Musim dingin vulkanik
Musim dingin vulkanik adalah penurunan suhu udara global yang disebabkan oleh abu vulkanik dan tetesan asam sulfur dan air yang menutupi Matahari dan meningkatkan albedo (peningkatan refleksi radiasi surya) di Bumi setelah letusan vulkanik berdaya ledak besar. Dampak pendinginan jangka panjang utamanya bergantung pada injeksi gas-gas sulfur di stratosfer dimana mereka menimbulkan serangkaian reaksi untuk menciptakan asam sulfur yang dapat bernukleasi dan membentuk aerosol.[1] Aerosol stratosferik vulkanik mendinginkan permukaan dengan merefleksikan radiasi surya dan memanaskan stratosfer dengan menarik radiasi terestrial.[2] Variasi-variasi dalam hasil pemanasan dan pendinginan atmosferik menimbulkan perubahan dalam sirkulasi troposfer dan stratosfer.[1]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b Robock, Alan (2000). "Volcanic eruptions and climate". Reviews of geophysics 38 (2): 191–219. DOI:10.1029/1998RG000054
- ^ Santer, Benjamin D et al. (2014). "Volcanic contribution to decadal changes in tropospheric temperature". Nature Geoscience 7, 185–189. DOI:10.1038/ngeo2098
Bacaan tambahan
[sunting | sunting sumber]- MR Rampino, S Self & RB Stothers (1988). "Volcanic winters". Annual Review of Earth and Planetary Sciences. 16: 73–99. Bibcode:1988AREPS..16...73R. doi:10.1146/annurev.ea.16.050188.000445.