Paru-paru buatan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Paru-paru buatan adalah sebuah perangkat medis yang digunakan untuk menggantikan fungsi paru-paru manusia yang telah kehilangan fungsi aslinya. Misalnya, paru-paru yang telah terinfeksi virus atau kehilangan fungsi akibat sesuatu kecelakaan dan sebagainya. Selain itu, paru-paru buatan ini juga akan berperan sebagai paru-paru biologi untuk mengoksidasikan darah dalam tubuh kita dan pada saat yang sama juga menghilangkan karbon dioksida (CO2).[1] Namun, karena teknologi kedokteran masih belum mencapai tingkat yang begitu maju lagi, hanya terdapat satu jenis paru-paru buatan saja, yaitu oksigenasi membran ekstrakorporeum ( Extracorporeal membrane oxygenation, ECMO).

Extracorporeal Membrane Oxygenation[sunting | sunting sumber]

Extracorporeal Membrane Oxygenation (disingkat ECMO) adalah sejenis teknik untuk mengobati kekurangan penafasan dengan menyediakan dukungan penafasan ke tubuh pasien. Darah pasien yang menyalur melalui paru-paru buatan ini akan dibagikan kepada dua bagian oleh gas-permeabel membran. Pada awalnya teknik ini hanya diaplikasikan pada bayi saja tetapi sekarang ia telah digunakan secara luas di kalangan orang dewasa

Jenis-jenis[sunting | sunting sumber]

Veno-arteri (VA) Veno-vena (VV)
Memberi dukungan kepada jantung dan pernafasan Hanya memberi dukungan kepada penafasan
Mencakup canulasi dari arteri utama, kekurangan perfusi paru-paru, penurunan pengeluaran kardiak, peningkatan risiko neurologi Memelihara kedenyutan, menghindari dari canulasi arteri utama, penurunan risiko neurologi, menghindari cedera iskemia kepada paru-paru.
Darah yang mengalir dari sistem veno dan akan pulang ke sistem arteri Darah yang mengalir dari sistem vena dan akan pulang ke sistem vena

Reka Bentuk ECMO[sunting | sunting sumber]

Kegagalan pernafasan disebabkan kegagalan paru-paru manusia untuk menjalani proses pertukaran gas (oksigen dan karbon dioksida). ECMO digunakan untuk melaksanakan fungsi paru-paru. Ia terdiri dari kanula, pompa, bendungan darah, oksigenator dan penukar panas.[2]

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ William J. Federspiel, K. A. (2004). Lung, Artificial: Basic Principles and Current Applications. In G. L. Gary E. Wnek, Encyclopedia of Biomaterials and Biomedical Engineering (pp. 910-931). New York: Marcel Dekker
  2. ^ (2010). Bioartificial Organ Design. Dalam K. R. Sharma, Transport Phenomena in Biomedical Engineering: Artifical organ Design and Development, and Tissue Engineering. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc

Pranala luar[sunting | sunting sumber]