum Mangku Dilaga/ Pangeran Mangkubumi Sukma Dilaga Ratu Anom Ismail - (Pangeran Asmail menghancurkan kebun lada, telah meminta bantuan pangeran Siak dan Riau untuk menolak pemerintah, dll. Sulthan sulaiman mengklaim bahwa dia harus melakukan perbuatan pembunuhan ini untuk mencegah yang lebih buruk! Apa tanggapan Perusahaan terhadap hal ini dan bagaimana perilaku penduduk?[20]

Ratu Anum Mangku Dilaga/ Pangeran Mangkubumi Sukma Dilaga Sebelum menjabat mangkubumi namanya adalah Ratu Anom Ismail (Pangeran ismail / Pangeran Asmail) mendapat fitnah dengan tuduhan akan melakukan kudeta terhadap Sultan Sulaiman dari Banjar sehingga ia dihukum bunuh oleh abang kandungnya yang juga besannya yaitu Sultan Sulaiman dari Banjar.Pangeran Mangkubumi Nata Sebelum menjabat mangkubumi namanya adalah Pangeran Husin. Ia wafat tahun 1 Mei 1841. Pangeran Mangkubumi Nata mengantikan mangkubumi sebelumnya Pangeran Ismael Ratu Anum Mangku Dilaga/ Pangeran Mangkubumi Sukma Dilaga Ratu Anom Ismail yang dihukum Mati Hukuman Gantung karena didakwa akan melakukan kudeta terhadap Sultan Sulaiman dari Banjar. Pangeran Mangkubumi Nata merupakan kakek dari pihak ibu Gusti Andarun Pangeran Hidayatullah II, sebab ibundanya yang bernama Ratu Siti Maryamah merupakan puteri dari Nyai Intan dengan Pangeran Mangkoe Boemi Nata .[9][20][21]Pada periode 1823-1 Mei 1841, Pangeran Mangkoe Boemi Nata Husin menjabat sebagai Mangkubumi Kepala Administrasi Kesultananan Banjar(Gubernur Pemerintah) Martapura, mendampingi Sultan Adam (1825-1857) dan Sultan Muda Abdurrahman (1825-1852). Menurut J.M.C.E. Le Rutte dalam buku "Episode uit den Banjermasingschen oorlog" edisi kedua (1863), Pangeran Mangkoe Boemi Nata Husin menerima gaji bulanan sebesar f 1.000 gulden, yang berarti f 12.000 gulden per tahun. Pendapatan ini diteruskan kepada penerusnya sebagai Mangkubumi.Selain gaji, sebagai Mangkubumi Kerajaan Banjar, Pangeran Mangkoe Boemi Nata Husin juga memperoleh penghasilan dari hasil pungutan di beberapa daerah, yaitu Doesoen, Bekompai, Basung, Angkinang, dan Kalahiang.[5]

Pengasingan

[sunting | sunting sumber]

Catatan berikut ini merangkum peristiwa penting yang melibatkan pengasingan keluarga Kesultanan Banjar oleh Kolonial Hindia Belanda pada tahun 3 Maret 1862:[22] Di tempat pengasingannya, ia menjadi seorang yang aktif dalam menyebarkan ilmu agama Islam kepada masyarakat setempat.[23]

Catatan Jean M. C. E. Le Rutte[24][25]|

Perjalanan Pengasingan:

 - Letnan Satu Johannes Jacobus Wilhelmus Eliza Verstege:
 - Pangkat terakhir: Letnan Kolonel.
 - Mengiringi perjalanan keluarga Kesultanan Banjar yang melibatkan Pangeran Wirakusuma II dan  Hidayatullah II.

Pengasingan:

- Jumlah Keluarga yang Diusir: 67 keluarga Sultan Banjar.
- Tanggal Penahanan: 3 Maret 1862.
- Transportasi:
 - Kapal Van Os: Digunakan untuk mengangkut para tahanan perang.
 - Kapal Uap Perang Yang Mulia Bali: Mengangkut para tahanan dari Banjarmasin ke Batavia.

- Jadwal Perjalanan:

 - Keberangkatan dari Banjarmasin: Pukul 21.00.
 - Tiba di Batavia (Jakarta): 1 April 1862.

- Lokasi Pengasingan: Cianjur, Jawa Barat.

 - Tanggal Pengasingan: 25 Juni 1862.
 - Status: Tahanan perang di barak militer Hindia Belanda di Cianjur.

Konteks Sejarah

Pengasingan ini terjadi setelah Belanda berhasil menundukkan perlawanan dari Kesultanan Banjar. Pangeran Wirakusuma II dan Hidayatullah II dan beberapa anggota keluarga kerajaan diasingkan sebagai upaya untuk mengakhiri perlawanan dan memperkuat kontrol Belanda atas wilayah tersebut. Pengasingan ini adalah bagian dari strategi kolonial Belanda untuk mengurangi pengaruh dan kekuatan lokal yang dapat mengancam kekuasaan mereka di Hindia Belanda.

Berikut adalah data lengkap mengenai pengasingan keluarga Kesultanan Banjar pada tahun 1862 berdasarkan catatan Catatan Jean M. C. E. Le Rutte:

Keluarga Kesultanan Banjar yang Dibuang ke Jawa Barat (1862)

1. Pangeran Wirakusuma II Putra Sultan Muda Abdurrahman

  - Lahir: 19 Agustus 1822
  - Wafat: 6 Juni 1901 pada usia 79 tahun
  - Kakak Tiri Pangeran Hidayat

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[23][26]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

2. Ratu Ratna Nafis

  - Anak Pangeran Muhammad Nafis Bin Ratu Salamah Binti Sultan Sulaiman dari Banjar
  - Ibunya: Alooh Sinah Binti Alooh Angool Binti Kiai Adipati Singasari

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[23][27]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

3. Ratoe Sulthan Abdoel Rachman (Ratoe Halimah)

  - Ibu Pangeran Wirakusuma II
  - Bin ♀ Pangeran Muhammad Said dengan Siti Fatimah Al-Banjari Binti Syarifah Al-Banjari Binti Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[23][28]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

4. Nyai Arpiah Diceraikan menikah dengan Hidayatullah + Dayang 3

   - Pembantu Wanita
  - Ratu Pangeran Wirakusuma 


5. Ratu Ainun Jariah

  - Lahir: 1856
  - Umur: 6 Tahun
  - Anak Pangeran Wirakusuma 

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[23][29]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

6. Pangeran Mohamad Illah

  - Lahir: 1853
  - Umur: 9 Tahun
  - Anak Pangeran Wirakusuma 

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[23][30]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

7. Ratu Hapsa / Haspah

  - Lahir: 1855
  - Umur: 7 Tahun
  - Anak Pangeran Wirakusuma

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[23][31]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

8. Ratu Asiah / Ratu Hasiah

  - Lahir: 1858
  - Umur: 4 Tahun
  - Anak Pangeran Wirakusuma 

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[23][32]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

9. Pangeran-Syarif Abu Bakar Putra Ratu Biduri bin Sultan Muda Abdurrahman

  - Anak P. Syarif Umar
  - Menantu Pangeran Wirakusuma 

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[23][33]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

10. Ratu Syarif Abu Bakar

   - Istri No. 9
   - Anak Pangeran Wirakusuma

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[23][34]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

11. Syarifah Ratu Intan

   - Lahir: 1858
   - Umur: 4 Tahun
   - Anak No. 9 & 10
   - Cucu Pangeran Wirakusuma 

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[23][35]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

12. Njahi Saadah + Dayang 4

   - Pembantu Wanita
   - Pahlawan Perang Banjar
   - Gugur: 15 Juni 1859
   - Ratu Pangeran Wirakusuma 


13. Njahi Hadidjah + Dayang 5

   - Pembantu Wanita
   - Pahlawan Perang Banjar
   - Gugur: 15 Juni 1859
   - Pangeran Wirakusuma 


14. Goestie Hatidja + Dayang 6

   - Pembantu Wanita
   - Lahir: 1859
   - Umur: 4 Bulan
   - Pahlawan Perang Banjar
   - Gugur: 15 Juni 1859
   - Anak Pangeran Wirakusuma 

15. Ratu Hasiah Binti Pangeran Antasari + Dayang 7

   - Pembantu Wanita
   - Meninggal: 23 Februari 1858
   - Sebelum Pecahnya Perang Banjar
   - Ratu Pangeran Wirakusuma 

16. Njahi Saadah + Dayang 8

   - Pembantu Wanita
   - Pahlawan Perang Banjar
   - Gugur: [[15 Juni]1859
   - Ratu Pangeran Wirakusuma 

17. Ratu Sherif Ali + Dayang 9

   - Pembantu Wanita
   - Pahlawan Perang Banjar
   - Gugur: 15 Juni 1859
   - Puteri Sulung Pangeran Sherif Oemar
   - Keponakan Hidayat dan Pangeran Wirakusuma 

18. Panglima Pengawal Kiai Puspa

   - Nama Lahir: Tuan Kotter

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[23][36]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

19. Panglima Pengawal Kiai Raksa Negara

   - Nama Lahir: Abdul Kadir

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[23][37]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

20. Panglima Pengawal Kiai Mas Demang

   - Nama Lahir: Kiai Suta Kassa

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[23][38]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

21. Panglima Pengawal Kiai Jaya Surna

   - Nama Lahir: Diman

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[23][39]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

22. Panglima Pengawal Kiai Suring Rana

   - Nama Lahir: Sahibul Behasyim

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[23][40]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

23. Dayang 10

   - Pembantu Wanita

24. Dayang 11

   - Pembantu Wanita

25. Dayang 12

   - Pembantu Wanita

26. Dayang 13

   - Pembantu Wanita

27. Dayang 14

   - Pembantu Wanita

28. Dayang 15

   - Pembantu Wanita

29. Dayang 16

   - Pembantu Wanita

30. Dayang 17

   - Pembantu Wanita

31. Punggawa 1

   - Pembantu Lelaki

32. Punggawa 2

   - Pembantu Lelaki

33. Anak Punggawa 2

34. Pangeran Hidayatullah

   - Lahir: 1822
   - Wafat: 24 November 1904 pada usia 82 tahun
  - 'Adik Tiri Pangeran Wirakusuma II

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[23][41]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

35. Ratu Mas Bandara

   - Istri P. Hidayat

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[23][42]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

36. Putri Bintang

   - Umur: 6 Tahun
    -Lahir: 1856

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[23][43]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

37. Nyai Umpai

   - Istri P. Hidayat

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[23][44]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

38. Nyai Semarang

   - Istri P. Hidayat

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[23][45]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

39. Rattena Wandari

   - Anak Angkat Nyai Semarang
   - Umur: 2 Tahun
   - Lahir: 1860

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[23][46]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

40. Nyai Jamedah

   - Istri P. Hidayat

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[23][47]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

41. Nyai Ampit

   - Istri P. Hidayat

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[23][48]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

42. Gusti Syari Banun menikah dengan Pangeran Muhammadilah Putra Pangeran Wirakusuma

   - Umur: 8 Tahun
   - Anak Hidayat
   - Lahir: 1854

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[23][49]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

43. Janda Ratu Scheriff (Syarif) Kesuma

   - Binti Syarif Umar

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[23][50]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

44. Nyai Siti Esah

   - Istri Sultan Sulaiman dari Banjar Yang di ceraikan menikah dengan Pangeran Mangkoe Boemi Nata kakek Hidayatulah ,janda kaya dari Mangkubumi Nata 1 mei 1841 mengikuti Ratu Siti

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[23][51]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

45. Nyai Derie

   - Mertua Hidayat

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[23][52]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

46. Pangeran Abdul Rakhman

   - Umur: 6 Tahun
   - Lahir: 1856
   - Anak Hidayat dengan Almarhumah Ratoe Maas Rattena Kedirie Meninggal: 15 Juni 1859 (Perang Banjar) Binti 
     Pangeran Parbaya (Saudara Ratu Siti)

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[23][53]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

47. Gusti Mohamad Saleh

   - Umur: 7 Tahun
   - Lahir: 1855
   - Anak Hidayat dengan Nyai Arpiah

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[23][54]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

48. Putri Bulan

   - Anak Hidayat

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[23][55]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

49. Ratu Siti

   - Ibu Hidayatullah

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[23][56]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

50. Pangeran Kasuma Indra / Pangeran Indra Kesuma

   - Menantu Hidayat

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[23][57]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

51. Ratu Kasuma Indra

   - Anak P. Hidayat

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[23][58]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

52. Pangeran Mohamad Hanafiah

   - Umur: 4 Bulan
   - Anak dari No. 50 & 51

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[23][59]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

53. Pangeran Jaya Kasuma / Raden Tuyong

   - Saudara Kandung Ratu Siti

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[23][60]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

54. Ratu Jaya Kasuma

   - Saudara Kandung P. Hidayat

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[23][61]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

55. Gusti Mohamad Seman

   - Anak No. 53 & 54

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[23][62]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

56. Pangeran Sasra Kasuma

   - Pangeran Sasyra Kesuma
   - Anak P. Hidayat

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[23][63]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

57. '

   - Ratu Sasyra Kesuma 1
   - isrtri 1 Pangeran Sasyra Kesuma

58. '

   - Ratu Sasyra Kesuma 3
   - isrtri 2 Pangeran Sasyra Kesuma

59. '

   - Pangeran Sasyra Kesuma1
   - Anak Pangeran Sasyra Kesuma

60. '

   - Pangeran Sasyra Kesuma2
   - Anak Pangeran Sasyra Kesuma


61. '

   - Pangeran Sasyra Kesuma3
   - Anak Pangeran Sasyra Kesuma

62. Nyai Ipah


63. Gusti Isa / Pangeran Mohamad Alibasa

   - Menantu P. Hidayat

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[23][64]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

64. Ratu Saleha

   - Anak P. Hidayat

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[23][65]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

65. Gusti Unus

   - Anak Pangeran Kasuma Ningrat

dimakamkan di daerah Bukit Joglo yang sekarang masuk Kel. Sawah Gede, Cianjur Jawa Barat yang letaknya dekat dengan Taman Prawatasari.[23][66]dimakamkan juga Sultan Ibrahim Khaliluddin sultan terakhir dari Kesultanan Paser

66. Dayang 1

   - Pembantu Wanita

67 Dayang 2

   - Pembantu Wanita


Untuk catatan, Letnan satu Johannes J. W. E. Verstege mengiringi perjalanan keluarga kesultanan di atas.

Bagan Silsilah

[sunting | sunting sumber]
Jalur silsilah Pangeran Mangkoe Boemi Nata
}} }}
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN BANJAR VIII.b.
Panembahan Kusuma Dilaga [67]
 
 
 
 
 
 
SULTAN BANJAR VIII.a.
Sultan Tahmidullah
(Panembahan Tengah)[68]
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
MANGKUBUMI BANJAR
♂ Pangeran Dipati Mangkubumi
Pangéran Dipatty Soeria di Laga [69]
 
 
 
 
 
 
SULTAN BANJAR IX.a.
Sultan Hamidullah
(Panembahan Kuning)
 
 
 
 
 
SULTAN BANJAR IX.b
Sultan Tamjidillah I
Sultan Sepuh dari Banjar
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Pangeran Tapasena 02
Pangeran Istana Dipati
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Pangeran Mas Dipati Gending
 
♂ Pangeran Desa Bumi
 
 
 
 
 
♂ Pangeran Wira Kasuma 01
 
♂ Gusti Datu Aria
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Pangeran Mas Aria Sukma[70]
 
 
♀ adik Aroeng Trawee
 
SULTAN BANJAR X.a
Sultan Muhammad Aliuddin Aminullah
Tahmidu Billah
(Tahmidillah 01)[71]
 
♀ Ratu Sultan Muhammad
 
 
 
 
 
 
 
♂ Pangeran Kerama Jaya
 
♂ Gusti Bintang
 
♂ Pangeran Tiparan
 
♂ Pangeran ......
 
♂ Pangeran Arga
 
♂ Pangeran Dipati
 
♂ Pangeran Kasuma Negara
 
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN SUMBAWA
♂ Dewa Masmawa Sultan Muhammad Jalaluddin Syah II
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Datu Kabul
 
ADIPATI BANUA LIMA
Kiai Adipati Singasari
 
♂ Pangeran Rahmat
Pangeran Tumenggung
 
 
 
 
 
 
♂ Gusti Kusin
 
Putri Lawiyah
(Rabiah)
 
SULTAN BANJAR X.b
Sunan Nata Alam
Sultan Tahmid Ilah II
(Panembahan Batu)[72]
 
♀ Ratu Syarifah Aminah
binti Syarif Nuh mufti Prambanan
 
Ratu Anum Kasuma Yuda
 
♂ Pangeran Ibrahim
 
 
♂ Pangeran Purga
 
♂ Pangeran Mangku Dilaga
 
♂ Pangeran Peraba
(Pangeran Prabu Jaya)
 
♂ Pangeran Mangku
 
♂ Pangeran Isa
 
♀ Putri Sara
Ratoe Laija
 
SULTAN SUMBAWA
Dewa Masmawa Sultan Mahmud
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN BANJAR XI.a.2.
♂ Pangeran Amir
(Sultan Amir)
 
♂ Kiai Ngabehi Jaya Negara
(Pambakal Karim)
 
♀ Alooh Oengka
 
♂ Tumenggung Dipa Nata
 
SULTAN BANJAR XI.a.1.
♂ Sri Pangeran Abdullah
(Amirul Mukminin Abdullah)[72]
 
♀ Ratu Siti Air Mas
 
♀ Njahi Ratoe Intan Sarie[73]
 
SULTAN BANJAR XI.b
Sultan Sulaiman Rahmatullah
 
♀ Nyai Cina
 
 
♀ Gusti Kanifah
 
♀ Ratu Nata Kesuma
 
♂ Pangeran Nata Kesuma
 
MANGKUBUMI BANJAR
Ratoe Anom Ismail
Ratu Anom Mangkubumi Sukma Dilaga
 
♂ Pangeran Nata
 
KEPALA SELA-SELILAU
KUSAMBI
♂ Pangeran Haji Muhammad
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN SUMBAWA
♂ Dewa Masmawa Sultan Muhammad Kaharuddin II
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Pangeran Mas'ud
 
 
 
ADIPATI BANUA LIMA
♂ Kiai Adipatie Danoe Radja
 
 
 
♀ Nyai Rami
 
♂ Pangeran Kasir
 
♀ Njahi Ratoe Koemala Sarie
 
SULTAN BANJAR XII
Sultan Adam
 
♀ Nyai Intan
(anak Alooh Oengka binti Kiai Adipati Singasari)
 
MANGKUBUMI BANJAR
Pangeran Mangkoe Boemi Nata
(Pangeran Husin)
 
♂ Pangeran Singa Sarie[74]
 
 
♂ Pangeran Perbata Sari
 
♀ Ratoe Sungging Anum
 
♂ Pangeran Sungging Anom
 
♀ Ratu Haji Musa
(Ratu Salamah)
binti Sultan Sulaiman
 
RAJA KUSAN
BATULICIN
BANGKALAAN
♂ Pangeran Hadji Moesa
 
♀ Nyai Mabuk[2]
 
 
 
SULTAN SUMBAWA
♂ Dewa Masmawa Sultan Muhammad Amaroe'llah
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN BANJAR
♂ Gusti Inu Kartapati
Pangeran Anta Sarie
Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin
 
 
 
♂ Pangeran Said Zein
 
♀ Ratoe Maimoenah
 
♀ Ratoe Asia
 
♂ Pangeran Soeria Mataram
(anak Nyai Endah)
 
SULTAN [MUDA] BANJAR XIII.a.
Sulthan Moeda Abdoel Rachman
(Pangeran Ratu)
 
♀ Ratoe Siti [Mariama]
(anak Nyai Intan)[73]
 
 
♂ Pangeran Kasoema Ningrat
(anak Nyai Udningasih)
 
♂ Pangeran Amir
(anak Nyai Sepuh)
 
♂ Pangeran Tjitra Kasoema
 
♂ Pangeran Ardi Kasoema
 
♂ Pangeran Aria Wangsa
 
♀ Gusti Abun Sari
 
RAJA KUSAN
BATULICIN
PULAU LAUT
Pangeran Abdoel Kadir
 
RAJA PULAU LAUT
Pangeran Djaija Samitra
 
♀ Nyai Ambak
(adik Nyai Ratu Kamala Sari)
 
RAJA MUDA SUMBAWA
Daeng Mas Kuncir Datu Lolo
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
SULTAN BANJAR
♂ Gusti Mad Said
Pangeran Muhammad Said
Panembahan Muda Muhammad Said
 
ADIPATI BANUA LIMA
Pangeran Adipati
Pangeran Aria Koesoema
(anak Nyai Besar Aminah)
 
♀ Syarifah Alawiyah
 
 
♀ Ratoe Sjerief Oemar
 
♀ Goestie Sitie Ayer Maas
binti Pangeran Tahhmid
bin Sultan Sulaiman
 
 
SULTAN BANJAR XIV.b.
Pangeran Mangkubumi
Sultan Hidayatullah Halil-li'llah
(Gusti Andarun)
 
 
♀ Nyai Rahamah
 
♀ Ratoe Djaya Kesoema
(Ratoe Rampit)
 
♂ Pangeran Djaya Kesoema
(Radin Toejong)
 
♂ Goesti Sopie
 
 
 
 
 
♂ Pangeran Suria Wangsa
 
♀ Nyai ......
 
RAJA PULAU LAUT
Pangeran Berangta Kasuma
 
♂ Pangeran Kasoema Giri
(Goesti Abdoellah)[75]
 
♀ ....
 
SULTAN SUMBAWA
♂ Dewa Masmawa Sultan Muhammad Jalaluddin Syah III
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Gusti Muhammad Arsyad
 
 
♂ Pangeran Amin
 
♀ Poetri Boelan
 
 
♂ Pangeran Kesoema Indra
bin Pangeran Kassir
bin Sultan Sulaiman
 
♀ Ratoe Kesoema Indra
 
♂ Pangeran Shashra Kesuma
(anak Nyai Noerain)
 
♀ Goesti Serief Banoen
(Gusti Sari Banon)
 
♂ Pangeran Muhammad
 
 
♀ Ratoe Saléha
 
♂ Pangeran Mohhamad Ali Bassa
(Goesti Isa)
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♀ Ratoe Besse
(binti Adji Daha/Adji Madoera)
 
RAJA PULAU LAUT
Pangeran Amir Husin Kasuma
 
♀ Gusti Mulia
 
♂ Gusti Udan
 
SULTAN SUMBAWA
♂ Dewa Masmawa Sultan Muhammad Kaharuddin III
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Gusti Muhammad Hussein
 
 
 
 
.....
 
 
 
 
 
 
♂ Pangeran Mohhamad Hanafia
 
 
 
♂ Pangeran ......
 
 
♂ Pangeran Abdullah
 
 
 
 
♀ Ratu Halimah
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♀ Ratu Tajeng
 
RAJA PULAU LAUT
Pangeran M. Aminullah Kasuma
 
♂ patih Gusti Ahmad M
 
♀ Putri Hj. Zubaedah
binti Pangeran Arga Kasuma
 
SULTAN SUMBAWA
♂ Dewa Masmawa Sultan Muhammad Kaharuddin IV
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Gusti Abdul Wahab
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Pangeran .....
 
♀ R.A. Zakiyah
 
♂ Gusti Dawud
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Gusti Amin
 
♀ Putri Jahrah Kasoema
 
♂ .....
 
♀ .....
 
♀ Daeng Sarrojini Naidu
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Gusti .....
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Pangeran .....
 
♀ Ning Munifah
 
♂ Raden Yusuf Dawud
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♀ Gusti Rohana
 
♂ Gusti Chaldoen
 
♂ ....
 
♀ ....
 
♂ Raihan Omar Hasani Priyanto
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♂ Gusti .....
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♀ .....
 
♂ Ismail Hasyim
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
♀ .....
 
♂ Gusti Helyadi
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 


Surat yang pernah dikirim Pangeran Mangkubumi kepada Gubernur Jenderal Hindia Belanda[76]

[sunting | sunting sumber]
  • AN. 55, Arkib Negara, Jakarta.

Pangeran Mangkubumi, Banjarmasin → Gur. Jen., 1 Safar 1239 (7 Oktober 1823). Isi: Pernyataan bahwa Mangkubumi bersedia diangkat sebagai kepala pemerintah Banjar dan telah bersumpah sesuai dengan perjanjian antara Kompeni dan negeri Banjar.

Didahului oleh:
Pangeran Perabu Anum
Mangkubumi
1823-1843
Diteruskan oleh:
Ratoe Anom Mangkoeboemi Kentjana

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ van Eysinga, Philippus Pieter Roorda (1843). Indie: ter bevordering der kennis van Nederlands oostersche bezittingen. III. Boek Java : aardrijkskunde, staatkunde, krijgswezen, oudheidkunde, godsdiensten, kronijken, geschiedenis (dalam bahasa Belanda). 1. Gebroeders Nys. hlm. 175. 
  2. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t (Indonesia)Saleh, Mohamad Idwar (1986). Tutur Candi, sebuah karya sastra sejarah Banjarmasin. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah. hlm. 157.  Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "tutur candi" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  3. ^ a b http://silsilahkayutangi.blogspot.com/p/silsilah-kiai-adipati-singasari-raja.html
  4. ^ (Belanda) J. M. C. E. Le Rutte (1863). Episode uit den Banjermasingschen oorlog (edisi ke-2). A.W. Sythoff. hlm. 11. 
  5. ^ a b c d e f g h Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Batavia), Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Batavia) (1860). Tijdschrift van het Bataviaasch Genootschap (dalam bahasa Belanda). 9. Lange. hlm. 126.  Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "Tijdschrift 9" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  6. ^ Verzameling der merkwaardigste vonnissen gewezen door de Krijgsraden te velde in de Zuid- en Ooster-afdeeling van Borneo gedurende de jaren 1859-1864: bijdrage tot de geschiedenis van den opstand in het Rijk van Bandjermasin (dalam bahasa Belanda). Ter Landsdrukkerij. 1865. hlm. 13. 
  7. ^ [https://books.google.co.id/books?id=hZJUAAAAcAAJ&pg=PA126&dq=Pangeran+Ardi+Kasoema&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjE5vuwsuDfAhXCsY8KHb1vC1UQ6AEILDAB#v=onepage&q=Pangeran%20Ardi%20Kasoema&f=false
  8. ^ van Rees, Willem Adriaan (1865). De bandjermasinsche krijg van 1859-1863 (dalam bahasa Belanda). 1. D. A. Thieme. hlm. 75. 
  9. ^ a b c van Rees, Willem Adriaan (1865). De bandjermasinsche krijg van 1859-1863 (dalam bahasa Belanda). 2. D. A. Thieme. hlm. 11. 
  10. ^ Ratoe Asia - menikah dengan Pangeran Soeria Mataram, putra Sulthan Adam (Ratoe Asia - gehuwd met Pangeran Soeria Mataram, zoon van Sulthan Adam).
  11. ^ gesepareerde huisvrouw van Pangeran Said Zein, thans te Batavia, heeft drie dochters, waarvan 1 gehuwd met Pangeran Aria Kasoema, broeder van Sulthan Moeda Tamdjid lllah; de 2 anderen worden onderhouden door Ratoe Kramat).
  12. ^ Rees, Willem Adriaan van (1865). De bandjermasinsche krijg van 1859-1863 (dalam bahasa Belanda). 2. D. A. Thieme. hlm. 236. 
  13. ^ Rees, Willem Adriaan (1865). De bandjermasinsche krijg van 1859-1863 (dalam bahasa Belanda). D. A. Thieme. hlm. 12. 
  14. ^ van Eysinga, Philippus Pieter Roorda (1841). Handboek der land- en volkenkunde, geschiedtaal-, aardrijks- en staatkunde von Nederlandsch Indie (dalam bahasa Belanda). 3. Van Bakkenes. hlm. 175. 
  15. ^ van Ejsinga, Philippus Pieter Roorda (1843). Indie: ter bevordering der kennis van Nederlands oostersche bezittingen. III. Boek Java : aardrijkskunde, staatkunde, krijgswezen, oudheidkunde, godsdiensten, kronijken, geschiedenis (dalam bahasa Belanda). 1. Gebroeders Nys. hlm. 175. 
  16. ^ Landsdrukkerij (Batavia), Landsdrukkerij (Batavia) (1832). Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar (dalam bahasa Belanda). 8. Lands Drukkery. hlm. 68. 
  17. ^ Landsdrukkerij, Landsdrukkerij (Batavia) (1843). Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar (dalam bahasa Belanda). 16. Batavia: Lands Drukkery. hlm. 72. 
  18. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Codices manuscripti
  19. ^ Tijdschrift voor Nederlandsch Indië (dalam bahasa Belanda). 11 (edisi ke-2). 1882. hlm. 193. 
  20. ^ a b "Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde" (dalam bahasa Belanda). Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. 1860: 201. 
  21. ^ Rees, Willem Adriaan (1865). De bandjermasinsche krijg van 1859-1863. D. A. Thieme. hlm. 8. 
  22. ^ prokal.co. "Pangeran Hidayatullah, Sultan Banjar yang Diasingkan Belanda | Radar Banjarmasin". kalsel.prokal.co (dalam bahasa Indonesian). Diakses tanggal 2022-06-17. 
  23. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag ah ai aj ak al am an ao ap Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama :11
  24. ^ Le Rutte, Jean Marine Charles Edoeard (1863). Expeditie tegen de versterking van Pangeran Antasarie gelegen aan de Montallatrivier: beschrijving der versterking te Goenong Tongka, na de inname : aantekeningen omtrent Pangeran Hijdaijat, benevens eene naamlijst der officieren van de land- en zeemagt met opgave van de oorlogsbodems die aan den strijd hebben deelgenomen tot onderwerping van Pangeran Hijdaijat (edisi ke-2). A.W. Sythoff (Sijthoff). hlm. 10. 
  25. ^ (Belanda) Rutte, J. M. C. E. Le (1863). Episode uit den Banjermasingschen oorlog. A.W. Sythoff. hlm. 20. 
  26. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  27. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  28. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  29. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  30. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  31. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  32. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  33. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  34. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  35. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  36. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  37. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  38. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  39. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  40. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  41. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  42. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  43. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  44. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  45. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  46. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  47. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  48. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  49. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  50. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  51. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  52. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  53. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  54. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  55. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  56. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  57. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  58. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  59. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  60. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  61. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  62. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  63. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  64. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  65. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  66. ^ ""Cafe Yuli Inul", Cafe Terpopuler di Taman Prawatasari Cianjur". Indonesia Media Center (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-16. 
  67. ^ "Mencari Surat-Surat :: Sejarah Nusantara". Arsip Nasional Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-06-20. Diakses tanggal 2018-09-16. 
  68. ^ Annabel Teh Gallop (2002). "Malay Seal Inscriptions: A Study in Islamic Epigraphy from Southeast Asia" (dalam bahasa Inggris). 3. University of London: 447. 
  69. ^ Bijdragen tot de taal-, land- en volkenkunde van. 1938. hlm. 170. 
  70. ^ https://web.archive.org/web/20140303172019/http://sinarbulannews.wordpress.com/2011/01/02/silsilah-keturunan-sultan-adam-al-wasikubillah-martapura-kerajaan-banjar/
  71. ^ Gordon, Bruce R. (2018-01-11). "Southeast Asia: the Islands". CoreComm Internet - Start. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-11. Diakses tanggal 2018-09-16. 
  72. ^ a b "Rulers in Asia (1683 – 1811): attachment to the Database of Diplomatic letters" (PDF). Arsip Nasional Republik Indonesia. hlm. 48. Diakses tanggal 2018-09-16. 
  73. ^ a b Willem Adriaan Rees (1867). De bandjermasinsche krijg van 1859-1863: nader toegelicht (dalam bahasa Belanda). Dutch East Indies: D.A. Thieme. hlm. 22. 
  74. ^ Lembaga Kebudajaan Indonesia, Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (1860). Tijdschrift van het Bataviaasch Genootschap (dalam bahasa Belanda). 9. Batavia: Lange & Company. hlm. 126. 
  75. ^ https://sultansinindonesieblog.wordpress.com/kalimantan-4/martapura-banjar/
  76. ^ Surat Beriluminasi Raja Nusantara; Mu'jizah, Iluminasi dalam Surat Melayu Abad ke-18 dan ke-19, forthcoming

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]