Lompat ke isi

Pembicaraan:Nuh

Konten halaman tidak didukung dalam bahasa lain.
Bagian baru
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Pembicaraan:Nuh dalam Islam)
Komentar terbaru: 1 tahun yang lalu oleh InternetArchiveBot pada topik External links found that need fixing (November 2023)

Perombakan artikel

[sunting sumber]

Per 7 Feb 2020, saya memutuskan untuk merombak artikel Nuh karena:

  • Banyak bagian yang tidak mencantumkan sumber
  • Menyeimbangkan antara sudut pandang Islam dan Kristen

Hafidh Wahyu P (bicara) 7 Februari 2020 10.22 (UTC)Balas

Format artikel

[sunting sumber]

Format lama dari artikel ini awalnya bab-babnya dibagi2 berdasarkan agama (misal, ada bab "Nuh menurut Yahudi dan Kristen", kemudian "Nuh menurut Islam"). Terkait bagian kisah, saya mengubah format lama dengan pembagian berdasar agama menjadi format baru dengan pembagian menurut kronologi. Bentuknya:

  • Kisah Nuh dibagi2 berdasarkan urutan kronologi waktu (seperti membahas tokoh sejarah atau kisah2 pada umumnya)
  • Setiap bagian kronologi akan diberi penjelasan dari beberapa versi agama
  • Kalimat pembuka saya buat senetral mungkin dan saya ambil dari bagian yang sama-sama disepakati dalam versi Al-Qur'an dan Alkitab, sehingga tidak berat sebelah ke salah satu agama

Saya merombak demikian karena:

  • Versi dari kedua kitab tersebut banyak kemiripannya. Jika pembagian bab didasarkan pada agama (format lama), maka akan mubazir, karena harus mengulang pembahasan yang sama beberapa kali. Seperti dalam format sebelumnya. Kisah Nuh yang mabuk diulang dua kali: dalam "Nuh versi Yudaisme dan Kristen" dan dalam "Kehidupan setelah banjir".
  • Dengan format baru, maka tiap bagian kronologi bisa dibahas lebih rinci dan menyeluruh. Pembaca juga lebih mudah membandingkan cerita antara dua versi yang ada.
  • Dengan menampilkan dua versi secara bersisian, saya harap ini juga menjadi jalan bagi umat Muslim dan Kristen untuk memahami satu sama lain, khususnya terkait tokoh2 yang sudah dikenal baik. Bila pembagian bab didasarkan pada agama, sangat mungkin Muslim hanya membaca bagian yang Islam dan umat Kristen membaca bagian yang Kristen.
  • Meski format baru ini terkesan "dicampur" antara pembahasan versi Islam, Kristen, dan Yahudi, tetapi saya sudah memberikan penanda yang jelas, bagian ini dari versi mana, bagian itu dari versi mana (di artikel tertulis "Al-Qur'an menyebutkan" atau "Alkitab/Kejadian menyebutkan", dan sejenisnya) sehingga tidak akan campur aduk.

Catatan tambahan:

  • Untuk gambar dalam infobox, saya memang memilih menggunakan kaligrafi (Islam) karena jumlah pembaca Muslim di wikipedia lebih besar. Meski demikian, gambar/lukisan dari Kristen juga banyak saya sertakan di badan artikel. Bahkan kalau dihitung, gambar2 dari Kristen jatuhnya malah lebih banyak jumlahnya karena dalam Islam sendiri terbilang sedikit karya2 lukisan yang menggambarkan para nabi. Gambar-gambar netral (seperti gambar tempat) juga saya sertakan bila memungkinkan.
  • Bila ada beberapa bagian yang butuh perincian lebih detail, saya tidak akan masukkan di bab kisah, tapi saya buat bab sendiri setelah kisah. Misalnya pembahasan mengenai keluarga Nuh, makam Nuh, atau kedudukan Nuh dalam agama-agama. Bab kisah hanya memuat kisah tokoh yang bersangkutan secara garis besar.

Terima kasih. Hafidh Wahyu P (bicara) 12 Februari 2020 08.55 (UTC)Balas

Penggabungan Artikel

[sunting sumber]

Saya mengusulkan agar artikel Nabi Nuh digabungkan ke artikel Nuh. Alasannya:

  • Dua artikel tersebut memiliki garis besar yang hampir sama
  • Perbedaan di antara keduanya terbilang sedikit sehingga masih bisa dirangkum dalam satu halaman
  • Halaman Nabi Nuh hampir semua bersumber pada kitab suci dan hanya menggunakan satu sumber non-kitab
  • Saya kira tidak bijak memisahkan kedua artikel hanya berdasarkan sudut pandang agama (kecuali memang sudah terlalu kompleks dan ribet bila ditampung dalam satu halaman seperti dalam kasus Isa - Yesus). Wikipedia bukan website agama. Justru sebagai ensiklopedia, wikipedia harus menampilkan semua sudut pandang terkait artikel yang bersangkutan secara kesatuan dan menyeluruh.

Bagaimana tanggapannya @Mimihitam:, @Rachmat04:, @Naval Scene:, @Bennylin:, dll? Terima kasih.
Hafidh Wahyu P (bicara) 19 Februari 2020 23.44 (UTC)Balas


Halo Bung Hafidh. Menurut hemat saya, sebaiknya dipisah. Seperti artikel Yesus & Isa, Abraham & Ibrahim, Elia & Ilyas, dll. Ada hal-hal tentang tokoh2 nabi tersebut yang menurut satu agama benar, menurut agama lain salah sama sekali (bertolak belakang). Ini kalau dituliskan dalam satu halaman, bisa menyulitkan pemahaman pembacanya. Sedangkan tujuan kita dalam membuat artikel adalah mempermudah pemahaman. Ini saya lihat yang dilakukan di Wikipedia2 edisi bahasa lain. Mereka sudah bijak memisahkan, karena kembali ke tujuan membuat artikel yang jelas dan mudah dipahami.

Jadi, saran saya sbb.:

  • Pisahkan artikel2 dari nabi2 yang ada. Pandangan Yahudi & Kristian boleh digabung (sesuai kebiasaan di Wikipedia2 edisi bahasa lain), dan Islam dipisahkan. Kalau nantinya pandangan Yahudi & Kristian mau dipisah, silakan saja.
  • Kalau mau mengembangkan artikel, cari banyak sumber2 non kitab suci berupa bahasan terhadap tokoh nabi dalam agama tsb. Misalnya pandangan Josephus, Maimonides, atau Justinus Martyr tentang Musa di artikel versi Yudeo-Kristian. Atau pandangan Ibnu Qutaibah, Al-Maqdisi atau Ibnu Hazm tentang Musa di artikel versi Islam. Ini langkah yang lebih tepat ketimbang menyampur pandangan beberapa kitab suci jadi satu. Saya (pribadi) tertarik untuk membaca dengan komprehensif, pandangan agama2 lain tentang tokoh nabi tertentu.
  • Bila sumber2 non kitab suci yang dicari belum terkumpul banyak, tidak perlu dipaksakan harus dikembangkan dalam waktu yang singkat. Kita bisa pasang tag rintisan, atau butuh pengembangan/referensi tambahan. Artikel2 bisa berkembang dengan waktu yang lama dan banyak kontribusi penyunting lainnya.

Demikian dulu dari saya, salam. Naval Scene (bicara) 24 Februari 2020 11.49 (UTC)Balas

Setuju dengan saran yang diberikan oleh Pak Naval Scene. ··· 🌸 Rachmat04 · 24 Februari 2020 13.24 (UTC)Balas
@Rachmat04:, @Naval Scene: Sebelumnya, terima kasih atas pendapatnya. Sedangkan terkait tanggapan saya:
  • Kita sedang membahas artikel yang berkenaan dengan tokoh masa lampau, bukan terkait hukum atau teologi. Pembahasan mengenai tokoh masa lampau sudah biasa memiliki banyak sudut pandang, lantas apakah kita harus membagi2 artikel tersebut per sudut pandang dengan alasan "pembaca tidak bingung?" Contoh tentang istri Sultan Suleiman Al-Qanuni: Hurrem Sultan/Roxelana. Sebagian berpendapat bahwa dia tokoh yang jahat, sebagian mengatakan sebaliknya, dua sudut pandang yang benar2 saling bertolak belakang. Apa kita harus memisahkan artikel antara pendukung Hurrem dan penentang Hurrem? Tokoh semacam Wu Zetian, Soeharto, Henry VIII dari Inggris, dan masih banyak lagi juga dikenal kontroversial dan memiliki banyak sudut pandang. Apa semua artikel tersebut juga harusnya dibuat beberapa versi terpisah untuk tiap sudut pandang?
  • Untuk bagian "menyulitkan pemahaman pembacanya", saya sepakat bila artikel yang bersangkutan membahas masalah hukum atau teologi yang membutuhkan pembahasan terperinci, itu sebabnya artikel Yesus dan Isa sebaiknya dipisah. Lantas bagaimana dengan artikel Nuh dan Nabi Nuh? Titik kritis perbedaan antara versi Qur'an dan Alkitab hanyalah pada bagian Nuh yang mabuk dan saya kira itu belum bisa dijadikan alasan untuk pemisahan artikel, karena pembahasan terkait perbedaan ini masih bisa ditampung dalam satu-dua paragraf.
  • Kitab ulama yang membahas kisah para nabi juga banyak yang mengambil sumber Alkitab, sebut saja Ibnu Katsir. Anda bisa membaca karya beliau "Qashashul Anbiya'" bahwa beliau di sana berulang kali menuliskan "dalam kitab mereka (maksudnya Yahudi dan Kristen) menyebutkan ..." dan semacamnya. Hal yang biasanya diadopsi dari Alkitab adalah silsilah para Nabi. Perhitungan tahun juga kerap diambil. Mengambil sumber Alkitab dalam penceritaan kisah para Nabi ini sebenarnya bukan hal asing dalam khazanah keilmuan Islam, jadi kenapa wikipedia yang harusnya netral agama malah cenderung lebih kaku terkait masalah ini?
    Hafidh Wahyu P (bicara) 24 Februari 2020 14.44 (UTC)Balas
[sunting sumber]

Hello fellow editors,

I have found one or more external links on Nuh (tokoh Al-Qur'an) that are in need of attention. Please take a moment to review the links I found and correct them on the article if necessary. I found the following problems:

When you have finished making the appropriate changes, please visit this simple FaQ for additional information to fix any issues with the URLs mentioned above.

This notice will only be made once for these URLs.

Cheers.—InternetArchiveBot (Melaporkan kesalahan) 9 Oktober 2023 19.51 (UTC)Balas

[sunting sumber]

Hello fellow editors,

I have found one or more external links on Nuh (tokoh Alkitab) that are in need of attention. Please take a moment to review the links I found and correct them on the article if necessary. I found the following problems:

When you have finished making the appropriate changes, please visit this simple FaQ for additional information to fix any issues with the URLs mentioned above.

This notice will only be made once for these URLs.

Cheers.—InternetArchiveBot (Melaporkan kesalahan) 9 Oktober 2023 19.51 (UTC)Balas

[sunting sumber]

Hello fellow editors,

I have found one or more external links on Nuh (tokoh Alkitab) that are in need of attention. Please take a moment to review the links I found and correct them on the article if necessary. I found the following problems:

When you have finished making the appropriate changes, please visit this simple FaQ for additional information to fix any issues with the URLs mentioned above.

This notice will only be made once for these URLs.

Cheers.—InternetArchiveBot (Melaporkan kesalahan) 11 November 2023 12.37 (UTC)Balas