Morfologi reproduksi tumbuhan
Morfologi reproduksi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari bagian-bagian atau alat reproduksi (perkembangbiakan) tumbuhan khususnya dalam reproduksi seksual.[1] Morfologi reproduksi pada tumbuhan merupakan cabang atau bagian dari morfologi tumbuhan yang membahas lengkap tentang organ tumbuhan secara umum.[1] Bunga adalah alat reproduksi utama pada kelompok tumbuhan berbunga (angiospermae) dan berperan penting dalam pengelompokan kelas-kelas tumbuhan karena karakternya berbeda dan khas untuk tiap jenisnya.[2] Sifat dan bentuk bunga yang khas disebabkan oleh pengaruh genetik yang kuat dan tidak terpengaruh perubahan lingkungan.[2]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Alat reproduksi pada kelompok tanaman berbunga (angiospermae) yang berupa bunga memiliki variasi yang sangat beragam dibanding alat reproduksi atau struktur yang sama pada organisme hidup yang lain.[3] Charles Darwin menyadari bahwa kelompok tanaman berbunga memiliki keragaman yang sangat luas sistem reproduksi seksualnya.[3] Setelah itu Darwin menulis 3 serial buku tentabf biologi reproduksi tanaman.[3] Carolus Linnaeus pada tahun 1975 membuat klasifikasi tanaman dengan menggunakan perbedaan bentuk dan struktur bunga sebagai dasar pembedanya.[3]
Mekanisme reproduksi pada tanaman
[sunting | sunting sumber]Secara umum terdapat empat pasangan yang saling berlawanan mengenai mekanisme reproduksi pada tanaman.[4]
Hermafrodit dan berkelamin tunggal
[sunting | sunting sumber]Tanaman hermafrodit adalah tanaman yang memiliki organ kelamin jantan dan betina sehingga memungkinkan untuk melakukan pembuahan sendiri.[4] Pada tanaman berkelamin tunggal, tanaman hanya mempunyai salah satu organ kelamin dan cenderung melakukan pembuahan silang.[4] Tanaman hermafrodit cenderung menurunkan variabilitas genetik dalam reproduksinya sedangkan tanaman berkelamin tunggal cenderung meningkatkan variabilitas genetiknya.
Penyerbukan sendiri dan penyerbukan silang
[sunting | sunting sumber]Tanaman hermafrodit yang subur proses penyerbukannya dapat terjadi baik melalui penyerbukan sendiri maupun penyerbukan silang.[4] Penyerbukan yang terjadi di antara serbuk sari dan putik dalam bunga yang sama disebut autogami sedangkan di antara serbuk sari dan putik dari bunga yang berbeda disebut alogami.[4]
Pembuahan sendiri dan pembuahan silang
[sunting | sunting sumber]Penyerbukan yang terjadi pada suatu tanaman tidak menjamin terjadinya pembuahan.[4] Pada suatu tanaman dimungkinkan pembuahan tidak terjadi ketika putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang sama.[4] Peristiwa tersebut disebut sebagai ketidakcocokkan sendiri (bahasa inggris: self-incompatibility)
Seksual dan aseksual
[sunting | sunting sumber]Tanaman melakukan reproduksi seksual dengan menghasilkan biji melalui proses pembuahan.[4] Secara aseksual tanaman dapat bereproduksi melalui dua cara yaitu vegetatif atau agamospermi.[4]
Reproduksi seksual tanaman
[sunting | sunting sumber]Siklus hidup secara seksual pada kelompok tanaman berbunga secara normal umumnya mudah digambarkan yaitu biji, berkecambah, kemudian tumbuh menjadi tanaman, berbunga menghasilkan biji kembali, dan mati.[4] Reproduksi seksual pada tanaman terjadi melalui dua tahapan.[4] Tahapan pertama adalah meiosis, terjadi penurunan jumlah kromosom pada suatu sel dari diploid (2n) menjadi haploid (n).[4] Tahapan kedua adalah pembuahan yaitu meleburnya dua sel kelamin yang masing-masing haploid (n) menjadi sel diploid (2n) dan berkembang menjadi zigot.[4] Pada sebagian besar tanaman dua tahapan reproduksi tersebut membagi siklus hidup tanaman menjadi dua fase atau generasi. ([4] Generasi pertama disebut fase gametofit yang dimulai dari dihasilkannya sel haploid dari proses meiosis.[4] Proses peleburan sel kelamin menjadi sel diploid (2n) dan berkembang menjadi zigot merupakan awal generasi selanjutnya yaitu generasi sporofit.[4]
Morfologi bunga pada kelompok tanaman berbunga
[sunting | sunting sumber]Bunga terdiri dari empat bagian pokok yaitu mahkota (petal), kelopak (sepal), benang sari (stamen) dan putik (style atau carpel). Bunga dikatakan lengkap apabila memiliki keempat macam bagian tersebut.[4] Bunga dikatakan sempurna apabila memiliki benang sari dan putik dalam satu bunga.[4]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b Whasington Native Plant Society. "Plant Morphology" (PDF). Washington. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2014-04-26. Diakses tanggal 25 April 2014.
- ^ a b "REPRODUCTIVE MORPHOLOGY OF FLOWERING PLANTS" (PDF). University of Washington. Diakses tanggal 25 April 2014.
- ^ a b c d Spencer C. H. Barret (2002). "THE EVOLUTION OF PLANT SEXUAL DIVERSIY" (PDF). nature.com. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2013-05-27. Diakses tanggal 25 April 2014.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r George Acquaah (2007). Principle of Plant Genetics and Breeding. United Kingdom: Blackwell Publishing. hlm. 55, 56. ISBN 9781405136464.