Muhammad Said Bonjol

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Syekh Muhammad Said Bonjol
Lahir1881
Bonjol, Hindia Belanda
Meninggal1979
Bonjol, Indonesia
FirkahSunni
Mazhab FikihSyafi'i
Mazhab AkidahAsy'ari
TarekatNaqsyabandi
OrganisasiPersatuan Tarbiyah Islamiyah
Karya yang terkenalNazam al-Wasiyah
Keturunan

Syekh Muhammad Said Bonjol (1881-1979) adalah ulama Minangkabau dari Bonjol, Pasaman. Ia dikenal sebagai mursyid Naqsyabandiyah dan tokoh Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti).

Riwayat hidup[sunting | sunting sumber]

Muhammad Said lahir di Ganggo Hilia pada 1881 dari pasangan Syifat Sutan Mudo dan Kamimah. Pada 1892, ia belajar al-Qur'an kepada Syekh Jamaluddin Tanjung Bungo selama 3 tahun. Setelah tak lebih dari setahun merantau ke Padang bersama ibunya, ia melanjutkan pendidikan kepada Syekh Ibrahim Kumpulan, ulama Naqsyabandi terkemuka di Pasaman.[1] Setelah beberapa tahun di Kumpulan, Said berangkat ke Makkah untuk belajar di Jabal Abu Qubais.[2]

Syekh Said terlibat dalam pembentukan perhimpunan ulama Kaum Tuo di Minangkabau, Persatuan Tarbiyah Islamiyah, pada 1928.[3] Ia terpilih menjadi ketua Dewan Tarekat PI Perti pada muktamar 1953.[4] Ia juga terlibat dalam Konferensi Tarekat di Bukittinggi yang membahas ajaran Syekh Haji Jalaluddin, tokoh PPTI.[5]

Syekh Said wafat pada 1979. Kepemimpinan surau suluk dilanjutkan oleh salah satu putranya, Buya H. Harun Al Rasyid Said.[1] Selain Harun, putra Said Bonjol yang juga terkenal adalah Buya H. Khalidi Said, tokoh Tarbiyah dan anggota DPR RI dari Golkar pada 1971-1977.[6][7]

Peninggalan[sunting | sunting sumber]

Surau Said Bonjol

Surau Syekh Muhammad Said Bonjol di Ganggo Hilia menyimpan manuskrip-manuskrip dari beberapa ulama Naqsyabandiyah.[8][9] Salah satu naskah tersebut ialah Nazam al-Wasiyah, sebuah nazam tentang tasawuf yang ditulis oleh Syekh Said Bonjol.[10]

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

Rujukan

  1. ^ a b "Wisata Religi Makam Syekh M. Muhammad Syaid". Jaringan Desa Wisata Kemenparekraf. Diakses tanggal 27 Januari 2023. 
  2. ^ Chaniago & Mulis 2018, hlm. 72.
  3. ^ Koto 2012, hlm. 32.
  4. ^ Departemen Penerangan RI 1954, hlm. 438.
  5. ^ Putra, Apria (14 Oktober 2019). "Tarekat Naqsyabandiyah dan Konferensi di Bukittinggi Tahun 1954". Tarbiyah Islamiyah. Diakses tanggal 10 Januari 2023. 
  6. ^ Koto 2012, hlm. 55.
  7. ^ Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 107/M tahun 1971.
  8. ^ Gallop 2015, hlm. 152-153.
  9. ^ "The Surau Haji Muhammad Said Bonjol Collection [1800s to 1900s]". British Library Endangered Archives Programme (dalam bahasa Inggris). 2013. Diakses tanggal 27 Januari 2023. 
  10. ^ Hadi 2014, hlm. 214.

Daftar pustaka

  • Kementerian Penerangan Republik Indonesia (1954). Kepartaian dan Parlementaria Indonesia. Jakarta. 
  • Chaniago, Danil Mahmud; Mulis, Akmaludin (2018). "Pola Jaringan Guru-Murid Syekh Haji Ali Imran Hasan Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan Tahun 1970-2010". Islam Realitas. 4 (1): 68–88. 
  • Gallop, Annabel Teh (2015). "A Jawi Sourcebook for the Study of Malay Palaeography and Orthography". Indonesia and the Malay World (dalam bahasa Inggris). 43 (125): 13–171. 
  • Hadi, Syofyan (2014). Moderasi Teologis dan Sufistik di Nusantara: Kajian Atas Naskah-Naskah Puisi Keagamaan Ulama Minangkabau. Konferensi Internasional Universitas Islam Negeri Alauddin: Islam, Literasi, dan Budaya Lokal. Makassar. hlm. 212–229. 
  • Koto, Alaidin (2012). Persatuan Tarbiyah Islamiyah: Sejarah, Paham Keagamaan, dan Pemikiran Politik 1945-1970. Jakarta: Rajawali Pers. ISBN 978-602-425-230-4.