Najih Maimun

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kiai Haji Muhammad Najih Maimoen
Lahir17 Agustus 1963
Sarang, Rembang
FirkahSunni
Mazhab FikihSyafi'i
Mazhab AkidahAsy'ari
OrganisasiNahdlatul Ulama
Orang tuaK.H. Maimoen Zubair (ayah)
KeluargaK.H. Taj Yasin Maimoen (adik)

K.H. Muhammad Najih Maimoen, kadang ditulis Najih Maimun atau Muhammad Najih MZ (lahir 17 Agustus 1963) adalah ulama dari Sarang, Rembang. Ia adalah putra K.H. Maimun Zubair dan pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar sejak 2019.

Latar belakang dan pendidikan[sunting | sunting sumber]

Muhammad Najih lahir pada 17 Agustus 1963 di Sarang, Rembang. Ia adalah putra kedua K.H. Maimun Zubair, ulama Nahdlatul Ulama terkemuka di Jawa Tengah. K.H. Taj Yasin Maimun, Wakil Gubernur Jawa Tengah 2018-2023, adalah adiknya.[1]

Pendidikan agama pertama kali Najih dapatkan dari ayahnya sendiri. Pendidikan kemudian ia lanjutkan di Madrasah Ghozaliyyah Syafiiyah (MGS) di Karangmangu, salah satu desa di Sarang. Pada 1982, Najih berangkat ke Makkah untuk belajar atas perintah Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki setelah Najih mengikuti kajian kitab Sayyid al-Maliki di Malang.[2]

Setelah berkhidmat kepada al-Maliki di Makkah selama bertahun-tahun, Muhammad Najih kembali ke Sarang pada 1995 untuk mengabdi di Pondok Pesantren Al-Anwar, pondok pesantren yang didirikan oleh K.H. Maimun Zubair. Oleh ayahnya, ia ditugaskan mengurus Ribath Darusshohihain yang berfokus pada ilmu hadis.[3]

Pandangan[sunting | sunting sumber]

KH.Muhammad Najih Maimun dikenal sebagai pengkritik tegas kepada beberapa paham yang dipandang berseberangan dengan ajaran Sunni tradisional seperti Wahhabiyah[4], Islam Radikal[5]Syiah[5], Ahmadiyah[6], dan Liberalisme Islam.[7][8][9] Pada Muktamar NU ke-33 di Jombang (2015), Najih Maimun mengusung K.H. Muhammad Idrus Ramli sebagai Ketua Umum Tanfiziyah karena dianggap tegas dalam mempertahankan Aswaja dari serangan luar.[10]

Karya tulis[sunting | sunting sumber]

K.H. Muhammad Najih Maimun menulis puluhan kitab dan risalah, baik dalam bahasa Arab maupun bahasa Indonesia. Beberapa tulisannya adalah sebagai berikut.

Bahasa Arab

  • Haqiqah Ahl as-Sunnah wa al-Jamaah bi Aqlam al-Ulama zawi al-Baraah[4]
  • al-Furuq asy-Syasiah baina Haqa'iq as-Sunnah wa Abatil asy-Syiah[5]
  • Kasyf Ilhadiyat al-Qadiyaniyah[6]
  • al-Muzakarah al-Bakalunghaniyah fi al-Ahkam as-Sultaniyah[11]

Bahasa Indonesia

  • Ahlussunnah wal Jamaah: Sebuah Identifikasi[8]
  • Keunggulan Hukum-Hukum Islam atas Undang-Undang Lain[12]
  • Konspirasi Kelompok Liberal dalam Menghancurkan Umat Islam di Indonesia[7]
  • Sunni, Syiah, Wahhabi, dan Pandangan Masyarakat Pesantren terhadap Perkembangan Aliran-Aliran Keagamaan dalam Masyarakat[9]

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Jalur Politik Berbeda Putra Mbah Moen". Kumparan. 13 Februari 2019. Diakses tanggal 6 Januari 2023. 
  2. ^ "KH. Muhammad Najih Maimoen (Putra Kedua)". Pondok Pesantren Al-Anwar. 24 Oktober 2008. Diakses tanggal 6 Januari 2023. 
  3. ^ "KH. MUHAMMAD NAJIH MAIMOEN". Ribath Darusshohihain. Diakses tanggal 6 Januari 2023. 
  4. ^ a b "Haqiqah Ahl as Sunnah wa al Jama ah bi Aqlam al Ulama awi al Bara ah". Karya Ulama Nusantara - Kementerian Agama Republik Indonesia. Diakses tanggal 9 Januari 2023. 
  5. ^ a b c "Al-Furuq asy-Syasi'ah baina haqaiq as-Sunnah wa Abatil asy-Syi'ah". Karya Ulama Nusantara - Kementerian Agama Republik Indonesia. Diakses tanggal 9 Januari 2023. 
  6. ^ a b "Kasyf Ilhadiyat al-Qadiyaniyyah". Karya Ulama Nusantara - Kementerian Agama Republik Indonesia. Diakses tanggal 9 Januari 2023. 
  7. ^ a b "Konspirasi Kelompok Liberal dalam Menghancurkan Umat Islam di Indonesia". Karya Ulama Nusantara - Kementerian Agama Republik Indonesia. Diakses tanggal 9 Januari 2023. 
  8. ^ a b "Ahlussunnah wal Jama'ah Sebuah Identifikasi". Karya Ulama Nusantara - Kementerian Agama Republik Indonesia. Diakses tanggal 9 Januari 2023. 
  9. ^ a b "Sunni, Syiah, Wahhabi dan Pandangan Masyarakat Pesantren terhadap Perkembangan Aliran-Aliran Keagamaan dalam Masyarakat". Karya Ulama Nusantara - Kementerian Agama Republik Indonesia. Diakses tanggal 9 Januari 2023. 
  10. ^ Kayane, Yuka (6 November 2018). "Who are the "Conservatives"? The Rise of Anti-Pluralist Dissidents in Nahdlatul Ulama (NU)". Middle East Institute (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 15 Januari 2023. 
  11. ^ "Al-Muzakarah al-Pekalonganiyah fi al-Ahk±m as-Sultaniyyah". Karya Ulama Nusantara - Kementerian Agama Republik Indonesia. Diakses tanggal 9 Januari 2023. 
  12. ^ "Keunggulan Hukum-Hukum Islam atas Undang-Undang Lain". Karya Ulama Nusantara - Kementerian Agama Republik Indonesia. Diakses tanggal 9 Januari 2023.