Pasifisme Kristen

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Templat:Origenism

Martírio de Santo Hipólito (Martyrdom of Saint Hippolytus) by Cristóvão de Figueiredo
Yesus dianggap sebagai seorang pasifisme

Pasifisme Kristen adalah posisi teologis dan etis yang menurutnya pasifisme dan non-kekerasan yang memiliki dasar alkitabiah dan rasional bagi orang Kristen, dan menegaskan bahwa segala bentuk kekerasan tidaklah sesuai dengan iman Kristen.[1] Para pasifis kristen menyatakan bahwa Yesus sendiri adalah seorang pasifis yang mengajar dan mempraktikkan pasifisme dan bahwa para pengikutnya harus melakukan hal yang sama.[2] Para pasifisme terkemuka termasuk Martin Luther King Jr. , Leo Tolstoy,[3] Adin Ballou, dan Hennacy percaya bahwa kepatuhan kepada agama kristen tidak hanya membutuhkan pasifisme, tetapi karena pemerintah pasti mengancam atau menggunakan kekuatan untuk menyelesaikan konflik, anarkisme. Namun, sebagian besar pasifis Kristen, termasuk Gereja Perdamaian, Tim Perdamaian Kristen, dan individu seperti John Howard Yoder, tidak mengklaim sebagai anarkis.

Asal-usul[sunting | sunting sumber]

Perjanjian Lama[sunting | sunting sumber]

Old Testament

Akar pasifisme Kristen dapat ditemukan dalam kitab suci Perjanjian Lama menurut profesor agama Baylor University, John A. Wood.[4]Millard C. Lind menjelaskan teologi peperangan di Israel kuno bahwa Allah mengarahkan umat Israel untuk percaya kepada-Nya, bukan cara bangsa-bangsa lainya berperang, dan untuk mencari perdamaian bukan kekuatan paksaan. Stephen B. Chapman mengungkapkan bahwa Perjanjian Lama menggambarkan intervensi ilahi Allah, bukan politik kekuasaan manusia, atau raja yang berperang, sebagai kunci untuk pelestarian Israel.[5]Lind menegaskan Perjanjian Lama mencerminkan bahwa Tuhan kadang-kadang menjatuhkan sanksi, bahkan memerintahkan perang sampai-sampai Tuhan benar-benar berperang menggunakan kekuatan alam, tindakan ajaib, atau bangsa lain.[6]Selanjutnya Lind berpendapat bahwa Tuhan berperang agar Israel tidak berperang seperti bangsa lain karena tuhan membebaskan mereka.[7]Tuhan berjanji untuk berperang bagi Israel. menjadi musuh bagi musuh-musuh mereka dan menentang semuan yang menentang mereka (Keluaran 23:22).[8]

Perjanjian Lama menegaskan bahwa Tuhan adalah satu-satunya pemberi kehidupan dan Tuhan berdaulat atas kehidupan manusia. Peran manusia adalah menjadi penatalayan yang harus menjaga semua ciptaan tuhan, dan itu termasuk melindungi kehidupan manusia. Craige menjelaskan bahwa perwahyuan diri Tuhan melalui partisipasinya dalam sejarah manusia sebagai Sejarah Keselamatan.[9]Tujuan utama partisipasi Tuhan adalah keselamatan manusia.

Pelayanan Yesus[sunting | sunting sumber]

Yesus muncul mengajarkan pasifisme

Yesus muncul mengajarkan pasifisme selama pelayanannya ketika dia memberi tahu murid-muridnya.[10] Ada yang mendengar bahwa dikatakan, mata diganti mata, gigi ganti gigi, tapi saya katakan jangan lawan orang jahat. jika seseorang memukul pipi kanan anda, berikan pipi yang lain kepadanya.[11]Cintailah musuhmu, berbuat baiklah kepada mereka yang membencimu, berkatilah mereka yang mengutukmu, doakan mereka yang menghaniayamu.[12][13]Kembalikanlah pedangmu ketempatnya, karena semua yang menghunus pedang akan mati oleh pedang.[14]

Gereja Awal[sunting | sunting sumber]

Beberapa Bapa gereja menafsirkan ajaran Yesus sebagai mengannjurkan non-kekerasan.[15]

Konvensi Kekaisaran Romawi[sunting | sunting sumber]

Setelah Kaisar Romawi Konstantius bertobat pada tahun 312 M dan mulai menaklukan "dalam nama Kristus" Kekristenan mulai trjerat dengan negara, dan perperangan dan kekerasan makin dibenarkan oleh orang-orang Kristen yang berpengaruh. Misalnya, Agustinus dari Hippo menganjurkan penganiayaan negara kepada kaum Donatis.[16]

Abad Pertengahan[sunting | sunting sumber]

Menurut hagiografi Bonifacia, Bonifasius, pada tahun 754, berangkat dengan rombongan ke Frisia, dengan harapan membuat Fricia tobat. Ia membaptis sebagian besar orang mengadakan rapat umum untuk pengukuhan disuatu tempat yang tidak jauh dari Dokkum. antara Franeker dan Gronigen. Namun, alih-alih para petobatnya, sekelompok bersenjata muncul membunuh uskup agung tua itu. Hagiografi menyebutkan bahwa Bonifasius membujuk rekan-rekannya (bersenjata) untuk melettakkan senjata mereka. "Hentikan pertempuran. Letakkan senjatamu, karena kita diberitahu dalam kitab suci untuk tidak membalas kejahatan tetapi untuk mengatasi kejahatan dengan kebaikan.[17]

Aksi Pasifisme Kristen[sunting | sunting sumber]

Abolisionis dan Anarkis Kristen abad ke-19 Adin Ballou dan William Lloyd Garrison kritis terhadap sifat kekerasan dan konserfatif dari semua pemerinahan manusia. Ballou dan Garrison menganjurkan non-perlawanan terhadap institusi perbudakan dan imperialisme, karena mereka melihat Alkitab sebagai perwujudan dari "non-perlawanan pasif" dan satu satunya cara mencapai mellenim baru di Bumi. Alih-alih kekerasan, mereka menganjurkan bujukan moral atau teguran yang konsisten terhadap institusi perbuuudakan sehingga untuk membujuk orang selatan yang rasis dan orang utara yang acuh terhadap tujuan Abolisionis. Garrison, dan Ballou, bersama dengan Amos Bronson Alcott, Maria Weston Chapman, Stephen Symonds Foster, Abby Kelly, Samuel May, dan Henry C. Wright.[18]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Dombrowski, Daniel A. (2018). Buku Pegangan Routletge Pasifisme dan Non-Kekerasan. London: Andrew Fiala. hlm. 43–53. ISBN 9781138194663. 
  2. ^ "Apakah Yesus seorang pasifis?". GotQuestions.org/Indonesia. Diakses tanggal 2022-07-20. 
  3. ^ McKeogh, Colm (2009). Tosloy's Pacifism. New York: Amherst. ISBN 9781604976342. 
  4. ^ Wood, John A. (1998). Perspektif Tentang Perang Dalam Alkitab. Amerika Serikat: Mercer University Press. hlm. 13. ISBN 0865545642. 
  5. ^ Heath A., Thomas (2013). Holy War in The Bible; Christian Morality and an Old Testament Problem. Downers Grove: Intervarsity Press. ISBN 9780830884285. 
  6. ^ Millard C., Lind (1980). Yahweh Is a Warrior. Inggris: Menno Media. hlm. 25–27. ISBN 9780836112337. 
  7. ^ Millard C., Lind (1980). Yahweh is a Warrior. Inggris: Menno Media. hlm. 25–27. ISBN 9780836112337. 
  8. ^ "oremus Bible Browser : Exodus 23:22". bible.oremus.org. Diakses tanggal 2022-07-20. 
  9. ^ Craige, Piter C. (2002). Masalah Perang Dalam Perjanjian Lama. Eugene: Wipf and Stok. hlm. 63. ISBN 1579108830. 
  10. ^ W, Edgar (1958). Christian Pacifism. 
  11. ^ "oremus Bible Browser". bible.oremus.org. Diakses tanggal 2022-07-20. 
  12. ^ "oremus Bible Browser : Matthew 5:43–48". bible.oremus.org. Diakses tanggal 2022-07-20. 
  13. ^ "oremus Bible Browser : Luke 6:27–48". bible.oremus.org. Diakses tanggal 2022-07-20. 
  14. ^ "oremus Bible Browser : Matthew 5:43–48". bible.oremus.org. Diakses tanggal 2022-07-20. 
  15. ^ Gonzales, Justo L. (2005). Essential Theological Terms. Westminster: Jhon Knox Press. hlm. 125. ISBN 0-664-22810-0. 
  16. ^ Andreicut, Gavril (2010-07-01). "The Church's Unity and Authority: Augustine's Effort to Convert the Donatists". Dissertations (1934 -). 
  17. ^ Talbot. hlm. 56. 
  18. ^ Curti, Merle E (1929). Tanpa Perlawan di New England. New England: Triwulan. hlm. 34–57.