Marwa El-Sherbini

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Marwa El-Sherbini (7 Oktober 1977 – 1 Juli 2009) adalah seorang apoteker dan pemain handball keturunan Mesir yang tewas diruang pengadilan di Dresden, Jerman. Ia ditikam hingga tewas oleh seorang keturunan Rusia yang dikenal sebagai Axel W, yang kini ditahan di Dresden, Jerman, sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan. Sebelumnya, Marwa menggugat si pembunuh setelah dia menyebutnya "teroris" karena mengenakan jilbab. Kasus ini menarik perhatian di Mesir dan dunia Muslim. Jaksa penuntut menyatakan, penyerang berusia 28 tahun, yang diidentifikasi sebagai Axel W, terdorong oleh kebencian mendalam terhadap warga asing dan Muslim. [1]

Biografi[sunting | sunting sumber]

Orangtua-nya adalah seorang apoteker, Ali El-Sherbini dan Laila Shams berasal dari Alexandria. Pada 1995 Marwa menyelesaikan sekolahnya di English Girls' College di Alexandria,

Pada 2000 ia menerima gelar sarjananya di bidang farmasi. Pada 2005, bersama suaminya pindah ke Jerman. Mereka pertama kali tinggal di Bremen, dan sejak tahun 2008 menetap di Dresden. Suaminya adalah seorang pengajar di Universitas Minufiya, melakukan penelitian di bidang genetika dan merupakan kandidat doktor dari Max Planck Institute for Molecular Cell Biology and Genetics. Mereka memiliki seorang anak dan Marwa tengah hamil anak kedua.

Kematian[sunting | sunting sumber]

Marwa ditikam hingga tewas oleh seorang keturunan Rusia yang dikenal sebagai Axel W, yang kini ditahan di Dresden, Jerman, sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan. Sebelumnya, Marwa menggugat si pembunuh setelah dia menyebutnya "teroris" karena mengenakan jilbab. Kasus ini menarik perhatian di Mesir dan dunia Muslim. Jaksa penuntut menyatakan, penyerang berusia 28 tahun, yang diidentifikasi sebagai Axel W, terdorong oleh kebencian mendalam terhadap warga asing dan Muslim.[1]

Tim medis gagal menyelamatkan Marwa yang tengah hamil tiga bulan. Axel W, Marwa, serta keluarganya hadir di pengadilan banding atas hukuman denda karena menghina wanita Mesir itu pada 2008. Penghinaan itu tampaknya terkait jilbab yang dia kenakan. Media di Mesir menyatakan kemarahan atas kasus tersebut, dan mereka mempertanyakan bagaimana insiden itu bisa terjadi dan menyatakan Marwa "syuhada jilbab".[1]

Referensi[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]