Muhammad Al-Munajjid

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Muhammad Saalih Al-Munajjid
Informasi pribadi
Lahir7 Juni 1960 (umur 63)
AgamaIslam
Zamanera Modern
DenominasiSunni
MazhabHambali
KredoAtsariyah
GerakanSalafiyah / Qutbiyyah
Karya terkenalPendiri situs fatwa IslamQA.info
Pemimpin Muslim
Pengaruh
  • Assim al-Hakeem

Muhammad Saalih Al-Munajjid (محمد صالح المنجد) (lahir 7 Juni 1960/30 Dzulhijjah 1380) adalah seorang ulama Islam Palestina-Saudi kelahiran Suriah. Dia adalah pendiri situs web fatwa IslamQA.info, sebuah situs web populer untuk tanggapan ahlussunnah wal jama'ah Arab Saudi tentang topik Islam.[1][2] Beliau Ulama yang banyak menelurkan karya-karya bermanfaat bagi kaum muslimin dunia.

Kehidupan awal dan pendidikan[sunting | sunting sumber]

Al-Munajjid lahir dari keluarga pengungsi Palestina di Aleppo, Suriah pada tahun 1960 dan dibesarkan di Arab Saudi. Al-Munajjid belajar ilmu syariat Islam di bawah ulama Abdul-Aziz bin Baz,[3] tetapi tidak mendapatkan ijazah.[4] Dia telah dideskripsikan sebagai ulama yang dihormati dari gerakan Salafi.[5]

IslamQA.info[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1996, Al-Munajjid meluncurkan sebuah situs tanya jawab Islam, IslamQA.info. Situs web tersebut menyatakan bahwa "Semua pertanyaan dan jawaban di situs ini telah disiapkan, disetujui, direvisi, diedit, diubah atau dianotasi oleh Syekh Muhammad Shalih al-Munajjid, pengawas situs ini."[6] IslamQA.info dilarang di Arab Saudi karena mengeluarkan fatwa independen. Di Arab Saudi, Dewan Ulama Senior kerajaan memiliki tanggung jawab dan wewenang tunggal untuk mengeluarkan fatwa.[7][8] Dewan ini diberikan otoritas tunggal untuk mengeluarkan fatwa oleh dekrit kerajaan yang diterbitkan pada bulan Agustus 2010 (sementara pembatasan telah diberlakukan sejak tahun 2005, namun jarang ditegakkan); langkah ini digambarkan oleh Christopher Boucek sebagai "contoh terbaru tentang bagaimana negara bekerja untuk menegaskan otoritasnya atas institusi keagamaan di negara itu."[4]

Pandangan[sunting | sunting sumber]

Topik-topik umum Salafi[sunting | sunting sumber]

Al-Munajjid mengatakan bahwa aliran Islam Muktazilah, Asy`ariyah, dan Maturidi adalah salah karena menggunakan Ilmu al-Kalam (akal atau pemikiran rasional) untuk menjelaskan Al-Quran, yang mana menurutnya ini bertentangan dengan Al-Quran dan Sunnah.[9] Sifat-sifat yang Allah tetapkan untuk diri-Nya sendiri tidak memerlukan penjelasan atau penafsiran, sebaliknya, seorang Muslim tidak boleh mengingkari sifat-sifat ilahi atau menyamakan Allah dengan ciptaan-Nya, tetapi harus menerima pernyataan Allah dalam Al-Quran tanpa mempertanyakannya.[10]

Al-Munajjid menegaskan bahwa adalah wajib untuk menghancurkan patung-patung dan berhala-berhala yang dapat menggoda atau membingungkan orang-orang, apakah itu bangunan, manusia, hewan atau benda mati.[11][12]

Al-Munajjid menyatakan bahwa wanita Muslim diharuskan untuk menutupi seluruh tubuh mereka termasuk wajah (hanya menunjukkan mata) dan tangan. Hukum ini menurutnya adalah wajib. Namun bervariasi tergantung pada apakah wanita tersebut berada di sekitar pria mahram atau non-mahram. Di sekitar Mahram mereka tidak diharuskan untuk memakai niqab. Wanita tidak diperbolehkan untuk keluar rumah mereka mereka kecuali jika mereka ditemani mahram dan dilarang mengendarai mobil karena "itu mengarah pada konsekuensi yang buruk" seperti "berduaan dengan pria non-mahram, membuka aurat, bercampur baur dengan pria secara sembrono, dan melakukan tindakan haram karena hal-hal ini dilarang."[13][14]

Perbudakan[sunting | sunting sumber]

Al-Munajjid tidak mengecam perbudakan, dan dalam fatwa Januari 2016, dirinya menyatakan bahwa seorang pria diizinkan untuk melakukan hubungan seks dengan budak yang dimilikinya baik dia sudah menikah atau belum; dan bahwa para istri tidak memiliki hak untuk mengajukan keberatan. Seorang istri yang muslimah "tidak memiliki hak untuk menolak apabila suaminya memiliki budak perempuan atau berhubungan seks dengan mereka .... Para ulama sepakat dalam penilaian ini, dan tidak ada seorang pun yang diizinkan untuk menganggap tindakan ini sebagai terlarang, atau melarangnya. Siapa pun yang menganggap ini terlarang atau melarangnya, dia adalah orang yang zalim, dan bertindak melawan ijmak ulama."[15][16][17]

Al-Munajjid telah menyatakan bahwa perbudakan selalu muncul karena Jihad melawan kafir (non-muslim) dan keperluan untuk menentukan apa yang harus dilakukan dengan mereka yang telah ditawan dan dengan demikian menjadi properti; menekankan bahwa "Pada prinsipnya, perbudakan bukanlah sesuatu yang dikehendaki" karena Islam menganjurkan untuk memerdekakan budak sebagai penghapus dosa.[18] Budak harus diperlakukan dengan "cara yang baik" termasuk menyediakannya makanan dan pakaian.[19]

Homoseksualitas[sunting | sunting sumber]

Al-Munajjid telah mengatakan bahwa "Kejahatan homoseksualitas adalah salah satu kejahatan terbesar, dosa terburuk dan perbuatan yang paling menjijikkan, dan Allah menghukum mereka yang melakukannya dengan cara yang berbeda dari bangsa-bangsa lain."[20][21] Dia telah secara terbuka menyerukan hukuman mati untuk tindakan sodomi (mereka yang mempraktekkan hubungan homoseksual laki-laki), dengan buku-buku yang disebarkan atas namanya yang mengatakan bahwa "mereka yang terbukti bersalah atas kejahatan ini harus dibunuh dengan pedang".[22]

Menyalahkan bencana alam pada agama[sunting | sunting sumber]

Setelah gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004, ia menyatakan: "Masalahnya adalah bahwa hari raya [Kristen] disertai dengan hal-hal yang terlarang, dengan amoralitas, kemungkaran, perzinahan, alkohol, tarian mabuk, dan ... dan pesta pora. Seorang penari perut berharga 2.500 poundsterling per menit dan seorang penyanyi berharga 50.000 poundsterling per jam, dan mereka berpindah-pindah dari satu hotel ke hotel lain dari malam hingga subuh. Kemudian ia menghabiskan sepanjang malam untuk melakukan perbuatan yang melanggar hukum Allah. Tidakkah mereka mengambil pelajaran dari apa yang Allah timpakan di pantai Asia, selama perayaan terlarang ini? Pada puncak kemaksiatan, Allah membalas perbuatan para pendosa ini. Mereka yang merayakannya menghabiskan apa yang mereka sebut 'Malam Tahun Baru' di resort liburan, pub, dan hotel. Allah menimpakan gempa bumi kepada mereka. Allah habisi skala Richter. Semua sembilan tingkat hilang. Puluhan ribu orang tewas. Dikatakan bahwa mereka adalah para turis yang sedang berlibur Tahun Baru yang pergi ke pulau-pulau koral yang ramai untuk masa liburan, dan kemudian mereka dilanda gempa bumi ini, yang disebabkan oleh Tuhan Yang Mahakuasa dari seluruh dunia. Ia menunjukkan kepada mereka murka dan kekuatan-Nya. Ia menunjukkan pembalasan-Nya kepada mereka. Adakah orang yang belajar dari pelajaran ini? Apakah tidak mungkin kita akan diazab seperti mereka? Mengapa kita mengikuti jalan mereka? Mengapa kita ingin menjadi seperti mereka, dengan hari raya mereka, hal-hal yang terlarang, dan kesesatan mereka?"[23][24]

Gempa dan tsunami tersebut memiliki episentrum (pusat goncangan) di dekat pantai Aceh,[25] provinsi yang pada saat itu sedang berkecamuk perang antara GAM yang ingin berpisah dari Indonesia dan mendirikan negara Islam, melawan TNI.[26] Diberitakan bahwa, di Aceh sendiri lebih dari 160 ribu orang dinyatakan tewas.[27]

Buku-buku[sunting | sunting sumber]

  1. Koonu ‘ala al-Khayr A‘waanan (Be Helpers in Doing Good)
  2. Arba‘oona Naseehah li Islaah al-Buyoot (The Muslim Home: 40 Recommendations)
  3. 33 Sababan li’l-Khushoo‘ (33 Ways of Developing Khushoo‘ in Salaah)
  4. Al-Asaaleeb an-Nabawiyyah fi ‘Ilaaj al-Akhtaa’ (The Prophet's Methods for Correcting People's Mistakes)
  5. Saba‘oona Mas’alah fi’s-Siyaam (70 Matters related to Fasting)[28]
  6. ‘Ilaaj al-Humoom (Dealing with Worries and Stress)
  7. Al-Manhiyaat ash-Shar‘iyyah (Disallowed Matters)
  8. Muharramaat istahaana biha Katheer min an-Naas (Prohibitions that are Taken Too Lightly)
  9. Madha taf‘alu fi’l-Haalaat at-Taaliyah (What you should do in the following situations)
  10. Zaahirat Da‘f al-Eemaan (Weakness of Faith)[29]
  11. Wasaa’il ath-Thibaat ‘ala Deen-Illah (Means of Steadfastness: Standing Firm in Islam)
  12. Ureedu an Atooba Walaakin… (I Want to Repent, But…)
  13. Shakaawa wa Hulool (Problems and Solutions)
  14. Siraa‘ ma‘a ash-Shahawaat (Striving against Whims and Desires)[30]

References[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Richard Gauvain, Salafi Ritual Purity: In the Presence of God, p 355. ISBN 9780710313560
  2. ^ Gauvain, Richard (November 2012). Salafi Ritual Purity: In the Presence of God. Routledge. hlm. 335. ISBN 978-0710313560. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-09-17. Diakses tanggal 2020-10-17. ...participants generally refer to the established Saudi scholars. In this case, the most common source of reference was Muhammad Salih al-Munajid's well-known website: Islam Question and Answer which provides normative Saudi Arabian Salafi responses. 
  3. ^ Brems, Eva. The Experiences of Face Veil Wearers in Europe and the Law. Cambridge University Press. hlm. 144. 
  4. ^ a b Christopher Boucek, "Saudi Fatwa Restrictions and the State-Clerical Relationship," Diarsipkan 2019-11-04 di Wayback Machine. Carnegie Endowment for International Peace, October 27, 2010 (accessed November 18, 2013).
  5. ^ Al Jazeera Studies: "Arab World Journalism in a Post-Beheading Era" by Thembisa Fakude Diarsipkan 2019-03-23 di Wayback Machine. 2013 |"Al-Munajjid is considered one of the respected scholars of the Salafist movement)."
  6. ^ IslamQA.info website: "Introduction" Diarsipkan 2014-02-23 di Wayback Machine. retrieved September 17, 2016
  7. ^ "Saudi Arabia blocks 'Islam Question and Answer'," Diarsipkan 2013-01-31 di Wayback Machine. Al Arabiya (in Arabic), September 2, 2010
  8. ^ Xinhua: "Saudi blocks scholar website after fatwa control decree: report" Diarsipkan 2016-09-16 di Wayback Machine. September 3, 2010
  9. ^ Islam QA fatwa 205836: What are the differences between the Maturidi school of thought and Ahl as-Sunnah? Diarsipkan 2022-06-02 di Wayback Machine. retrieved May 27, 2015 ||"The Maturidis, like other kalaami (philosophical) groups such as the Mu'tazilah and Ash'aris, discussed the necessity of knowing Allah, may He be exalted, on the basis of reason before studying the texts (of Qur'an and Sunnah); they regarded that as the foremost duty of any accountable person, and said that there was no excuse for not doing that. Rather they believe that a person would be punished for not doing it, even if that was before any Prophets or Messengers were sent. Thus they were in agreement with the view of the Mu'tazilah. This is a view that is evidently wrong, as it contradicts what is proven in the Qur'an and Sunnah"
  10. ^ Islam QA fatwa: 96323: The ‘aqeedah of Shaykh al-Islam Ibn Taymiyah and the praise of the imams for him and Ibn Hajar’s attitude towards him Diarsipkan 2015-05-28 di Wayback Machine. retrieved May 27, 2015 | "The view of the salaf is one of moderation, neither denying the divine attributes nor likening Allaah to His creation. They do not liken the attributes of Allaah to the attributes of His creation, as they do not liken His essence to the essence of His creation. They do not deny that which He ascribes to Himself or that His Messenger ascribes to Him, which leads to denying His beautiful names and sublime attributes, and to displacing words from (their) right places (cf. al-Nisa' 4:46) and turning away from (Fussilat 41:40) the names and signs of Allaah. Both those who deny Allaah's attributes and those who liken Him to His creation are guilty of both errors. Those who deny His attributes failed to understand the names and attributes of Allaah except in a manner that is befitting to created beings, so they denied these concepts and thus they have combined both errors; first of all they likened Him to His creation, then they denied His attributes as a result. That is likening the names and attributes to what may be understood from the names and attributes of His creation, then they denied the attributes that He deserves to have that are befitting to Allaah, may He be glorified and exalted."
  11. ^ Fatwa 20894: Obligation to destroy idols Diarsipkan 2015-05-11 di Wayback Machine. retrieved May 26, 2015 | "This hadeeth indicates that it is prescribed to remove things that may tempt or confuse the people, whether they are buildings, people, animals or inanimate objects"..."They were unanimously agreed that whatever casts a shadow is not allowed and must be changed. Images that cast a shadow are three-dimensional images like these statues"
  12. ^ Financial Times: "Isis are Modern Vandals Smashing Centuries of History" by Gerald Russell Diarsipkan 2022-06-02 di Wayback Machine. March 7, 2015
  13. ^ IslamQA Fatwa 45880 Does the ruling on driving a car vary from one country to another? Diarsipkan 2015-06-26 di Wayback Machine. retrieved August 1, 2015 | "Allaah commanded the wives of the Prophet and the believing women to stay in their houses, to observe hijab and to avoid showing their adornments to non-mahrams because of the permissiveness that all these things lead to, which spells doom for society."
  14. ^ Tampa Bay Times Pundifact: "Saudi Arabia is "the only Muslim country out of 47 Muslim-majority countries" where women cannot get licenses to drive" by Jon Greenberg Diarsipkan 2014-10-18 di Wayback Machine. October 7, 2014
  15. ^ Knipp, Kersten (10 January 2016). "Women in Islam: Behind the veil and in front of it". DW. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 May 2016. Diakses tanggal 2 May 2016. 
  16. ^ "Ruling on having intercourse with a slave woman when one has a wife - Islamqa.info". islamqa.info. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 January 2016. 
  17. ^ Nomani, Asra Q.; Arafa, Hala (11 October 2015). "Inside the World of Gulf State Slavery". Daily Beast. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 May 2016. Diakses tanggal 2 May 2016. 
  18. ^ al-Khudayr. "The difference between slaves and prostitutes". Islam Q&A. Islam Q&A. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 May 2017. Diakses tanggal 27 September 2016. 
  19. ^ "Islam and Slavery". Islam Q&A. Islam Q&A. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 August 2016. Diakses tanggal 27 September 2016. 
  20. ^ McCarthy, Andrew C. (August 14, 2013). "Obama's Gay-Rights Hypocrisy". National Review. Diarsipkan dari versi asli tanggal August 7, 2015. Diakses tanggal October 17, 2015. 
  21. ^ Nomani, Asra Q. "Islam must repeal its scarlet-letter sex laws". Washington Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-10-02. Diakses tanggal 2016-09-02. 
  22. ^ Titheradge, Noel (27 February 2018). "Is there a problem with unregistered schools?". BBC. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 March 2022. Diakses tanggal 15 March 2022. 
  23. ^ "Baylor University || Media Communications || Associated Press - Tsunami survivors cling tightly to faith across ravaged region". Baylor.edu. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-02. Diakses tanggal 2013-06-11. 
  24. ^ "Saudis and Tsunamis". The Weekly Standard. 2005-01-17. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-09-04. Diakses tanggal 2013-06-11. 
  25. ^ "Magnitude 9.1 – Off the West Coast of Sumatra". U.S. Geological Survey. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 August 2012. Diakses tanggal 26 August 2012. 
  26. ^ "Aceh redux: The tsunami that helped stop a war - Indonesia | ReliefWeb". reliefweb.int (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-07-27. 
  27. ^ Arjanto, Dwi (2021-12-26). "Hari ini Tahun 2004, Tsunami Aceh Mengguncang 11 Negara". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-07-27. 
  28. ^ نور, مكتبة. "تحميل كتاب 70 Matters Related to Fasting pdf". www.noor-book.com (dalam bahasa Arab). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-10. Diakses tanggal 2021-05-08. 
  29. ^ نور, مكتبة. "تحميل كتاب Weakness of Faith pdf". www.noor-book.com (dalam bahasa Arab). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-10. Diakses tanggal 2021-05-08. 
  30. ^ Biography of the site's General Supervisor Diarsipkan 2022-03-09 di Wayback Machine. islamqa.info About our site

External sources[sunting | sunting sumber]