Museum Monumen Mandala Pembebasan Irian Barat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Museum Monumen Mandala Pembebasan Irian Barat adalah sebuah museum yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman Nomor 2, Kelurahan Baru, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Status museum ini adalah museum khusus yang mengoleksi diorama, tiruan pakaian dan ruang kerja Komando Mandala. Tujuan pembangunan museum adalah untuk mengenang dan menghargai para pahlawan yang berjuang pada pembebasan Irian Barat pada tahun 1962. Pembangunan museum dimulai sejak tahun 1994. Prakarsa pembangunan museum adalah Gubernur Sulawesi Selatan saat itu yang bernama A. Zaenal Basri Palaguna. Pada tanggal 11 Januari 1994, peletakan batu pertama dilakukan oleh Menteri Koordinator Politik dan Keamanan saat itu yang bernama Soesilo Soedarman. Pada tanggal 19 Desember 1995, Museum Monumen Mandala Pembebasan Irian Barat diiresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, yaitu Soeharto. Letak museum berada di lantai 4 Monumen Mandala Pembebasan Irian Barat. Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menjadi pemilikan sekaligus pengelola museum. Letak museum berada di titik koordinat: 5°08’15.5” Lintang Selatan dan 119°24’49.1” Bujur Timur. Akses ke museum dapat dari arah Bandar Udara Sultan Hasanuddin (20,7 km), Terminal Mallengkeri (7,8 km), Terminal Cappa Buda (12,1 km), atau Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar (3,3 km).[1]

Tata ruang[sunting | sunting sumber]

Desain interior Museum Monumen Mandala sangat sempit. Bagian terluasnya hanya selebar 4 meter sedangkan beberapa ruangan ada yang hanya selebar 60 sentimeter. Jenis sirkulasi ruangan menerapkan sistem sirkulasi melingkar. Pengunjung hanya dapat masuk secara perorangan. Bagian diorama memiliki panjang 1 meter dengan lebar 2 meter. Sedangkan tingginya 4 meter. Pada lantai dua dan tiga, bentuk ruangan menyerupai segitiga sama kaki dengan panjang 10 meter di tiap sisinya. Tiap diorama hanya mampu dilihat bersama oleh maksimal 4 orang. Kunjungan secara berkelompok harus melakukan antri untuk masuk.[2]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Rusmiyati, dkk. (2018). Katalog Museum Indonesia Jilid II (PDF). Jakarta: Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. hlm. 390. ISBN 978-979-8250-67-5. 
  2. ^ Wasilah, dkk. (2016). "Redesain Monumen Mandala di Makassar dengan Pendekatan Bangunan Pintar". Nature: National Academic Journal of Architecture. 3 (1): 3. ISSN 2579-4809.