Objektivitas (ilmu)
Tampilan
Objektivitas atau objektif dalam keilmuan berarti upaya-upaya untuk menangkap sifat alamiah (empiris) sebuah objek yang sedang diteliti/ dipelajari dengan suatu cara di mana tidak tergantung pada fasilitas apapun dari subjek yang menyelidikinya.
Keobjektifan pada dasarnya tidak berpihak, di mana sesuatu secara ideal dapat diterima oleh semua pihak, karena pernyataan yang diberikan terhadapnya bukan merupakan hasil dari asumsi (kira-kira), prasangka, ataupun nilai-nilai yang dianut oleh subjek tertentu.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- Daston, Lorraine & Galison, Peter. (1992). The image of objectivity. Representations. 40(Autumn), 81-128.
- Daston, Lorraine & Galison, Peter. (2007). Objectivity. New York: Zone Books.
- Dawkins, Richard. (2003). A devil’s chaplain: Selected essays. Phoenix.
- Haraway, Donna. (1988). Situated knowledges: The science question in feminism and the privilege of partial perspective. Feminist Studies, 14(3), 575-599.
- Kuhn, Thomas. (1962). The structure of scientific revolutions. University of Chicago Press, 3rd Ed., 1996.
- Latour, Bruno. (1987). Science in action. Cambridge, Mass: Harvard University Press.
- Polanyi, M. (1958). Personal knowledge, towards a post-critical philosophy. London: Routledge.
- Sokal, Alan & Bricmont, Jean. (1999). Intellectual impostures: Postmodern philosophers’ abuse of science. London: Profile Books.
- Gaukroger, S. (2001). Objectivity, History of. IN: Smelser, N. J. & Baltes, P. B. (eds.) International Encyclopedia of the Social and Behavioral Sciences. Oxford. (pp. 10785– 10789).
- Porter, Theodore M. (1995). Trust in Numbers: The Pursuit of Objectivity in Science and Public Life. Princeton University Press.
- Restivo, Sal. (1994). Science, Society, and Values: Toward a Sociology of Objectivity. Lehigh University Press.