Lompat ke isi

News dot Com

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

News dot com adalah suatu acara parodi politik yang disiarkan di stasiun televisi Indonesia, Metro TV. Acara ini merupakan metamorfosis acara sebelumnya Republik BBM di Indosiar.

Latar belakang cerita

[sunting | sunting sumber]

Acara ini mengisahkan tentang sebuah kantor berita di suatu negeri antah-berantah bernama Republik Mimpi (menirukan Republik Indonesia; sebelumnya sejak 4 Maret 2007 bernama Kerajaan Mimpi, namun kembali menjadi republik mulai 18 Maret 2007). Republik Mimpi dikisahkan beribu kota di Yaharta (menirukan Jakarta), dengan presiden bernama Si Butet Yogya atau SBY (menirukan presiden Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono; diperankan oleh Butet Kertaradjasa), wakil presiden yang diperankan oleh Jarwo Kwat (menirukan wakil presiden Indonesia ke-10 Jusuf Kalla; diperankan oleh Sujarwo; sebelumnya diperankan oleh Ucup Kelik), dan penasehat bidang komunikasi politik yang diperankan oleh Effendi Ghazali (Dosen Universitas Indonesia). Suko Widodo (Dosen Universitas Airlangga, Surabaya) menjabat sebagai Dipendam.

Setiap episodenya membahas hal-hal yang berbeda tentang kejadian-kejadian yang mirip dengan di negeri tetangganya, Indonesia. Sama seperti Indonesia, Republik Mimpi mempunyai mantan-mantan presiden yang menjadi guru bangsa yaitu: Suharta (menirukan presiden Indonesia ke-2 Soeharto; diperankan oleh Burhanuddin Moeloek), Habudi/Budi (menirukan presiden Indonesia ke-3 Baharuddin Jusuf Habibie; diperankan oleh Budi Setiawan), Gus Pur (menirukan presiden Indonesia ke-4 Abdurahman Wahid; diperankan oleh Handojo), dan Megakarti (menirukan presiden Indonesia ke-5 Megawati Soekarnoputri; diperankan oleh Sukarti).

New dot com di sisi lain tidak hanya mempunyai para tokoh-tokoh parodi, tetapi juga peran-peran pembantu dan orang dekat presiden. Sekretaris Resmi Prediden Si Butet Yogya diperankan oleh Anya Dwinov . Olga Lydia yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Istana dinaikkan jabatannya menjadi "Utusan Khusus Presiden Untuk Masalah yang Mengalami Kebuntuan" atau disingkat Usus Buntu. Christopher Ibenk menempati posisi Juru Bicara Presiden. Iwel Wel, teman dekat Effendi Ghazali dan juga juara lawak Sumatera Barat 1989 dinobatkan sebagai "Orang Dalam Istana". Yusril Ihza Mahendra diparodikan sebagai Yusnil, dan Tutul Lohan (dari Tukul Arwana) sebagai Dirjen Septic Tank (dahulu menteri Laptop (Laporan tentang orang perorang)).

  • Mari wujudkan mimpi menjadi kenyataan!
  • Jangan cuma BBM: Baru Bisa Mimpi!
  • Jangan cuma baru bisa mimpi!

Somasi dan Kerajaan Mimpi

[sunting | sunting sumber]

Pada 4 Maret 2007, News Dot Com berganti menjadi kerajaan setelah adanya isu somasi oleh Menkominfo Sofyan Djalil. Namun, melalui dekret kerajaan pada 18 Maret 2007, bentuk kembali berubah menjadi Republik Mimpi, dimana pernyataan Paduka Raja SBY (Si Butet Yogya) adalah, "Kami lebih takut somasi dari rakyat ketimbang somasi oleh penguasa...".[1]

Banyak dukungan kepada News Dot Com. Di situs web Metro TV, tercatat lebih dari 500 opini yang mendukung Republik Mimpi agar tetap ditayangkan terus. Juga di beberapa situs web seperti Perspektif.net dan detik.com yang memiliki opini yang sama.

Walau begitu, Menkominfo Sofyan Djalil, secara pribadi sempat menyebutkan acara ini "lebih banyak mudharatnya ketimbang manfaatnya".[2]

Open House Republik Mimpi

[sunting | sunting sumber]

Sejak bulan Mei 2007, Metro TV memperkenalkan acara baru, yakni Open House Republik Mimpi. Acara yang merupakan versi langsung (live) dari Republik Mimpi ini ditayangkan setiap hari Jumat pukul 22.05 WIB. "Open House" menampilkan berita-berita dan suasana yang lebih "ringan" dibandingkan dengan Republik Mimpi, seperti olahraga, dll. Acara ini dibawakan oleh artis Happy Salma dan "Orang Dalam Istana" Iwel Wel. Acara ini tetap didukung oleh tokoh-tokoh utama, seperti Presiden Si Butet Yogya, Wapres Jarwo Kwat, Guru Besar Bangsa Gus Pur, dan Habudi. Salah satu keunikan acara ini adalah adanya para "opener", yakni "orang awam" (yang sebenarnya adalah artis dan pelakon) yang memberikan ide, kritik, dan saran yang membangun terhadap masalah yang dibicarakan.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Dekret Presiden Si Butet Yogya, 18 Maret 2007". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-03-12. Diakses tanggal 2007-03-20. 
  2. ^ "Menkominfo sebagai pribadi: Jangan Mengolok Kepemimpinan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-03-12. Diakses tanggal 2007-03-20. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]