Lompat ke isi

NOTECHS

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

NOTECHS adalah suatu sistem yang digunakan untuk menilai keterampilan non-teknis (sosial dan kognitif) awak pesawat dalam industri penerbangan. Sistem ini diperkenalkan di akhir era 1990an, dan telah digunakan secara luas oleh perusahaan penerbangan dalam proses seleksi awak pesawat, untuk memilih individu dengan keterampilan mumpuni yang tidak berhubungan secara langsung dengan kendali atau sistem pesawat.[1] Di dunia penerbangan, 70 persen dari semua kecelakaan dipicu oleh kesalahan pilot, kurangnya komunikasi dan pengambilan keputusan merupakan dua faktor yang berkontribusi atas kecelakaan-kecelakaan ini.[2] NOTECHS menilai dan memberi umpan balik pada kinerja keterampilan sosial dan kognitif pilot untuk membantu mengurangi kesalahan pilot dan meningkatkan keselamatan di masa yang akan datang. Sistem NOTECHS juga bertujuan untuk meningkatkan sistem pelatihan Manajemen Sumber Daya Awak Pesawat(CRM).[3]

Struktur NOTECHS

[sunting | sunting sumber]

Dua keterampilan non-teknis utama yang ditransfer ke pesawat udara adalah keterampilan sosial dan kognitif. Keterampilan sosial adalah perilaku yang hampir semuanya dilakukan secara verbal melalui komunikasi, memampukan awak pesawat untuk mendiskusikan kemungkinan konflik dan bekerja bersama untuk memecahkan masalah. Keterampilan ini sangat menekankan kerja sama tim, yaitu komponen penting untuk operasi pesawat udara yang efektif yang berdampak pada keselamatan penerbangan.[4][5] Contoh dari komunikasi antar awak pesawat di antaranya menanggapi perintah, memberi pengarahan, dan menyampaikan informasi, semua komponen penting untuk penerbangan yang aman dan efisien.[6] The Badan Penerbangan Federal (FAA) juga menyampaikan bahwa peningkatan bagian penting komunikasi di antaranya pengarahan praterbang, dan prosedur pendaratan. Keterampilan kognitif adalah proses mental yang terjadi untuk mendapatkan kesadaran situasi dan memilih keputusan, mencakup tugas-tugas seperti perencanaan, menentukan prioritas, dan pengambilan keputusan.[7] Perangkat keterampilan ini tidak terlihat secara langsung, tetapi dapat disimpulkan oleh penguji ketika pilot mengemukakan suatu keputusan, suatu pilihan telah ditentukan.[8]

Seorang pilot dengan pikiran kognitif yang kuat lebih mahir dalam situasi darurat, memiliki kapasitas yang lebih besar pada mentalnya untuk menilai situasi dan memantau perkembangan mencapai tujuan.[9] Kerangka kerja NOTECHS terbagi atas tiga tingkat yang berbeda.

  1. Kategori
  2. Elemen
  3. Penanda Perilaku

Keterampilan sosial dan kognitif adalah keterampilan utama non-teknis yang dievaluasi. Keduanya dapat dibagi menjadi empat kategori yang berbeda:

  • Kerja sama: Keterampilan yang memampukan pilot bekerja dan berkomunikasi aktif bersama anggota kelompok dan menciptakan suatu lingkungan kerja yang menguntungkan.
  • Kepemimpinan & Manajerial: Fokus pada kemampuan pilot untuk mengoordinasi dan mengelola suatu pekerjaan, masalah atau memimpin seluruh kelompok. Hal ini biasanya diujikan pada seorang 'Penerbang utama' ('Pilot In Command')
  • Kesadaran situasi: Persepsi seorang pilot terhadap elemen-elemen di sekelilingnya, di antaranya sistem pesawat, waktu, dan "proyeksi status mereka di waktu mendatang"[10]
  • Pengambilan Keputusan: Kemampuan untuk mengenali masalah, mengevaluasi opsi yang memungkinkan dan memilih hasil akhirnya.

Elemen adalah bagian dari kategori. Sebagai contoh, elemen dari Kerja sama adalah: Membangun dan memelihara tim, Mempertimbangkan Orang Lain, Mendukung orang lain, dan Penyelesaian Konflik Semua elemen ini terkait dengan tema menjadi suatu kelompok, berkomunikasi dan bekerja sama sebagai suatu tim. Subjek pengujian dievaluasi dalam elemen berikut ini:

Kategori Elemen
Bekerja sama Membangun & memelihara tim

Mempertimbangkan orang lain

Mendukung orang lain

Menyelesaikan konflik

Leadership & Managerial Penggunaan wewenang dan ketegasan

Menyediakan dan mempertahankan standar

Perencanaan dan koordinasi

Pengelolaan beban kerja

Situation Awareness Kesadaran atas sistem pesawat

Kesadaran atas lingkungan eksternal

Kesadaran atas waktu

Decision Making Pengenalan masalah dan diagnosis

Pembuatan opsi

Penilaian risiko dan seleksi opsi

Tinjauan hasil

Penanda perilaku

[sunting | sunting sumber]

Sistem NOTECHS menambahkan penanda perilaku pada setiap elemen guna “membantu penguji memaparkan perilaku yang diobservasi dalam fraseologi dan objektif yang dibakukan."[11] Hal ini mengindikasikan apakah tindakan spesifik sesuai elemen memproyeksikan dampak positif atau negatif dalam keseluruhan keterampilan.

Elemen Perilaku positif Perilaku negatif
Mempertimbang-

kan orang lain

Membantu awak pesawat lainnya dalam situasi genting Ragu untuk menawarkan bantuan bagi awak pesawat

Sistem peringkat

[sunting | sunting sumber]

Individu yang dinilai melalui NOTECHS diberi umpan balik tentang kinerja keterampilannya. Hasilnya memberikan suatu indikasi pada kategori mana mereka berada, dan bagian yang memerlukan perbaikan. Para awak pesawat ini dinilai dalam setiap elemen struktur dan diberi peringkat dalam suatu skala lima poin. Skala ini berkisar dari sangat baik, baik, dapat diterima, buruk, sangat buruk. Selain itu, harus ada peringkat akhir keseluruhan bagi setiap elemen, menunjukkan apakah dapat diterima atau tidak dapat diterima.[12]

Untuk memastikan awak pesawat diberi evaluasi yang adil dan terencana, Otoritas Gabungan Penerbangan (Joint Aviation Authorities) menerapkan lima aturan pelaksanaan untuk diikuti saat menggunakan NOTECHS untuk penilaian.

  1. Hanya perilaku yang bisa terlihat yang dinilai: Kepribadian atau sikap awak pesawat di abaikan selama penilaian, dan hanya perilaku yang terlihat yang dicatat.
  2. Perlunya Konsekuensi Teknis: Untuk menerima suatu peringkat yang tidak dapat diterima dalam suatu keterampilan non-teknis, keselamatan penerbangan harus dikompromikan dalam hubungannya dengan "Konsekuensi teknis yang objektif."[13]
  3. Peringkat yang dapat diterima atau tidak dapat diterima yang diperlukan: Dalam suatu situasi bila penguji ragu-ragu dengan hasil pada suatu elemen, suatu peringkat dua poin: DAPAT DITERIMA atau TIDAK DAPAT DITERIMA, diberikan untuk menyelesaikan pengujian tanpa mengakibatkan kebingungan.
  4. Adanya pengulangan: Menunjukkan perilaku yang tidak dapat diterima akan menyebabkan penguji untuk mencoba berulang kali pengujian ketrampilan yang sama untuk memastikan hal tersebut tidak disengaja. Pengulangan membantu untuk menyimpulkan apakah terdapat masalah pada keterampilan tertentu.
  5. Adanya penjelasan: Untuk setiap keterampilan yang diberi peringkat tidak dapat diterima, penguji harus menyatakan sebabnya hai itu dianggap sebagai tidak dapat diterima dan bagaimana keselamatan dapat terganggu dalam jangka pendek dan jangka panjang. Suatu penjelasan yang rinci sangat membantu karena menunjukkan dengan tepat kesalahan tertentu yang dilakukan.

Penggunaan dan hubungannya dengan Manajemen Sumber Daya Awak Pesawat (CRM)

[sunting | sunting sumber]

Sebagai suatu alat penilaian, sistem NOTECHS banyak digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajemen sumber daya awak pesawat (CRM). CRM dirancang untuk mengajarkan pilot tentang keterampilan kognitif dan interpersonal untuk suatu penerbangan yang efektif dan aman, taksonomi yang distandarkan yang ada pada NOTECHS dapat juga digunakan untuk mengevaluasi keefektifan dari pelatihan CRM itu sendiri.[14] Karena sistem evaluasi NOTECHS didasarkan pada kondisi yang distandarkan pada keterampilan dan tingkah laku yang dapat diterima dengan cara yang dapat diatur oleh para praktisi, sistem ini dapat digunakan untuk memeriksa apakah kinerja awak pesawat di lingkungan kerja yang aktual telah meningkat. Selanjutnya, sistem ini dapat memberikan tuntunan untuk perbaikan lebih lanjut bagi kinerja awak pesawat sebagai bagian dari pelatihan orientasi lapangan (line oriented flight training/LOFT).[15]

Lihat juga

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Avermaete, van. "NOTECHS: Non-technical skill evaluation in JAR-FCL" (PDF). 
  2. ^ Helmreich, R.L., & Foushee (1993). Why crew resource management? Empirical and theoretical bases of human factors training in aviation. San Diego, CA: Academic Press. hlm. 3–45. 
  3. ^ Warton, Chris (2012). "Pilot Training Evaluation Techniques". 
  4. ^ Nagel, D.C (1988). Human error in aviation operations. San Diego, CA: Academic Press. hlm. 263–303. 
  5. ^ Smith, Ruffell (1979). A Simulator study of the interaction of pilot workload with errors, vigilance and decisions. Moffett Field, CA: NASA-Ames Research Center. 
  6. ^ Sexton, B.J.; Helmreich, R.L. (2000). Analyzing cockpit communication: the links between language, performance, error, and workload (edisi ke-5). hlm. 63–68. 
  7. ^ Jim Dow; Susan Martin (2003). "Flight Competency by Design: A Qualitative Shift" (PDF). Transport Canada. Diakses tanggal 1 Agustus 2020. 
  8. ^ Flin, Rhona (2003). "Development of the NOTECHS (non-technical skills) system for assessing pilots' CRM skills" (PDF). 
  9. ^ "Aviation Safety Letter" (PDF). Transport Canada. Transport Canada. Diakses tanggal 1 Agustus 2020. 
  10. ^ Endlsey, M (1995). Toward a theory of situation awareness in dynamic systems (edisi ke-37). hlm. 32–64. 
  11. ^ Avermaete, van (1998). "NOTECHS: Non-technical skill evaluation in JAR-FCL" (PDF). 
  12. ^ Flin, Rhona (2003). "Development of the NOTECHS (non-technical skills) system for assessing pilots' CRM skills" (PDF). 
  13. ^ Flin, Rhona (2003). "Development of the NOTECHS (non-technical skills) system for assessing pilots' CRM skills" (PDF). 
  14. ^ CAA (2002). Methods used to Evaluate the Effectiveness of Flightcrew CRM Training in the UK Aviation Industry (PDF). Gatwick, Sussex: Civil Aviation Authority. Diakses tanggal 1 Agustus 2020. 
  15. ^ Goeters, K (2002). Evaluation of the effects of CRM training by the assessment of non-technical skills under LOFT (edisi ke-2). Human Factors and Aerospace Safety. hlm. 71–86.