Mittelstand

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Mittelstand adalah istilah dalam bahasa Jerman untuk bisnis berukuran kecil hingga menengah.

Terdapat sekurangnya tiga setengah juta mittelstand di Jerman yang pada umumnya masing-masing memiliki spesialisasi di satu jenis produk tertentu. mittelstand juga biasanya merupakan bisnis keluarga yang pengelolaannya dilakukan secara turun-temurun antar generasi.[1] Secara spesifik Jerman memang mendesain perekonomiannya berpusat pada mittelstand. Dengan menyerap ~80% jumlah tenaga kerja, mittelstand merupakan tulang punggung perekonomian Jerman.

Revolusi Industri di akhir abad ke-18 menjadikan Jerman salah satu negara eksportir utama di dunia. Seratus tahun kemudian, dengan berakhirnya revolusi industri, Jerman mulai beralih menjadi negara manufaktur/pembuat barang. Pihak negara ikut berperan mengembangkan proses regulasi yang unik dalam pengaturan sektor swasta, yang di antaranya menetapkan: perusahaan bertanggung jawab atas para pekerja dan komunitasnya; gaji minimum yang tinggi; serta andil pekerja yang besar dalam pengambilan keputusan di perusahaan. Hal tersebut menuai kritikan para pengamat ekonomi. Mereka memprediksikan perekonomian yang fokus pada usaha manufaktur dengan beragam regulasinya yang ketat, akan tertinggal. Namun pada kenyataannya, Jerman merupakan negara terkaya di Eropa dan tetap merupakan negara pengekspor tertinggi di dunia setelah Tiongkok dan Amerika Serikat. Jerman pulih dari resesi global dengan cepat dibandingkan negara-negara maju lainnya dan dipandang sebagai negara terbaik ditinjau dari aspek kemanfaatan, keberlangsungan, dan pertumbuhan perekonomiannya, yang sedikit banyak dipengaruhi oleh adanya mittelstand.[2]

Kesuksesan model usaha mittelstand dimulai dengan kokohnya konsep pelatihan kejuruan (vocational training) di Jerman. Setelah lulus dari setara sekolah kejuruan (hauptschule/realschule), siswa dapat bekerja di perusahaan mittelstand. Melalui cara ini Jerman mempunyai tingkat pengangguran usia produktif terendah di Eropa. Para pekerja di Jerman pada umumnya mendapatkan penghasilan yang relatif lebih besar, tunjangan, dan juga asuransi kesehatan. Fakta ini didukung dengan peran serta perusahaan, menumbuhkan loyalitas para pekerja. Pada taraf manajemen, pekerja dapat bertahan di satu perusahaan selama puluhan tahun, bahkan seumur hidup.

Perusahaan mittelstand lebih mengutamakan stabilitas dan kesinambungan usaha jangka panjang dibandingkan keuntungan segera. Perusahaan mittelstand lebih berinvestasi pada riset dan pengembangan yang menghasilkan keuntungan dalam jangka panjang daripada melakukan investasi berresiko. Berkat usahanya yang independen atau dimiliki oleh keluarga, mittelstand dapat mengendalikan kualitas produknya serta memberi respon terhadap permintaan tertentu atas produk mereka dengan lebih baik. Mittelstand merupakan model usaha Jerman yang sangat unik, yang menurut pakar sulit ditiru dan dibuat duplikasinya di negara lain sebab mittelstand dibangun atas fondasi yang mengakar dari hubungan antara sekolah kejuruan dan perusahaan, garis keturunan yang panjang, dan juga taraf kepercayaan pekerja terhadap perusahaan.[3]

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Garside, Juliette (2014-06-13). "Miele boss explains how his two-family business has lasted four generations". The Guardian (dalam bahasa Inggris). ISSN 0261-3077. Diakses tanggal 2017-10-17. 
  2. ^ Fuhrmans, Brian Blackstone and Vanessa (2011-06-27). "The Engines of Growth". Wall Street Journal (dalam bahasa Inggris). ISSN 0099-9660. Diakses tanggal 2017-10-17. 
  3. ^ "German lessons". The Economist (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-10-17.