Pamukan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pamukan[1] adalah wilayah berbentuk semenanjung yang terdapat di daratan pulau Kalimantan bagian tenggara yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan dan Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur. Daerah ini dahulu merupakan Kerajaan Tjingal,[2] tetapi sekarang terbagi dalam 6 wilayah kecamatan yaitu:

  1. Pamukan Barat, Kotabaru
  2. Pamukan Utara, Kotabaru
  3. Pamukan Selatan, Kotabaru
  4. Muara Samu, Paser
  5. Tanjung Harapan, Paser
  6. Batu Engau, Paser

Teluk yang terdapat di daerah ini disebut Teluk Pamukan.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Pamukan merupakan salah satu daerah tertua yang ada di Kabupaten Kotabaru, sebagai vazal Kesultanan Banjar yang mengantarkan upeti kepada Raja Banjar Sultan Suriansyahpada awal abad ke-16, Hikayat Banjar menyebutkan:
Sudah itu maka orang Sebangau, orang Mendawai, orang Sampit, orang Pembuang, orang Kota Waringin, orang Sukadana, orang Lawai, orang Sambas sekaliannya itu dipersalin sama disuruh kembali. Tiap-tiap musim barat sekaliannya negeri itu datang mahanjurkan upetinya, musim timur kembali itu. Dan orang Takisung, orang Tambangan Laut, orang Kintap, orang Asam-Asam, orang Laut-Pulau, orang Pamukan, orang Paser, orang Kutai, orang Berau, orang Karasikan, sekaliannya itu dipersalin, sama disuruh kembali. Tiap-tiap musim timur datang sekaliannya negeri itu mahanjurkan upetinya, musim barat kembali.[3]

Kerajaan Pamukan merupakan kerajaan suku Dayak Samihim (Dayak Dusun Maanyan) yang semula berkedudukan di sungai Cengal. Kerajaan ini kemudian hancur karena serangan dari luar. Orang-orang Dayak Dusun Maanyan merupakan rakyat Kesultanan Banjar ini kemudian meminta kepada Sultan Banjar agar ditempatkan seorang penguasa yang memimpin mereka dan sebagai pengganti Kerajaan Pamukan yang telah hancur tersebut. Kemudian Sultan Banjar mengutus Pangeran Dipati Tuha bin Sultan Saidullah untuk mendirikan kerajaan baru di daerah ini dengan ibu kota kerajaan tidak lagi di sungai Cengal tetapi di sungai Bumbu anak sungai Sampanahan, karenanya kerajaan ini kemudian dikenal sebagai Kerajaan Tanah Bumbu dengan cakupan wilayah yang lebih luas. Bekas Daerah Pamukan kemudian lebih dikenal sebagai Divisi Cengal sebagai salah satu 5 divisi Kerajaan Tanah Bumbu. Daerah Cengal ini pernah menjadi daerah pendudukan Kesultanan Paser.[4]

Akhir-akhir ini pemerintah Kabupaten Kotabaru berencana memekarkan wilayah di daerah ini yang akan dinamakan Kabupaten Pamukan.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Pammucan (Belanda) L. C. van Dijk, NeĀ©erland's vroegste betrekkingen met Borneo, den Solo-Archipel, Camobdja, Siam en Cochin-China, Scheltema, 1862
  2. ^ "Native states (zelfbesturen) in Dutch Borneo, 1900". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-05-05. Diakses tanggal 2011-06-30. 
  3. ^ (Melayu)Johannes Jacobus Ras, Hikayat Banjar diterjemahkan oleh Siti Hawa Salleh, Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka, Lot 1037, Mukim Perindustrian PKNS - Ampang/Hulu Kelang - Selangor Darul Ehsan, Malaysia 1990.
  4. ^ (Belanda) Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen Lembaga Kebudajaan Indonesia (1853). "Tijdschrift voor Indische taal-, land-, en volkenkunde". 1. Lange & Co.