Panjang, Kedungadem, Bojonegoro

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Panjang adalah sebuah desa di Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur.

Desa Panjang dulu adalah satu wilayah kesatuan masyarakat yang dimulai dengan nama Pajang konon menurut cerita pada masa kerajaan mataram islam Setelah Pajang dan Demak dapat ditaklukkan, (Sutawijaya) anak dari Ki Ageng Pamenahan  berniat menjadi Raja Jawa dengan menaklukkan beberapa bupati yang dulunya setia pada demak dan pajang diantara adalah bupati Surabaya dan bupati Purbaya (madiun) dalam hal ini Bupati Madiun (Purbaya)  dapat ditaklukan sehingga keluarga dari bupati madiun R.Jomeno/Pangeran Timur mengungsi diberbagai daerah salah satu rombongan bersinggah didaerah bedander atau sekarang disebut Dander dan beberapa rombongan menyebarluas sampai di hutan ngluyu, adapun salah satu rombongan ada yang sampai diwilayah hutan belantara yang mana sekarang menjadi Wilayah Desa Panjang rombongan tersebut dipimpin oleh Raden Paero Nyamun orang biasa menyebutnya mbah den, singkat cerita rombongan mbah den sampai diwilayah hutan belantara yang terdapat sebuah kedung, rombangan pun banyak beristirahat untuk minum dan mandi,

Panjang
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
KabupatenBojonegoro
KecamatanKedungadem
Kode Kemendagri35.22.08.2004
Luas... km²
Jumlah penduduk... jiwa
Kepadatan... jiwa/km²

            Pada saat rombongan beristirahat disebelah kedung yang udaranya sejuk rombongan beristirahat sampai malam tak terasa mbah den tertidur. Dalam lelap tidur didatangi seorang yang memerintahkan agar ia membuka hutan ini untuk menjadikan sebuah perdikan diawali dari sebrang sungai. menjelang fajar mbah den terbangun, dan merenungkanm mimpinya, mbah den menceritakan mimpinya pada rombangannya dan para rombongan meyimpulkan bahwa mimpi itu adalah petunjuk karena para rombongan dalam keadaan lelaku priatin atau tirakat dan menurut orang jawa mimpi dibagi menjadi 3 yaitu Titi Yoni,gondo Yoni,Puspo Tajem, dan mimpi mbah den tergolong mimpi Puspo Tajem yang mana terjadi menjelang subuh dan dialami oleh orang yang sedang lelaku tirakat atau priatin.

          Berdasarkan petunjuk atau wangsit dari mimpi tersebut maka mbah den dan para rombongan menetap di hutan tersebut dan membuka perdikan disebelah sungai / kedung, dan untuk mengenang kerajaan pajang maka daerah tersebut diberi nama Pajang namun seiring perkembangan zaman orang-orang menyebutnya menjadi Panjang, nama Paero sendiri yang artinya pangeran dan Nyamun yang artinya sedang menyamar jadi mbah den sendiri adalah seorang pangeran yang menyamar.

        Desa panjang terbagi menjadi 5 (lima) wilayah diantaraanya Dusun Ngaglik, Dusun Wedegan, Dusun Panjang,Dusun Tlawah dan Dusun Malangbong untuk mempringati hari jadi Desa masyarakat desa panjang mempringatinya satu tahun sekali setelah musim panen padi sebagai wujud syukur masyarakat terhadap hasil panen,