Matahariku (seri televisi)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Matahariku
GenreRemaja
PembuatIndika Entertainment
BerdasarkanMajalah Aneka Yess!
Ditulis olehHendrawan W.
Iko Iko
SkenarioTim INDIKA
SutradaraHanung Bramantyo
Doddy Djanas
PemeranIne Wijayanti
Kerin
Evania
Fadhil
Rifat Sungkar
Shadiq
Penggubah lagu temaR. Ramadhani
Lagu pembukaAllah Yang Kucintai - Sakha
Lagu penutupAllah Yang Kucintai - Sakha
Negara asalIndonesia
Jmlh. musim1
Jmlh. episode36
Produksi
Produser eksekutifKristuadji Legopranowo
ProduserShankar RS
Lokasi produksiJabodetabek
Pengaturan kameraM Yamin HB Arap
Durasi60 menit
Rilis asli
JaringanSCTV
Format audioStereo
Dolby Digital 5.1
Rilis15 Oktober (2004-10-15) –
19 November 2004 (2004-11-19)

Matahariku adalah sinetron Indonesia produksi Indika Entertainment yang ditayangkan perdana 15 Oktober 2004 pukul 16.00 WIB di SCTV. Sinetron ini disutradarai oleh Hanung Bramantyo dan Doddy Djanas serta dibintangi oleh Ine Wijayanti, Kerin dan Evania.

Sinopsis[sunting | sunting sumber]

THIA (9) adalah seorang gadis kecil yang sederhana dan hanya ingin kebahagiaan, perhatian dan kasih sayang yang biasanya di miliki oleh kebanyakan anak kecil pada umumnya. Tetapi sayang sekali, semenjak ANISA (32) ibu Thia, mendapatkan kenaikan pangkat dan pindah ke komplek perumahan Matahari , FAJAR (35) ayah Thia, berubah menjadi seorang suami yang sering marah-marah dan cemburuan karena menganggap isterinya yang sering pergi tugas keluar kota hanya mencari alasan untuk cari pergaulan.

Padahal sesungguhnya Anisa tidak seperti dugaan Fajar. Sehingga Fajar dan Anisa sering sekali bertengkar tanpa memperdulikan keberadaan kedua putri mereka yang melihatnya. Bahkan pembantu yang bekerja di rumahnya saja tidak betah dan pulang. Hal ini menambah kekesalan Fajar pada Anisa. Sementara itu, TINA (13) yang baru memasuki masa puber, menjadi sosok yang tidak perduli dan cenderung memperhatikan diri sendiri. Dan Thia menjadi kesepian, kurang perhatian dan kasih sayang. Setiap harinya Thia selalu memohon pada Tuhan agar keluarganya rukun dan ayah ibunya tidak lagi bertengkar, tetapi hal yang diinginkan ini tidak kunjung tiba Sehingga Thia mulai sedikit putus asa.

Menejelang puasa pertama, orang tua Thia bertengkar hebat karena ternyata Thia dan Tina belum bisa membaca Alqur'an. Fajar dan Anisa saling menyalahkan. Hal ini membuat Thia kesal, dan akhirnya ia lari sampai tersasar ke daerah dekat rumahnya BU MASITOH (59) dan PAK ISMAIL (65) pasangan suami isteri yang baik hati dan memiliki beberapa anak asuh karena tidak memiliki anak. Di sana Thia bertemu dan berkenalan dengan DONI (11) seorang bocah laki-laki bertubuh gemuk yang sering menghabiskan waktunya dengan makan sambil membaca buku. Thia juga akhirnya mengenal HERU (10) yang selalu ingin terlihat sebagai sosok yang bisa membantu siapa saja ( sok heroik ) dan MIRA (10) yang cerewet dan selalu ingin menang sendiri. Di rumah Bu Masitoh ada perpustakaan kecil, disini Thia diajari membaca Alquran. Untuk menenangkan kedua orang tuanya, diam-diam Thia menyisipkan surat di rumahnya yang memberitahukan bahwa orang tuanya tidak usah khawatir, karena Thia aman berada di suatu tempat yang penuh dengan kedamaian. Sementara kedua orang tuanya berusaha mencari lewat pertolongan seorang hansip bernama PAK DODO (50) yang ternyata tuli dan suka membolos sehingga sering salah dengar dan juga sering melakukan kesalahan. Sementara masalah itu belum selesai, ada lagi masalah dengan TAMI (11) seorang gadis kecil anak tukang cuci keliling yang selalu minder dan ingin menolong ibunya yang sakit-sakitan. Tetapi hal ini selalu bisa diatasi dengan cara kekeluargaan dengan Bu Masitoh.

Dan, sementara itu, Thia yang tidak mau pulang dan menangis terus, membuat Ibu Masitoh memperbolehkan Thia tinggal beberapa hari dirumahnya, sambil menunggu Thia membuka diri dan mengatakan dimana rumahnya. Dirumah ini Thia bermasalah dengan Mira yang tidak menginginkan kehadiran orang lain, tapi ia dihibur oleh PAK NDANG (45) yg lucu selalu ceria & gembira. Ia adalah penjaga kebun rumah Bu Masitoh yang selalu terlihat gembira padahal setiap malam menangis karena teringat pada anak dan istrinya yang pergi meninggalkannya dan menikah dengan orang lain.

Sementara tak berapa jauh dari rumah Bu Masitoh ada keluarga baru juga tinggal, rumah ini selalu tertutup, tapi sesekali terlihat IKA (9) seorang gadis mungil kurus dengan wajah tirus yang tertutup dan selalu berlari pulang bila disapa orang lain. Hari dimana Thia datang ke Matahari Pustaka milik Bu Masitoh, membuat hidupnya lebih berwarna karena ia dapat merasakan kasih sayang dari Bu Masitoh dan Pak Ismail yang selama ini tidak ia dapatkan dari kedua orang tuanya. Juga ia mendapatkan teman-teman yang baru. Hal ini tidak diketahui oleh Fajar dan Anisa, karena mereka terlalu sibuk dan lebih memperdulikan untuk terus bertengkar daripada memperhatikan kedua putri mereka. Ika mulai tertarik dengan perpustakaan Bu Masitoh karena banyak teman, tapi ia acap kali ketakutan bila melewati mushola kecil karena ia melihat sosok menakutkan. Padahal itu adalah GODEK (40) penjaga mesjid yang berwajah buruk menakutkan tapi sesungguhnya berhati baik dan selalu mengumandangkan azan magrib suaranya merdu.

Suatu ketika jeritan panjang muncul di pinggir kali dekat mesjid, Ika rupanya tergelincir kekali saat mengejar kupu-kupu, Godek yang sedang membersihkan rumput langsung terjun kekali menyelamatkan Ika, anak anak diperpustakaan yg tak jauh dari kali itu ikut menuju kali, tapi mereka malah berteriak melihat wajah Godek. Pak Ismail datang menjelaskan pada anak-anak siapa Godek sesungguhnya, barulah anak-anak mengerti, dan mereka akhirnya bersahabaat.

Sementara itu Heru yang selalu sok pahlawan, selalu bergaya aneh-aneh sesuai dengan gaya tokoh-tokoh komik di dalam setiap komik yang dibacanya. Dan suatu hari saat salah satu temannya yang naik sepeda jatuh karena sepedanya rusak, dengan sok tahunya Heru mencoba menolong. Tetapi bukannya sepeda itu menjadi bagus, justru sepeda itu semakin rusak. Thia yang mengerti jalan pemikiran Heru, langsung membisiki Heru, bengkel sepeda terdekat di daerah situ. Hal kedekatan Heru dan Thia ini diketahui oleh Mira dan membuat Mira marah besar karena merasa tersaingi.

Suatu hari pada saat Thia sedang asyik membaca di Matahari Pustaka, Mira mendatanginya dan langsung marah-marah padanya, hal ini dilakukannya karena merasa kehadiran Thia membuat perhatian Doni dan Heru berpindah dari Mira ke Thia. Ditengah keributan ini, Ika yang pendiam tanpa diduga-duga berani membantu Thia, walaupun ia tidak berkata apa-apa, tetapi ia berani untuk mendorong Mira dan membela Thia. Hal ini membuat Thia menjadi merasa Ika adalah sahabatnya, sementara Mira semakin membenci Thia dan Ika. Kebencian dan kelakuan Mira ini dimanfaatkan juga oleh BI OMAS (28) yang memang tidak menyukai anak-anak kecil, untuk melaporkan pada Bu Masitoh agar anak-anak itu dimarahi, tetapi tidak seperti yang diharapkan Bi Omas, Bu Masitoh justru dengan sabar dan bijaksana memberi pengertian pada anak-anak asuhnya dan juga termasuk Thia, Mira, Ika, Heru, dan Doni. Hal ini semakin membuat Bi Omas menjadi sebal. Persahabatan Thia dan Ika membuat Ika sedikit-demi sedikit mau berbicara dan tertawa. Tetapi pada suatu hari, Ika menjadi tertuduh hilangnya sebuah barang. Dan hal ini membuat Ika menjadi semakin tertutup dan jarang datang ke taman bacaan Matahari Pustaka lagi. Thia yang merasa kehilangan dan yakin bukan Ika yang melakukannya, mengajak Heru dan Doni untuk datang ke rumah Ika. Dan disana mereka baru mengetahui, bahwa keluarga Ika adalah keluarga yang kaya dan sangat tertutup serta tidak bersosialisasi, karena seluruh gordyn dan pintu tertutup rapat dan jelas terlihat mereka tidak suka menerima tamu. Tetapi akhirnya terungkap bahwa kehilangan barang itu adalah sebuah kekeliruan. Kesabaran Thia membuat Ika akhirnya bisa bercerita bahwa penyebab tarauma ketakutan semua itu karena sebuah peristiwa perampokan yang menewaskan pembantu Ika di rumah Ika yang lama. Sementara itu Tina yang lebih sibuk dengan diri sendiri, suatu hari kebingungan karena ia merasa melihat hantu. Padahal yang dilihatnya adalah Godek. Tina sering pulang terlambat karena pergi ke Mall bersama teman-teman ABG nya, padahal ngakunya sholat taraweh bersama-sama, ia sering lari ketakutan bila bertemu Godek . Sebaliknya Thia bersahabat dengan Godek , dan sering menghibur Godek disaat Godek bersedih karena semua orang terlihat takut dan seolah mengejek melihat keberadaan dirinya. Suatu hari, Heru yang selalu membantu orang lain, terlibat perkelahian dengan UJANG (11), bocah tengil dan gundul tetangga di ujung jalan komplek perumahan Matahari , karena mengatai Mira anak haram tidak jelas siapa bapak & ibunya, juga karena Mira judes & galak. Semua ini awalnya karena Ujang sakit hati, karena pada suatu saat, Ujang ingin meminjam buku tentang sepak bola di taman bacaan Matahari Pustaka, dan dicegat oleh Mira. Bahkan Mira mengejek Ujang bau dan tidak boleh masuk ke taman bacaan tersebut. Keributan antara Ujang dan Mira ini dilihat Heru dan Thia, Thia membela Mira, mengatakan Mira pandai membaca Al quran & rajin berpuasa & selalu diajarkan ahlak & Iman. Sementara Ujang, jelas terlihat dimulutnya t bekas coklat tanda tak puasa, Heru ingin memukul Ujang tapi dihalangi Thia. disaat inilah Mira menyadari bahwa Thia sesungguhnya adalah teman yang baik dan bukan saingan yang harus dimusuhi. Akhirnya Mira dan Thia yang membantu Heru dengan melaporkan kejadian ini pada Bu Masitoh dan seperti biasa, Bu Masitoh memberi pengertian pada anak-anak itu.

Oleh karena Mira selalu menanyakan prihal keberadaan ibunya pada Bu Masitoh, Bu Masitoh menjadi terbebani. Karena di waktu lalu, ibu Mira pernah menitipkan Mira pada Bu masitoh dan berkata pada Bu Masitoh untuk berjanji tidak akan memberitahukan keberadaannya, karena ibu Mira adalah seorang wanita panggilan. Beban pikiran ini membuat Bu Masitoh tegang dan akhirnya jatuh sakit. Hal ini membuat semua anak bingung, panik dan sedih. Baik Thia, heru, Doni, Mira maupun Ika, menangis dan menyesal melihat Bu Masitoh yang sakit dan terbaring tidak berdaya di tempat tidur. Mereka semua diajak oleh Pak Ismail untuk berdoa, dan Pak Ismail juga menenangkan anak-anak agar tidak panik.

Sementara itu pertengkaran kedua orang tua Thia sampai pada titik nya, Fajar mengancam bila Thia tidak ditemukan akan menceraikan Anisa. Padahal Anisa sudah mencari Thia kemana-mana.

Setelah Bu Masitoh sudah lebih baik keadaannya, Bu Masitoh menyadarkan Thia untuk kembali pada Ibunya apalagi malam ini adalah malam lailatul qodar malam seribu bintang, dimana setiap manusia boleh berdoa dan isyaallah dikabulkan. Pengajian di rumah Bu Masitoh membawa semua anak berdoa, masing masing dengan doa & keinginannya. Thia berharap orang tuanya tidak bertengkar lagi. Mira berharap bisa kembali bertemu Ibunya, Heru berdoa agar bisa menjadi penggalang ( pramuka yg terpuji ), Dony berharap Sahur mendapat menu kesukaannya. Ika berharap mempunyai adik baru agar ia tidak takut lagi tinggal dirumah sendirian.

Thia akhirnya sakit demam karena ia rindu dengan Ibunya, dan ia ingin pamit pulang, ia diantar Bu Masitoh, orang tuanya kaget, ketika Thia datang memakai Jilbab kecil mencium kedua tangan orang tuanya sambil mengucapkan assalammualaikum. Mereka kagum pada Thia, Bu Masitoh menjelaskan, peluk cium kerinduanlah yang membuat Thia kembali. Lebaran Tiba, Takbir bergema & berkumandang Ibu Ika bersilaturahmi kerumah Bu Masitoh, dan ternyata ia sekarang sedang hamil, Ika gembira akan mendapat adik. Dony makan banyak karena Bu Masitoh masak kesukaannya, sambal goreng hati, Mira yang sedih karena ia menanti Ibunya datang, tapi Bu Masitoh mengatakan bahwa ibu Mira tidak jauh dan ia selalu dekat dengan Mira, karena ia selalu ada didalam hati Mira.......

Takbir terus berkumandang menyebut kebesaran Allah.......[1]

Pemeran[sunting | sunting sumber]

  • Ine Wijayanti sebagai Thia
  • Kerin sebagai Ika
  • Evania sebagai Mira
  • Fadhil sebagai Doni
  • Rifat Sungkar sebagai Heru
  • Shadiq sebagai Ujang
  • Tasya sebagai Tami
  • Chelsea sebagai Tina
  • Marini Burhan A. sebagai Bu Masitoh
  • Amoroso Katamsi sebagai Pak Ismail
  • Omas sebagai Bi Omas
  • Herman Ngantuk sebagai Godek
  • Mastur sebagai Pak Dodo
  • Gogon sebagai Ndang
  • Hudi Prayoga sebagai Fajar
  • Yana Zein sebagai Anisa
  • Dieno Ramly sebagai Pak Agus
  • Febby sebagai Bu Agus
  • Agustina sebagai Mbak Nung

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Sinopsis Sinetron Matahariku". Indika Entertainment. Archived from the original on 2007-10-27. Diakses tanggal 10 Februari 2024.