Lompat ke isi

PKPBI

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

pp0p

Konsep PKPBI

[sunting | sunting sumber]

Ketunarunguan adalah suatu keadaan atau derajat kehilangan pendengaran yang meliputi seluruh gradasi ringan, sedang dan sangat berat yang dalam hal ini dikelompokkan ke dalam dua golongan besar yaitu tuli (lebih dari 90 dB) dan kurang dengar (kurang dari 90 dB), yang walaupun telah diberikan alat bantu mendengar tetap memerlukan pelayanan khsusus salah satunya Pengembangan Komunikasi, Persepsi Bunyi, dan Irama (PKPBI).

PKPBI adalah pembinaan komunikasi dan penghayatan bunyi yang dilakukan dengan sengaja atau tidak sengaja, sehingga kemampuan komunikasi dan mempersepsi bunyi melalui pendengaran dan perasaan vibrasi yang masih dimiliki peserta didik tunarungu dapat dipergunakan sebaik-baiknya untuk berintegrasi dengan dunia sekelilingnya yang penuh dengan bunyi.

Pembinaan secara sengaja yang dimaksud adalah bahwa pembinaan itu dilakukan secara terprogram; tujuan, jenis pembinaan, metode yang digunakan dan alokasi waktu yang ditentukan. Sedangkan pembinaan secara tidak sengaja adalah pembinaan yang spontan karena anak bereaksi terhadap bunyi latar belakang yang hadir pada situasi pembelajaran di kelas, seperti tiba-tiba terdengar bunyi motor, bunyi bell sekolah, suara bedug, kemudian guru membahasnya. Misalnya, "Oh dengar suara motor ya? Suaranya 'Brem... brem... brem...' benar begtu?".

PKPBI bertujuan untuk mengembangkan kemampuan komunikasi dan bahasa peserta didik tunarungu, seperti meningkatkan kepekaan kemampuan mempersepsi bunyi dan perasaan vibrasi sehingga peserta didik tunarungu dapat melakukan kontak dengan dunia.

Prinsip PKPBI

[sunting | sunting sumber]

Bambang Nugroho (2002:16), mengemukakan ada 6 prinsip umum yang harus diperhatikan oleh guru dalam membelajarkan PKPBI, yakni:

  1. Prinsip pembelajaran PKPBI bagi peserta didik tunarungu
  2. Peserta didik tunarungu harus secara terus-menerus dimasukkan ke dalam dunia bunyi;
  3. PKPBI hendaknya diberikan sedini mungkin (sisa pendengaran perlu diberi rangsangan bunyi secara terus-menerus dan teratur);
  4. Memperhatikan prinsip-prinsip umpan balik (prinsip cibernetik) dalam dunia bunyi: irama, bunyi, gerak;
  5. Hendaknya digunakan pendekatan multisensory;
  6. PKPBI dilaksanakan secara sistematis, teratur, berkesinambungan, terprogram baik materinya maupun jumlah waktu yang dibutuhkan; dan
  7. PKPBI merupakan bagian integral dari proses pemerolehan bahasa peserta didik tunarungu.