Lompat ke isi

Natrium kromat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Natrium kromat
Nama
Nama IUPAC
Natrium kromat
Nama lain
Asam kromat, (Na2CrO4), garam dinatrium
Kromium dinatrium oksida
Rachromate
Penanda
Model 3D (JSmol)
3DMet {{{3DMet}}}
ChEBI
ChemSpider
Nomor EC
Nomor RTECS {{{value}}}
UNII
Nomor UN 3288
  • InChI=1S/Cr.2Na.4O/q;2*+1;;;2*-1
  • [O-][Cr](=O)(=O)[O-].[Na+].[Na+]
Sifat
Na2CrO4
Massa molar 161,97 g/mol
Penampilan kristal kuning
Bau tak berbau
Densitas 2,698 g/cm3
Titik lebur 792 °C (1.458 °F; 1.065 K) (anhidrat)
20 °C (dekahidrat)
31,8 g/100 mL (0 °C)
84,5 g/100 mL (25 °C)
126,7 g/100 mL (100 °C)
Kelarutan sedikit larut dalam etanol
Kelarutan dalam methanol 0,344 g/100 mL (25 °C)
+55,0·10−6 cm3/mol
Struktur
ortorombik (heksagonal di atas 413 °C)
Termokimia
Kapasitas kalor (C) 142,1 J/mol K
Entropi molar standar (So) 174,5 J/mol K
Entalpi pembentukan standarfHo) −1329 kJ/mol
Energi bebas GibbsfG) -1232 kJ/mol
Bahaya
Lembar data keselamatan ICSC 1370
Piktogram GHS GHS05: KorosifGHS06: BeracunGHS07: Tanda SeruGHS08: Bahaya KesehatanGHS09: Bahaya Lingkungan
Keterangan bahaya GHS {{{value}}}
H301, H312, H314, H317, H330, H334, H340, H350, H360, H372, H410
P201, P202, P260, P261, P264, P270, P271, P272, P273, P280, P281, P284, P285, P301+310, P301+330+331, P302+352, P303+361+353, P304+340, P304+341, P305+351+338, P308+313, P310, P312, P314, P320
Titik nyala Tidak mudah terbakar
Senyawa terkait
Anion lain
Natrium dikromat
Natrium molibdat
Natrium tungstat
Kation lainnya
Kalium kromat
Kalsium kromat
Barium kromat
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku pada suhu dan tekanan standar (25 °C [77 °F], 100 kPa).
N verifikasi (apa ini YaYN ?)
Referensi

Natrium kromat adalah senyawa anorganik dengan rumus Na2CrO4. Senyawa ini berbentuk padatan higroskopis berwarna kuning, yang dapat membentuk tetra-, heksa-, dan dekahidrat. Senyawa ini merupakan zat antara dalam ekstraksi kromium dari bijihnya.

Produksi dan reaktivitas

[sunting | sunting sumber]

Kromium diperoleh dalam skala besar dengan memanggang bijih kromium di udara dengan adanya natrium karbonat:

2Cr2O3 + 4 Na2CO3 + 3 O2 → 4 Na2CrO4 + 4 CO2

Proses ini mengubah kromium menjadi bentuk yang dapat diekstraksi dengan air, meninggalkan oksida besi. Biasanya kalsium karbonat disertakan dalam campuran untuk meningkatkan akses oksigen serta menjaga silikon dan aluminium tetap dalam bentuk yang tidak larut. Suhu proses biasanya sekitar 1100 °C.[1] Untuk persiapan laboratorium dan skala kecil, campuran bijih kromit, natrium hidroksida, dan natrium nitrat yang bereaksi pada suhu yang lebih rendah dapat digunakan (bahkan 350 C dalam sistem kalium kromat yang sesuai).[2] Setelah pembentukannya, garam kromat diubah menjadi natrium dikromat, prekursor sebagian besar senyawa dan bahan kromium.[3] Rute industri untuk mendapatkan kromium(III) oksida melibatkan reduksi natrium kromat dengan belerang.

Perilaku asam-basa

[sunting | sunting sumber]

Ia berubah menjadi natrium dikromat saat diolah dengan asam:

2 Na2CrO4 + 2HCl → Na2Cr2O7 + 2NaCl + H2O

Pengasaman lebih lanjut menghasilkan kromium trioksida:

Na2CrO4 + H2SO4 → CrO3 + Na2SO4 + H2O

Selain peran utamanya dalam produksi kromium dari bijihnya, natrium kromat digunakan sebagai penghambat korosi dalam industri perminyakan. Natrium kromat juga merupakan bahan pembantu pewarnaan dalam industri tekstil.[3] Natrium kromat merupakan zat farmasi diagnostik dalam menentukan volume sel darah merah.[4]

Dalam kimia organik, natrium kromat digunakan sebagai oksidator, yang mengubah alkohol primer menjadi asam karboksilat dan alkohol sekunder menjadi keton.[5] Natrium kromat merupakan oksidator kuat.

Seperti senyawa Cr(VI) lainnya, natrium kromat bersifat karsinogenik.[6] Senyawa ini juga bersifat korosif dan paparannya dapat menyebabkan kerusakan mata yang parah atau kebutaan.[7] Paparan pada manusia juga dapat menyebabkan gangguan kesuburan, kerusakan genetik yang dapat diwariskan, dan bahaya bagi anak yang belum lahir.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ IARC Monographs 49 Ch. 2 (PDF). ISBN 9789283212492. 
  2. ^ Zhi Sun, Yi Zhang, Shi-Li Zheng, Yang Zhang (2009). "A new method of potassium chromate production from chromite and KOH-KNO3-H2O binary submolten salt system". AIChE Journal. 55 (10): 2646–2656. doi:10.1002/aic.11871. 
  3. ^ a b Gerd Anger, Jost Halstenberg, Klaus Hochgeschwender, Christoph Scherhag, Ulrich Korallus, Herbert Knopf, Peter Schmidt, Manfred Ohlinger (2005), "Chromium Compounds", Ullmann's Encyclopedia of Industrial Chemistry, Weinheim: Wiley-VCH, doi:10.1002/14356007.a07_067 
  4. ^ Bracco Diagnostics Inc. "chromitope sodium (Sodium Chromate, Cr 51) injection, solution". DailyMed. Diakses tanggal 2008-06-20. 
  5. ^ Louis F. Fieser4-cholesten-3,6-dione" Org. Synth. 1955, 35, 36. DOI:10.15227/orgsyn.035.0036
  6. ^ IARC (2012) [17-24 March 2009]. Volume 100C: Arsenic, Metals, Fibres, and Dusts (PDF). Lyon: International Agency for Research on Cancer. ISBN 978-92-832-0135-9. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2020-03-17. Diakses tanggal 2020-01-05. There is sufficient evidence in humans for the carcinogenicity of chromium (VI) compounds. Chromium (VI) compounds cause cancer of the lung. Also positive associations have been observed between exposure to Chromium (VI) compounds and cancer of the nose and nasal sinuses. There is sufficient evidence in experimental animals for the carcinogenicity of chromium (VI) compounds. Chromium (VI) compounds are carcinogenic to humans (Group 1). 
  7. ^ "Potassium dichromate MSDS". JT Baker. 

Bacaan lebih lanjut

[sunting | sunting sumber]