Nizami Jamil
Orang Kaya Nizami Jamil Nizami Jamil | |
---|---|
Lahir | 21 Desember 1936 Siak Sri Indrapura, Kesultanan Siak Sri Indrapura |
Tempat tinggal | Jl. Lokomotif Pekanbaru |
Kebangsaan | Indonesia |
Pekerjaan | Pjs. Ketua Majelis Kerapatan Adat Lembaga Adat Melayu Riau 2016-2017 |
Dikenal atas | Budayawan dan sastrawan Riau |
Suami/istri | Hj. Yusnalis |
Orang Kaya Nizami Jamil atau lebih dikenal dengan nama OK Nizami Jamil (lahir 21 Desember 1936) adalah budayawan, sastrawan, dan mantan ketua MKA (Majelis Kerapatan Adat) Lembaga Adat Melayu Riau.
Kehidupan pribadi
[sunting | sunting sumber]Kedekatan OK Nizami dengan adat Melayu Riau tumbuh sejak dalam kandungan bunda. Ayahnya, Orang Kaya Muhammad Jamil, sekertaris pribadi Sultan Syarif Kasim II di Kesultanan Siak Sri Indrapura. Ibundanya, Encik Mariah adalah dayang-dayang yang juga diasuh dalam adat istiadat istana. OK Nizami kecil tumbuh di lingkungan istana. Sejak kanak-kanak, penglihatan dan pendengarannya akrab dengan tarian tradisi Melayu seperti tarian Zapin dan teater Mak Yong, yang setiap malam minggu digelar di istana. Anak bungsu dari 15 bersaudara ini juga telah menari dan melukis potret pahlawan-pahlawan nasional sejak kelas 2 SD. Saat orangtuanya mengirim OK Nizami ke SMP Kurai di Bukit Tinggi, remaja ini mendalami kebudayaan Minangkabau dan diangkat menjadi Ketua Kesenian Persatuan Siswa Minangkabau (PSM). Ia kembali ke Riau saat terjadi pemberontakan PRRI.
Dalam suasana diawasi CPM PRRI, yang saat itu memiliki kekuatan besar di Riau, strategi berkesenian menjadi pilihan yang dirasa tepat untuk tetap mendukung persatuan NKRI. Di rumah orangtuanya di Jalan Jawa 14 Pekanbaru, OK Nizami mengundang teman-temannya. Mereka berlatih tari Serampang 12, Mak Inang Pulau Kampai, Tanjong Katong, Zapin, dan tari Joget. Para penarinya terdiri atas pemuda-pemudi yang berjuang untuk Provinsi Riau. Saat Riau bebas dari pengaruh PRRI dan sepenuhnya kembali ke NKRI (1958), para penari ini lulus SMA.
Meskipun ayahnya mengharapkan OK Nizami melanjutkan ke Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) di Malang, anak laki-laki satu-satunya ini malah memilih melanjutkan ke Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) di Yogyakarta. Di samping membuat spanduk, poster, baleho dan pameran seni rupa, di Kota Gudeg ini ia membuka kelas tari-tari Melayu dan terus mengembangkan karya perdananya, tari Persembahan. Di kemudian hari (2009), ketika ia menjadi pediri Lembaga Warisan Budaya Melayu Riau, tarian ini dibakukan. Sejarah, filosois dan tata gerak tari ini ia tulis dan diterbitkan dalam buku Pembakuan Tari Persembahan.
Usai kuliah, OK Nizami kembali ke Pekanbaru. Ia menjadi guru gambar dan reklame di beberapa sekolah menengah dan menjadi wakil kepala sekolah di SGA (Sekolah Guru Atas) Hang Tuah. Ia pernah menyelenggarakan pameran seni rupa di garasi rumah orangtuanya. Di pameran itu pula untuk pertama kali lukisannya dipamerkan di Pekanbaru bersama pelukis kawakan, antara lain, pelukis naturalis Bahir Louis dan Tenas Effendy. Berkat pameran karyanya itu ia dipanggil untuk menjadi pegawai negeri di bidang kesenian. Sejak 1962, berbagai jabatan telah ia jalani, antara lain, Kepala Kantor Pembinaan Kesenian Perwakilan Departemen P & K Provinsi Riau, Kepala Kanwil Dikbud Provinsi Riau, dan terakhir menjabat sebagai anggota DPRD Provinsi Riau.
Dalam rentang waktu itu beberapa upaya untuk melestarikan budaya Melayu Riau ia lakukan. Karena minimnya dana dari negara untuk kesenian, ia bersama Tenas Effendy, Toga Hutabarat dan A Sulaiman Syafei membentuk Badan Pembinaan Kesenian Daerah yang dapat menggalang dana sendiri. Badan ini telah menghasilkan karya antara lain orkes simfoni yang dimainkan 80 pemusik Riau, penulisan Sejarah Cerita Rakyat Riau, Selayang Pandang Antrologi Riau dan Sejarah Tenun Siak. Mereka juga menciptakan Tari Melayu Riau yang diambil dari tari Zapin, Lenggang Patah 9, gerak Mak Inang, gerak Joget dan gerak Silat Pangean, Silat Pedang dan gerak suku agama asli seperti Olang-olang, Serunting Melayang dan Bukian dalam upacar per-bomo-an. Ia juga membuat program untuk memberikan pelatihan tari Persembahan kepada guru-guru SMP dan SMA, baik yang ada di Riau daratan maupun di pelosok Riau kepulauan.
Untuk mewarisi kebudayaan Melayu Riau pada generasi selajutnya, bersama rekan-rekannya, ia juga mendirikan Lembaga Warisan Budaya Melayu Riau. Di samping menciptakan banyak tari langgam Melayu, OK Nizami juga sudah menulis sekitar 25 buku mengenai sejarah dan kebudayaan Melayu Riau. Ini belum termasuk tiga buku yang belum diterbitkan, yaitu buku mengenai arsitektur Melayu dan perlawanan rakyat Siak melawan Portugis dan Belanda, yang menurutnya belum banyak direkam dalam dokumentasi sejarah bangsa Indonesia.[1]
Karya Tulis
[sunting | sunting sumber]- Sejarah Kerajaan Siak
- Negeri Siak Tanah Kelahiranku. Autobiografi
- Istana Asserayah Hasyimiah
- Bab Al-Qawa'id Transliterisasi dan Analisis
- Sultan Syarif Kasim II
- Tahtaku untuk Negeriku Indonesia